Ber macam macam kopi kita harus tau asal muasal kopi dan khasiatnya, dikisahkan, setelah Syekh Ali Bin Umar as-Syadziliy diangkat menjadi wali quthb di zamannya, masyarakat ketika itu sering mengalami mushibcah dan ganghuan keamanan akibat gangguan jin dan manusia.
Sehingga pada suatu hari beliau bertemu dengan al-Khidhir dan al-Khidhir memberikan dua batang ranting puun al-Bun dan berkata; Wahai Ali Bin Umar, tanamlah puun ini nanti satu saat bebuah masaklah buahnya, maka kau akan selamat dari segala kejahatan jin dan manusia."
Penemu kopi tersebut, berbeda dengan Imam Abul Hasan as-Syadziliy pendiri Thoriqoh Syadziliyah (wafat tahun 656 Hijriyah) sebagaimana banyak disinyalir banyak informasi yang beredar di internet. Penisbahan nama as-Syadziliy lantaran beliau pernah 3 tahun belajar di Mesir dan mengambil baiat Thoriqoh as-Syadziliyah. Dan beliaulah orang pertama yang menyebarkan Thariqoh As-syadziliyah di Yaman.
Sedangkan menurut Imam Najmuddin al-Ghazziy Seorang pakar sejarah mencatatkan dalam kitab al-Kawakib as-Sairah Fi A'yan al-Miah al-A'syirah: bahwa Orang yang pertama kali menjadikan kebiasaan minum kopi sebagai minuman berkhasiat adalah syekh Abi Bakr Bin Abdullah al-Aidrus beliau bikin racikan kopi dari buah pohon Bun.
Dr al-Qabbaniy menyebutkan, pada awalnya kopi sudah dikenal di wilayah Habasyah (ethiofia) Afrika kemudian dibawa ke Yaman, Brazil dan Pulau Jawa Indonesia.
Terjadi diskusi panjang tentang hukum mengkonsumsi kopi, ada kelompok ulama yang mengharamkan di antaranya imam Ahmad as-Sunbathiy, Imam Ibn Sulthan al-Hanafiy dan lain-lain. Tetapi mayoritas ulama menghalalkannya. Hanta saja ada orang-orang yang punya penyakit tertentu dilarang minum kopi lantaran dapat membahayakan kesehatannya.
Pada suatu hari Sidi Ahmad Mahmud mendatangi rumah seorang wali Quthb bernama Sidi Al_Arabiy Bin Saih rahimahullah tokoh besar dalam thoriqoh tijaniyah yang juga merupakan guru beliau. Beliau disuguhkan kopi Bun, padahal beliau tidak pernah ngopi lantaran hukumnya masih diperdebatkan di kalangan ahli fiqh. Sidi al-Arabiy Bin Saih rahimahullah mengetahui hal itu dan berkata dalam sebuah syair:
ﺇﻏﻨﻢ ﺃﺧﻲ ﻗﻬﻮﺗﻨﺎ # ﻭﺷﺮﺑﻬﺎ ﻭﻟﻮﻧﻬﺎ
ﻭﻻ ﺗﻤﻞ ﻟﻌﺎﺫﻝ # ﻋﻦ ﺷﺮﺑﻬﺎ ﻭﻟﻮ ﻧﻬﻰ
Bersenang-senanglah wahai saudaraku dengan kopi kami saat meminumnya dan cita rasanya. Jangan kau cendrung pendapat orang yang mencela peminum kopi sekalipun ia melarangnya.
Beliau pun sepontanitas menjawab dengan syair:
ﻧﻌﻢ ﻧﻌﻢ ﻳﺎ ﻣﻦ ﻋﻼ # ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﻙ ﻭﺍﻟﺴﻬﺎ
Iya, iya wahai orang yang punya reputasi tinggi di atas bintang Simak dan Suha.
Imam Abdul Ghoni bin Ismail an-Nablusy (wafat tahun 1143 Hijriyah) mengatakan kehalalan kopi melalui dua bait syairnya:
ﻗﻬﻮﺓ ﺍﻟﺒﻦ ﺣﻼﻝ * ﻗﺪ ﻧﻬﻰ ﺍﻟﻨﺎﻫﻮﻥ ﻋﻨﻬﺎ
ﻛﻴﻒ ﺗُﺪﻋﻰ ﺑﺤﺮﺍﻡ * ﻭﺃﻧﺎ ﺃﺷﺮﺏ ﻣﻨﻬـــــﺎ
" Biji kopi itu halal, sungguh mereka para pelarang telah melarangnya
Bagaimana bisa mereka menyatakan hal itu haram sedangkan aku meminumnya”
Syekh Ali Bin umar as-Syadziliy rahimahullah membuat gubahan syair tentang kopi:
ﻗَﻬْﻮَﺓُ ﺍﻟْﺒُﻦِّ ﻳَﺎ ﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟْﻐَﺮَﺍﻡْ * ﺳَﺎﻋَﺪَﺗْﻨِﻲْ ﻋَﻠَﻰ ﻃَﺮْﺩِ ﺍﻟْﻤَﻨَﺎﻡْ
ﻭَ ﺃَﻋَﺎﻧَﺘْﻨِﻲْ ﺑِﻌَﻮْﻥِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻠﻰ * ﻃَﺎﻋَﺔِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻢُ ﻧِﻴَﺎﻡْ
ﻗَﺎﻓُﻬَﺎ ﺍﻟْﻘُﻮْﺕُ ﻭَ ﺍﻟْﻬَﺎﺀُ ﺍﻟْﻬُﺪَﻯ * ﻭَﺍﻭُﻫَﺎ ﺍﻟْﻮُﺩُّ ﻭَ ﺍﻟْﻬَﺎﺀُ ﻫِﻴَﺎﻡْ
ﻻَ ﺗَﻠُﻮْﻣُﻮْﻧِﻲْ ﻋَﻠَﻰ ﺷُﺮْﺑِﻲْ ﻟَﻬَﺎ * ﺇِﻧَّﻬَﺎ ﺷُﺮْﺏُ ﺳَﺎﺩَﺍﺕٍ ﻛِﺮَﺍﻡٍ
Wahai orang-orang yang asyik dalam cinta sejati dengan-Nya, kopi membantuku mengusir kantuk. Dengan pertolongan Alloh, kopi menggiatkanku taat beribadah kepada-Nya di kala orang-orang sedang terlelap. [Qahwah (kopi)], qaf adalah quut (makanan), ha adalah hudaa (petunjuk), wawu adalah wud (cinta), dan ha adalah hiyam (pengusir kantuk). Janganlah kau mencelaku karena aku minum kopi, sebab kopi adalah minuman orang_orang yang mulia.
Suatu ketika as-Sayyid Ahmad bin Ali Bahr al-Qadimi jumpa dengan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dalam keadaan terjaga. Ia berkata kepada Nabi.: “Wahai Rasulullah, aku ingin mendengar hadits darimu secara langsung tanpa perantara.”
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab: “Aku akan memberikan kepadamu 3 hadits:
Pertama; " Selama bau biji kopi Bun masih tercium aromanya di mulut seseorang, maka selama itu pula malaikat akan beristighfar (memintakan ampun) untuknya."
Kedua; Siapa saja yang membawa Subhah (tasbeh) dia akan dicatat sebagai orang yang berdzikir baik ia sedang gunakan berdzikir atau tidak."
Ketiga:" Siapa saja yang menziarahi seorang wali baik yang masih hidup atau yang telah wafat, maka dirinya mendapat keutamaan pahala orang yang beribadah di setiap sudut bumi sampai dirinya terpotong-potong."
Al-Habib Abu Bakr Bin Abdullah al-Atthas berkata; Tempat kosong yang tidak ada penghuninya sangat disukai oleh jin, sedangkan yang sering dijadikan tempat ngopi jin tidak betah berada di situ.
Diriwayatkan bahwa ada seorang ulama bernama Sayyid Ahmad Alawiy Bajahdab yang terkenal dengan sebutan Wali ngopi, karena beliau jarang sekali makan makanan pokok beserta lauk pauk berupa daging, ikan, madu dan lain-lain. Yang sehari~hari beliau konsumsi hanya minum susu. Minum kopi sudah menjadi wiridan harian beliau dan bila beliau berpuasa cukup sahur dan berbuka dengan kurma dan kopi manis. Pantes dach, kalau beliau kepangku julukan Wali Ngopi.
Keutamaan minum kopi sangat banyak baik buat lelaki maupun wanita. Di antaranya minum kopi 4 gelas kecil sehari dapat mengobati kanker rahim.
Adapun dzikir yang dianjurkan oleh para ulama sebelum minum kopi selain membaca Bismillah dan sholawat adalah membaca Ya Qowiyyu 116 kali. Lantaran lafazh ( ﺍﻟﻘﻬﻮﺓ ) dalam hitungan hasabul jumal kabir berjumlah 116, cocok dengan bilangan hasabul jumal asmaul husna ( ﺍﻟﻘﻮﻱ ) dengan minum kopi ngambil berkah nama Allah al-Qowiy Yang Maha Kuat agar menjadi kuat beribadah dan beraktivitas.
Kebiasaan ulama sadah alawiyin (Habaib dari Hadramaut Yaman) sebelum minum kopi mereka membaca tartibul fatihah milik al-Habib Ahmad Bin Ahmad al-Muhdhar rahimahullah
Demikianlah paparan tentang asal muasal kopi dan khasiatnya, sekarang anda bisa menikmati kopi dengan sanad yang bersambung sampai kepada pertama pembuat kopi selamat menikmati...
SLIDE POTO
Kamis, 24 Agustus 2017
Jumat, 23 Juni 2017
Kedekatan Habib Zein Bin Muhammad al-Habsy Dengan Abah Guru Sekumpul
Diantara Habaib yang selalu membela dan mendukung Guru Zaini adalah Habib Zein Bin Muhammad al-Habsyi. Beliau adalah seorang habib kelahiran Hadhramaut, termasuk salah seorang murid dari Al-Arif billah Al-Habib ‘Ali Bin Muhammad Bin Husein al-Habsyi (Pengarang Maulid Simthud Duror/Maulid Al-Habsyi) di Hadramaut.
Pada usia 40 tahun Habib Zein hijrah dari Hadramaut ke Kalimantan Selatan bersama keluarga beliau, dan beliau memilih Martapura sebagai tempat bermukim. Sedangkan saudara beliau lainnya yaitu Habib Ahmad al-Habsyi, Habib Umar, Habib Salim al-Habsyi memilih tinggal di Banjarmasin.
Ayah beliau Habib Muhammad al-Habsyi sudah lebih dahulu tinggal dan wafat di Banjarmasin serta dimakamkan di Alkah Turbah Sungai Jingah. Begitu juga dengan sepupu beliau yang bernama Habib Ibrahim al-Habsyi yang telah bermukim dan wafat di Kota Negara Hulu Sungai Selatan.
Kedatangan Habib Zein dan keluarga beliau lainnya ke Kalimantan Selatan adalah suatu berkah tersendiri bagi masyarakat Kalimantan Selatan, karena mereka semua datang dari negeri yang penuh dengan ilmu agama yang murni berdasarkan Ahlussunnah wal Jamaah yaitu negeri Tarim Hadhramaut.
Pada usia 45 tahun Habib Zein menikah dengan Syarifah Tholhah anak dari Habib Abdullah As-Seggaf Kampung Melayu Martapura. Dan sebelumnya Habib Zein juga mempunyai isteri di Mekkah dan mempunyai beberapa orang anak disana.
Beliau adalah seorang yang pemurah dan kasih sayang. Suatu ketika beliau melihat gerobak sapi yang sarat dengan muatan kayu bakar untuk dijual, sedangkan si penjual kayu terus menerus memukulkan cambuk kepada sapi yang sudah terlihat sangat letih dan lapar. Maka Habib Zein memanggil si penjual kayu dan membeli kayu tersebut, disebabkan rasa kasihan dengan sapi itu, padahal masih banyak persedian kayu bakar di rumah beliau. Begitu pula sifat kasih sayang beliau yang tidak pernah memarahi anak-anaknya. Bahkan apabila seorang anaknya menangis, beliau selalu membelikan makanan kecil untuknya. Seringkali beliau menasehati anak-anaknya apabila waktu senja tiba agar jangan ada lagi yang masih di luar rumah, untuk bersiap-siap menyambut malam dengan diawali shalat Magrib berjamaah. Beliau sendiri sebelum tiba waktu shalat Dzuhur dan Ashar bersegera menutup jualan dan ikut shalat berjamaah di Masjid Jami’ Martapura.
Pada suatu kejadian pernah seorang yang kebingungan dan bersedih karena dagangannya baru ditipu orang. Orang itu lewat di depan Habib Zein yang sedang berjualan minyak wangi, kitab, tasbih dan sebagainya di Pasar Martapura. Maka beliau memanggilnya dan mengusap kepala pedagang tadi seraya berkata : “Insya Allah nanti kamu akan dapat rizqi yang lebih dari itu” serta mendo’akannya. Padahal si pedagang itu tidak pernah bercerita kepada siapapun tentang musibah yang ia alami, namun Habib telah mengetahui kegundahan hatinya. Tidak beberapa lama setelah musibah itu, pedagang tadi mendapat rizqi yang banyak dan usahanya lebih baik dari sebelumnya.
Habib Zein al-Habsyi adalah seorang yang ‘Alim dan sangat cinta kepada ulama dan para penuntut ilmu, beliau lebih banyak melakukan Dakwah Bil Haal (memberi contoh dengan keperibadian yang mulia) serta mendorong Ahli Qaryah (Masyarakat) untuk bersama-sama menimba ilmu, warisan dari Baginda Rasulullah SAW kepada guru-guru yang ada di masa itu.
Walaupun beliau seorang yang kaya akan ilmu agama, namun beliau sangat Tawadhu’ dan hanya ikut di tengah-tengah majelis ilmu berbaur bersama para penuntut ilmu lainnya. Diantara Ulama yang selalu beliau ikuti yaitu al-‘Alimul ‘Allamah Tuan Guru H. Abdurrahman atau yang lebih dikenal dengan Tunji Adu, al-‘Alimul ‘Allamah Mufti H. Ahmad Zaini, al-‘Alimul Fadhil Tuan Guru H. Husin Qadri, al-‘Alimul Fadhil Tuan Guru H. Semman Mulia secara turun temurun, hingga sampai saat Guru Zaini mulai membuka majelis, beliau juga selalu hadir di sana.
Sejak kedatangan Habib Zein al-Habsyi ke Martapura, majelis-majelis ilmu agama menjadi lebih hidup dengan keberadaan beliau di tengah-tengah penuntut ilmu. Lebih lagi pada majelis pengajian Guru Zaini di Keraton, beliau selalu mendampingi kemanapun Guru Zaini diundang, baik untuk membacakan Maulid maupun pengajian agama, beliau selalu ikut hadir.
Habib Zein adalah seorang yang lembut hatinya, apabila beliau mendengar nasehat agama maupun maulid atau qashidah yang dibacakan oleh Guru Zaini beliau sering meneteskan air mata, lebih-lebih apabila Guru Zaini menceritakan tentang sejarah perjalanan hidupnya Rasulullah SAW, beliau terlihat mengusap air matanya seraya berseru: “Allahumma Sholli ‘Alaih”… “Allahumma Sholli ‘Alaih…” hingga dijawab diikuti oleh para hadirin, “Shalallahu ‘alaih..” sehingga suasana majelis menjadi lebih berkesan dengan kehadiran beliau.
Hubungan Habib Zein dengan Guru Zaini sangatlah erat, beliau menganggap Guru Zaini adalah seperti anak kandungnya sendiri. Kedekatan Habib Zein dengan Guru Zaini ini sangat terlihat pada waktu Guru Zaini menikah.
Sebagaimana anak dan ayah kandung pada umumnya mereka selalu bertukar pikiran membicarakan masalah ilmu dan kemaslahatan umat. Apabila ada masalah, Guru Zaini selalu minta nasehat dan do’a kepada beliau maka tangan Habib Zein disentuhkannya ke telinga Guru Zaini dan dari lidah Habib selalu keluar kalimat “jangan dilawani pun”, dan dengan penuh hikmat yang menunjukkan kasih sayangnya yang mendalam membacakan ayat Al-Qur’an :
ﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻊ ﺍﻟﺼﺎﺑﺮﻳﻦ ﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻊ ﺍﻟﺼﺎﺑﺮﻳﻦ
Demikianlah kecintaan serta dukungan Habib Zein kepada Guru Zaini, beliau selalu mendo’akan dan menjaga lahir bathin Guru Zaini dengan mewasiatkan kepada para habaib sepeninggal beliau, karena beliau melihat dengan jelas zhohir, bathin, akhlaq dan niat Guru Zaini yang semata-mata Ittiba’ kepada Rasulullah SAW.
Kecintaan Habib Zein kepada Guru Zaini jelas terlihat, menjelang hari wafatnya, beliau berwasiat kepada saudara sepupunya Habib Ali bin Hasan al-Habsyi yang juga berasal dari Hadramaut, beliau berkata:
“Hai Ali, aku mungkin kada lawas lagi akan Tawajjuh meninggal dunia, maka anak kita ‘Guru Zaini’ banyak musuhnya, jadi ikam hai Ali, menemani Zaini ini, itu aja pesanku”,
Dijawab oleh Habib Ali: “Insya Allah”.
Maka setelah mendapat wasiat itu Habib Ali bin Hasan al-Habsyi selalu mengikuti majelis Guru Zaini, demikian pula di bulan Ramadhan Habib Ali bin Hasan ikut shalat Tarawih satu bulan penuh baik di langgar Darul Aman Keraton maupun di langgar Ar-Raudhah Sekumpul dan beliau yang membacakan do’anya. Kemudian Habib Ahmad Bin Abdurrahman As-seggaf Seiwun Hadhramaut datang ziarah ke Sekumpul atas perintah Sayidina Faqih Muqaddam di dalam Ijtima’ beliau dan bertemu Habib Ali maka Habib Ali berpesan kepada Habib Ahmad untuk tinggal di Sekumpul menemani Guru Zaini.
Kata Habib Ali bin Hasan al-Habsyi : “Ahmad.. Aku sudah hampir masanya Tawajjuh menghadap Allah, ini Guru Zaini banyak musuhnya banyak nang mehiri’i inya, aku mengharap.. Ahmad.. ikam tinggal di Martapura mendampingi akan Zaini, kasian Zaini kalau kada didampingi, inya banyak nang mehiri’ i dan memusuhi. Dan sedikit sekali nang membela dan membantu inya” maka setelah mendapat wasiat itu Habib Ahmad lama tinggal di Sekumpul.
Habib Zein Bin Muhammad al-Habsyi berpulang ke Rahmatullah pada hari Sabtu, tanggal 27 Sya’ban 1402 H / 19 Juni 1982 M, dalam usia 100 tahun lebih. Dimakamkan di belakang rumah beliau di jalan A.Yani KM. 39 Kelurahan Kampung Jawa, Martapura.
Pada usia 40 tahun Habib Zein hijrah dari Hadramaut ke Kalimantan Selatan bersama keluarga beliau, dan beliau memilih Martapura sebagai tempat bermukim. Sedangkan saudara beliau lainnya yaitu Habib Ahmad al-Habsyi, Habib Umar, Habib Salim al-Habsyi memilih tinggal di Banjarmasin.
Ayah beliau Habib Muhammad al-Habsyi sudah lebih dahulu tinggal dan wafat di Banjarmasin serta dimakamkan di Alkah Turbah Sungai Jingah. Begitu juga dengan sepupu beliau yang bernama Habib Ibrahim al-Habsyi yang telah bermukim dan wafat di Kota Negara Hulu Sungai Selatan.
Kedatangan Habib Zein dan keluarga beliau lainnya ke Kalimantan Selatan adalah suatu berkah tersendiri bagi masyarakat Kalimantan Selatan, karena mereka semua datang dari negeri yang penuh dengan ilmu agama yang murni berdasarkan Ahlussunnah wal Jamaah yaitu negeri Tarim Hadhramaut.
Pada usia 45 tahun Habib Zein menikah dengan Syarifah Tholhah anak dari Habib Abdullah As-Seggaf Kampung Melayu Martapura. Dan sebelumnya Habib Zein juga mempunyai isteri di Mekkah dan mempunyai beberapa orang anak disana.
Beliau adalah seorang yang pemurah dan kasih sayang. Suatu ketika beliau melihat gerobak sapi yang sarat dengan muatan kayu bakar untuk dijual, sedangkan si penjual kayu terus menerus memukulkan cambuk kepada sapi yang sudah terlihat sangat letih dan lapar. Maka Habib Zein memanggil si penjual kayu dan membeli kayu tersebut, disebabkan rasa kasihan dengan sapi itu, padahal masih banyak persedian kayu bakar di rumah beliau. Begitu pula sifat kasih sayang beliau yang tidak pernah memarahi anak-anaknya. Bahkan apabila seorang anaknya menangis, beliau selalu membelikan makanan kecil untuknya. Seringkali beliau menasehati anak-anaknya apabila waktu senja tiba agar jangan ada lagi yang masih di luar rumah, untuk bersiap-siap menyambut malam dengan diawali shalat Magrib berjamaah. Beliau sendiri sebelum tiba waktu shalat Dzuhur dan Ashar bersegera menutup jualan dan ikut shalat berjamaah di Masjid Jami’ Martapura.
Pada suatu kejadian pernah seorang yang kebingungan dan bersedih karena dagangannya baru ditipu orang. Orang itu lewat di depan Habib Zein yang sedang berjualan minyak wangi, kitab, tasbih dan sebagainya di Pasar Martapura. Maka beliau memanggilnya dan mengusap kepala pedagang tadi seraya berkata : “Insya Allah nanti kamu akan dapat rizqi yang lebih dari itu” serta mendo’akannya. Padahal si pedagang itu tidak pernah bercerita kepada siapapun tentang musibah yang ia alami, namun Habib telah mengetahui kegundahan hatinya. Tidak beberapa lama setelah musibah itu, pedagang tadi mendapat rizqi yang banyak dan usahanya lebih baik dari sebelumnya.
Habib Zein al-Habsyi adalah seorang yang ‘Alim dan sangat cinta kepada ulama dan para penuntut ilmu, beliau lebih banyak melakukan Dakwah Bil Haal (memberi contoh dengan keperibadian yang mulia) serta mendorong Ahli Qaryah (Masyarakat) untuk bersama-sama menimba ilmu, warisan dari Baginda Rasulullah SAW kepada guru-guru yang ada di masa itu.
Walaupun beliau seorang yang kaya akan ilmu agama, namun beliau sangat Tawadhu’ dan hanya ikut di tengah-tengah majelis ilmu berbaur bersama para penuntut ilmu lainnya. Diantara Ulama yang selalu beliau ikuti yaitu al-‘Alimul ‘Allamah Tuan Guru H. Abdurrahman atau yang lebih dikenal dengan Tunji Adu, al-‘Alimul ‘Allamah Mufti H. Ahmad Zaini, al-‘Alimul Fadhil Tuan Guru H. Husin Qadri, al-‘Alimul Fadhil Tuan Guru H. Semman Mulia secara turun temurun, hingga sampai saat Guru Zaini mulai membuka majelis, beliau juga selalu hadir di sana.
Sejak kedatangan Habib Zein al-Habsyi ke Martapura, majelis-majelis ilmu agama menjadi lebih hidup dengan keberadaan beliau di tengah-tengah penuntut ilmu. Lebih lagi pada majelis pengajian Guru Zaini di Keraton, beliau selalu mendampingi kemanapun Guru Zaini diundang, baik untuk membacakan Maulid maupun pengajian agama, beliau selalu ikut hadir.
Habib Zein adalah seorang yang lembut hatinya, apabila beliau mendengar nasehat agama maupun maulid atau qashidah yang dibacakan oleh Guru Zaini beliau sering meneteskan air mata, lebih-lebih apabila Guru Zaini menceritakan tentang sejarah perjalanan hidupnya Rasulullah SAW, beliau terlihat mengusap air matanya seraya berseru: “Allahumma Sholli ‘Alaih”… “Allahumma Sholli ‘Alaih…” hingga dijawab diikuti oleh para hadirin, “Shalallahu ‘alaih..” sehingga suasana majelis menjadi lebih berkesan dengan kehadiran beliau.
Hubungan Habib Zein dengan Guru Zaini sangatlah erat, beliau menganggap Guru Zaini adalah seperti anak kandungnya sendiri. Kedekatan Habib Zein dengan Guru Zaini ini sangat terlihat pada waktu Guru Zaini menikah.
Sebagaimana anak dan ayah kandung pada umumnya mereka selalu bertukar pikiran membicarakan masalah ilmu dan kemaslahatan umat. Apabila ada masalah, Guru Zaini selalu minta nasehat dan do’a kepada beliau maka tangan Habib Zein disentuhkannya ke telinga Guru Zaini dan dari lidah Habib selalu keluar kalimat “jangan dilawani pun”, dan dengan penuh hikmat yang menunjukkan kasih sayangnya yang mendalam membacakan ayat Al-Qur’an :
ﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻊ ﺍﻟﺼﺎﺑﺮﻳﻦ ﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻊ ﺍﻟﺼﺎﺑﺮﻳﻦ
Demikianlah kecintaan serta dukungan Habib Zein kepada Guru Zaini, beliau selalu mendo’akan dan menjaga lahir bathin Guru Zaini dengan mewasiatkan kepada para habaib sepeninggal beliau, karena beliau melihat dengan jelas zhohir, bathin, akhlaq dan niat Guru Zaini yang semata-mata Ittiba’ kepada Rasulullah SAW.
Kecintaan Habib Zein kepada Guru Zaini jelas terlihat, menjelang hari wafatnya, beliau berwasiat kepada saudara sepupunya Habib Ali bin Hasan al-Habsyi yang juga berasal dari Hadramaut, beliau berkata:
“Hai Ali, aku mungkin kada lawas lagi akan Tawajjuh meninggal dunia, maka anak kita ‘Guru Zaini’ banyak musuhnya, jadi ikam hai Ali, menemani Zaini ini, itu aja pesanku”,
Dijawab oleh Habib Ali: “Insya Allah”.
Maka setelah mendapat wasiat itu Habib Ali bin Hasan al-Habsyi selalu mengikuti majelis Guru Zaini, demikian pula di bulan Ramadhan Habib Ali bin Hasan ikut shalat Tarawih satu bulan penuh baik di langgar Darul Aman Keraton maupun di langgar Ar-Raudhah Sekumpul dan beliau yang membacakan do’anya. Kemudian Habib Ahmad Bin Abdurrahman As-seggaf Seiwun Hadhramaut datang ziarah ke Sekumpul atas perintah Sayidina Faqih Muqaddam di dalam Ijtima’ beliau dan bertemu Habib Ali maka Habib Ali berpesan kepada Habib Ahmad untuk tinggal di Sekumpul menemani Guru Zaini.
Kata Habib Ali bin Hasan al-Habsyi : “Ahmad.. Aku sudah hampir masanya Tawajjuh menghadap Allah, ini Guru Zaini banyak musuhnya banyak nang mehiri’i inya, aku mengharap.. Ahmad.. ikam tinggal di Martapura mendampingi akan Zaini, kasian Zaini kalau kada didampingi, inya banyak nang mehiri’ i dan memusuhi. Dan sedikit sekali nang membela dan membantu inya” maka setelah mendapat wasiat itu Habib Ahmad lama tinggal di Sekumpul.
Habib Zein Bin Muhammad al-Habsyi berpulang ke Rahmatullah pada hari Sabtu, tanggal 27 Sya’ban 1402 H / 19 Juni 1982 M, dalam usia 100 tahun lebih. Dimakamkan di belakang rumah beliau di jalan A.Yani KM. 39 Kelurahan Kampung Jawa, Martapura.
Sabtu, 10 Juni 2017
HABIB MUHAMMAD BIN HUSEIN AL AYDRUS ( Habib Neon ) Pewaris Rahasia Imam Ali Zainal Abidin Ra
Al-Habib Muhammad bin Husein al-Aydrus lahir di kota Tarim Hadramaut. Kewalian dan sir beliau tidak begitu tampak di kalangan orang awam. Namun di kalangan kaum ‘arifin billah derajat dan karomah beliau sudah bukan hal yang asing lagi, karena memang beliau sendiri lebih sering bermuamalah dan berinteraksi dengan mereka.
Sejak kecil habib Muhammad dididik dan diasuh secara langsung oleh ayah beliau sendiri al-’Arifbillah Habib Husein bin Zainal Abidin al-Aydrus. Setelah usianya dianggap cukup matang oleh ayahnya, beliau al-Habib Muhammad dengan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT merantau ke Singapura.
ﺃَََﻟَﻢْ َﺗﻜُﻦْ ﺃَﺭْﺽُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺍﺳِﻌَﺔً ﻓﺘَََﻬَﺎﺟَﺮُﻭْﺍ ﻓِﻴْﻬَﺎ
Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu? (Q.S an-Nisa’:97)
Setelah merantau ke Singapura, beliau pindah ke Palembang, Sumatera Selatan. Di kota ini beliau menikah dan seorang putri. Dari Palembang, beliau melanjutkan perantauannya ke Pekalongan, Jawa Tengah, sebuah kota yang menjadi saksi bisu pertemuan beliau untuk pertama kalinya dengan al-Imam Quthb al-Habib Abu Bakar bin Muhammad as-Seggaf, Gresik. Di Pekalongan jugalah beliau seringkali mendampingi Habib Ahmad bin Tholib al-Atthos.
Dari Pekalongan beliau pidah ke Surabaya tempat Habib Musthafa al-Aydrus yang tidak lain adalah pamannya tinggal. Seorang penyair, al-Hariri pernah mengatakan:
ﻭَﺣُﺐِّ ﺍﻟﺒِﻠَﺎﺩَ ﻓَﺄَﻳُّﻬَﺎ ﺃَﺭْﺿَﺎﻙَ ﻓَﺎﺧْﺘَﺮْﻩُ ﻭَﻃَﻦْ
Cintailah negeri-negeri mana saja yang menyenangkan bagimu dan jadikanlah (negeri itu) tempat tinggalmu
Akhirnya beliau memutuskan untuk tinggal bersama pamannya di Surabaya, yang waktu itu terkenal di kalangan masyarakat Hadramaut sebagai tempat berkumpulnya para auliaillah. Di antaranya adalah Habib Muhammad bin Ahmad al-Muhdor, Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi, Habib Abu Bakar bin Umar bin Yahya dan masih banyak lagi para habaib yang mengharumkan nama kota Surabaya waktu itu. Selama menetap di Surabaya pun Habib Muhammad al-Aydrus masih suka berziarah, terutama ke kota Tuban dan Kudus selama 1-2 bulan.
Dikatakan bahwa para sayyid dari keluarga Zainal Abidin (keluarga ayah Habib Muhammad) adalah para sayyid dari Bani ‘Alawy yang terpilih dan terbaik karena mereka mewarisi asrar (rahasia-rahasi
a). Mulai dari ayah, kakek sampai kakek-kakek buyut beliau tampak jelas bahwa mereka mempunyai maqam di sisi Allah SWT. Mereka adalah pakar-pakar ilmu tashawuf dan adab yang telah menyelami ilmu ma’rifatullah, sehingga patut bagi kita untuk menjadikan beliau-beliau sebagai figur teladan.
Diriwayatkan dari sebuah kitab manaqib keluarga al-Habib Zainal Abidin mempunyai beberapa karangan yang kandungan isinya mampu memenuhi 10 gudang kitab-kitab ilmu ma’qul/manqul sekaligus ilmu-ilmu furu’ (cabang) maupun ushul (inti) yang ditulis berdasarkan dalil-dalil jelas yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh para pakar dan ahli (para ashlafuna ash-sholihin).
Habib Muhammad al-Aydrus adalah tipe orang yang pendiam, sedikit makan dan tidur. Setiap orang yang berziarah kepada beliau pasti merasa nyaman dan senang karena memandang wajah beliau yang ceria dengan pancaran nur (cahaya). Setiap waktu beliau gunakan untuk selalu berdzikir dan bersholawat kepada datuk beliau Rasulullah SAW. Beliau juga gemar memenuhi undangan kaum fakir miskin. Setiap pembicaraan yang keluar dari mulut beliau selalu bernilai kebenaran-kebenaran sekalipun pahit akibatnya. Tak seorangpun dari kaum muslimin yang beliau khianati, apalagi dianiaya.
Setiap hari jam 10 pagi hingga dzuhur beliau selalu menyempatkan untuk open house menjamu para tamu yang datang dari segala penjuru kota, bahkan ada sebagian dari mancanegara. Sedangkan waktu antara maghrib sampai isya’ beliau pergunakan untuk menelaah kitab-kitab yang menceritakan perjalanan kaum salaf. Setiap malam Jum’at beliau mengadakan pembacaan Burdah bersama para jamaahnya.
Beliau al-Habib Muhammad al-Aydrus adalah pewaris karateristik Imam Ali Zainal Abidin yang haliyah-nya agung dan sangat mulia. Beliau juga memiliki maqam tinggi yang jarang diwariskan kepada generasi-generasi penerusnya. Dalam hal ini al-Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad telah menyifati mereka dalam untaian syairnya:
ﺛﺒﺘﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﻗـﺪﻡ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﻭﺍﻟﺼﺤﺐ # ﻭﺍﻟﺘـﺎﺑﻌﻴﻦ ﻟﻬﻢ ﻓﺴﻞ ﻭﺗﺘﺒﻊ
ﻭﻣﻀﻮ ﻋﻠﻰ ﻗﺼﺪ ﺍﻟﺴﺒﻴﻞ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻌﻠﻰ # ﻗﺪﻣﺎ ﻋﻠﻰ ﻗﺪﻡ ﺑﺠﺪ ﺃﻭﺯﻉ
_Mereka tetap dalam jejak Nabi dan sahabat-sahabatnya
Juga para tabi’in. Maka tanyakan kepadanya dan ikutilah jejaknya_
_Mereka menelusuri jalan menuju kemulyaan dan ketinggian
Setapak demi setapak (mereka telusuri) dengan kegigihan dan kesungguhan_
Diantara mujahadah beliau r.a, selama 7 tahun berpuasa dan tidak berbuka kecuali hanya dengan 7 butir kurma. Pernah juga beliau selama 1 tahun tidak makan kecuali 5 mud saja. Beliau pernah berkata, “Di masa permulaan aku gemar menelaah kitab-kitab tasawuf. Aku juga senantiasa menguji nafsuku ini dengan meniru perjuangan mereka (kaum salaf) yang tersurat dalam kitab-kitab itu”.
.
Sejak kecil habib Muhammad dididik dan diasuh secara langsung oleh ayah beliau sendiri al-’Arifbillah Habib Husein bin Zainal Abidin al-Aydrus. Setelah usianya dianggap cukup matang oleh ayahnya, beliau al-Habib Muhammad dengan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT merantau ke Singapura.
ﺃَََﻟَﻢْ َﺗﻜُﻦْ ﺃَﺭْﺽُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺍﺳِﻌَﺔً ﻓﺘَََﻬَﺎﺟَﺮُﻭْﺍ ﻓِﻴْﻬَﺎ
Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu? (Q.S an-Nisa’:97)
Setelah merantau ke Singapura, beliau pindah ke Palembang, Sumatera Selatan. Di kota ini beliau menikah dan seorang putri. Dari Palembang, beliau melanjutkan perantauannya ke Pekalongan, Jawa Tengah, sebuah kota yang menjadi saksi bisu pertemuan beliau untuk pertama kalinya dengan al-Imam Quthb al-Habib Abu Bakar bin Muhammad as-Seggaf, Gresik. Di Pekalongan jugalah beliau seringkali mendampingi Habib Ahmad bin Tholib al-Atthos.
Dari Pekalongan beliau pidah ke Surabaya tempat Habib Musthafa al-Aydrus yang tidak lain adalah pamannya tinggal. Seorang penyair, al-Hariri pernah mengatakan:
ﻭَﺣُﺐِّ ﺍﻟﺒِﻠَﺎﺩَ ﻓَﺄَﻳُّﻬَﺎ ﺃَﺭْﺿَﺎﻙَ ﻓَﺎﺧْﺘَﺮْﻩُ ﻭَﻃَﻦْ
Cintailah negeri-negeri mana saja yang menyenangkan bagimu dan jadikanlah (negeri itu) tempat tinggalmu
Akhirnya beliau memutuskan untuk tinggal bersama pamannya di Surabaya, yang waktu itu terkenal di kalangan masyarakat Hadramaut sebagai tempat berkumpulnya para auliaillah. Di antaranya adalah Habib Muhammad bin Ahmad al-Muhdor, Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi, Habib Abu Bakar bin Umar bin Yahya dan masih banyak lagi para habaib yang mengharumkan nama kota Surabaya waktu itu. Selama menetap di Surabaya pun Habib Muhammad al-Aydrus masih suka berziarah, terutama ke kota Tuban dan Kudus selama 1-2 bulan.
Dikatakan bahwa para sayyid dari keluarga Zainal Abidin (keluarga ayah Habib Muhammad) adalah para sayyid dari Bani ‘Alawy yang terpilih dan terbaik karena mereka mewarisi asrar (rahasia-rahasi
a). Mulai dari ayah, kakek sampai kakek-kakek buyut beliau tampak jelas bahwa mereka mempunyai maqam di sisi Allah SWT. Mereka adalah pakar-pakar ilmu tashawuf dan adab yang telah menyelami ilmu ma’rifatullah, sehingga patut bagi kita untuk menjadikan beliau-beliau sebagai figur teladan.
Diriwayatkan dari sebuah kitab manaqib keluarga al-Habib Zainal Abidin mempunyai beberapa karangan yang kandungan isinya mampu memenuhi 10 gudang kitab-kitab ilmu ma’qul/manqul sekaligus ilmu-ilmu furu’ (cabang) maupun ushul (inti) yang ditulis berdasarkan dalil-dalil jelas yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh para pakar dan ahli (para ashlafuna ash-sholihin).
Habib Muhammad al-Aydrus adalah tipe orang yang pendiam, sedikit makan dan tidur. Setiap orang yang berziarah kepada beliau pasti merasa nyaman dan senang karena memandang wajah beliau yang ceria dengan pancaran nur (cahaya). Setiap waktu beliau gunakan untuk selalu berdzikir dan bersholawat kepada datuk beliau Rasulullah SAW. Beliau juga gemar memenuhi undangan kaum fakir miskin. Setiap pembicaraan yang keluar dari mulut beliau selalu bernilai kebenaran-kebenaran sekalipun pahit akibatnya. Tak seorangpun dari kaum muslimin yang beliau khianati, apalagi dianiaya.
Setiap hari jam 10 pagi hingga dzuhur beliau selalu menyempatkan untuk open house menjamu para tamu yang datang dari segala penjuru kota, bahkan ada sebagian dari mancanegara. Sedangkan waktu antara maghrib sampai isya’ beliau pergunakan untuk menelaah kitab-kitab yang menceritakan perjalanan kaum salaf. Setiap malam Jum’at beliau mengadakan pembacaan Burdah bersama para jamaahnya.
Beliau al-Habib Muhammad al-Aydrus adalah pewaris karateristik Imam Ali Zainal Abidin yang haliyah-nya agung dan sangat mulia. Beliau juga memiliki maqam tinggi yang jarang diwariskan kepada generasi-generasi penerusnya. Dalam hal ini al-Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad telah menyifati mereka dalam untaian syairnya:
ﺛﺒﺘﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﻗـﺪﻡ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﻭﺍﻟﺼﺤﺐ # ﻭﺍﻟﺘـﺎﺑﻌﻴﻦ ﻟﻬﻢ ﻓﺴﻞ ﻭﺗﺘﺒﻊ
ﻭﻣﻀﻮ ﻋﻠﻰ ﻗﺼﺪ ﺍﻟﺴﺒﻴﻞ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻌﻠﻰ # ﻗﺪﻣﺎ ﻋﻠﻰ ﻗﺪﻡ ﺑﺠﺪ ﺃﻭﺯﻉ
_Mereka tetap dalam jejak Nabi dan sahabat-sahabatnya
Juga para tabi’in. Maka tanyakan kepadanya dan ikutilah jejaknya_
_Mereka menelusuri jalan menuju kemulyaan dan ketinggian
Setapak demi setapak (mereka telusuri) dengan kegigihan dan kesungguhan_
Diantara mujahadah beliau r.a, selama 7 tahun berpuasa dan tidak berbuka kecuali hanya dengan 7 butir kurma. Pernah juga beliau selama 1 tahun tidak makan kecuali 5 mud saja. Beliau pernah berkata, “Di masa permulaan aku gemar menelaah kitab-kitab tasawuf. Aku juga senantiasa menguji nafsuku ini dengan meniru perjuangan mereka (kaum salaf) yang tersurat dalam kitab-kitab itu”.
.
Jumat, 09 Juni 2017
Ceramah Rasulullah SAW Menjelang Bulan Ramadhan
ﻭَﻋَﻦْ ﺳَﻠْﻤَﺎﻥَ ﺍﻟْﻔَﺎﺭِﺳِﻲِّ ، ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ , ﻗَﺎﻝَ : ﺧَﻄَﺒَﻨَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺁﺧِﺮَ ﻳَﻮْﻡٍ ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻳَﺂ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ، ﺇِﻧَّﻪُ ﻗَﺪْ ﺃَﻇَﻠَّﻜُﻢْ ﺷَﻬْﺮٌ ﻋَﻈِﻴْﻢٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ ، ﻓِﻴْﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ ، ﻓَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ ، ﻭَﺟَﻌَﻞَ ﻗِﻴَﺎﻡَ ﻟَﻴْﻠِﻪِ ﺗَﻄَﻮُّﻋًﺎ ، ﻓَﻤَﻦْ ﺗَﻄَﻮَّﻉَ ﻓِﻴْﻪِ ﺑِﺨَﺼْﻠَﺔٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻛَﺎﻥَ ﻛَﻤَﻦْ ﺃَﺩَّﻯ ﻓَﺮِﻳْﻀَﺔً ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺳِﻮَﺍﻩُ ، ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺩَّﻯ ﻓِﻴْﻪِ ﻓَﺮِﻳْﻀَﺔً ﻛَﺎﻥَ ﻛَﻤَﻦْ ﺃَﺩَّﻯ ﺳَﺒْﻌِﻴْﻦَ ﻓَﺮِﻳْﻀَﺔً ، ﻓَﻬُﻮَ ﺷَﻬْﺮُ ﺍﻟﺼَّﺒْﺮِ ، ﻭَﺍﻟﺼَّﺒْﺮُ ﺛَﻮَﺍﺑُﻪُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔُ ، ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﻬْﺮُ ﺍﻟْﻤُﻮَﺍﺳَﺎﺓِ ، ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﻬْﺮٌ ﻳُﺰَﺍﺩُ ﺭِﺯْﻕُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦِ ﻓِﻴْﻪِ ، ﻣَﻦْ ﻓَﻄَّﺮَ ﺻَﺎﺋِﻤًﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﻋِﺘْﻖَ ﺭَﻗَﺒَﺔٍ ، ﻭَﻣَﻐْﻔِﺮَﺓً ﻟِﺬُﻧُﻮْﺑِﻪِ ﻗِﻴْﻞَ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻟَﻴْﺲَ ﻛُﻠُّﻨَﺎ ﻳَﺠِﺪُ ﻣَﺎ ﻳُﻔَﻄِّﺮُ ﺍﻟﺼَّﺎﺋِﻢَ ! ﻗَﺎﻝَ : ﻳُﻌْﻄِﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻩ
ﺍَﺫٰ ﺍﻟﺜَّﻮَﺍﺏَ ﻣَﻦْ ﻓَﻄَّﺮَ ﺻَﺎﺋِﻤًﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺗَﻤْﺮَﺓٍ ، ﺃَﻭْ ﺷَﺮْﺑَﺔِ ﻣَﺂﺀٍ ، ﺃَﻭْ ﻣَﺬْﻗَﺔِ ﻟَﺒَﻦٍ . ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺷْﺒَﻊَ ﺻَﺎﺋِﻤًﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓً ﻟِﺬُﻧُﻮْﺑِﻪِ ، ﻭَﺳَﻘَﺎﻩُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻦْ ﺣَﻮْﺿِﻲْ ﺷَﺮْﺑَﺔً ﻻَ ﻳَﻈْﻤَﺄُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺪْﺧُﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ، ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﻣِﺜْﻞُ ﺃَﺟْﺮِﻩِ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺃَﻥْ ﻳَﻨْﻘُﺺَ ﻣِﻦْ ﺃَﺟْﺮِﻩِ ﺷَﻴْﺌًﺎ ، ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﻬْﺮٌ ﺃَﻭَّﻟُﻪُ ﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻭَﺃَﻭْﺳَﻄُﻪُ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓٌ ﻭَﺁﺧِﺮُﻩُ ﻋِﺘْﻖٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ، ﻭَﻣَﻦْ ﺧَﻔَّﻒَ ﻋَﻦْ ﻣَﻤْﻠُﻮْﻛِﻪِ ﻓِﻴْﻪِ ﺃَﻋْﺘَﻘَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ . ﻭَ ﺍﺳْﺘَﻜْﺜِﺮُﻭْﺍ ﻓِﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﺃَﺭْﺑَﻊِ ﺧِﺼَﺎﻝٍ : ﺧَﺼْﻠَﺘَﻴْﻦِ ﺗَﺮْﺿَﻮْﻥَ ﺑِﻬِﻤَﺎ ﺭَﺑُّﻜُﻢْ ﻭَﺧَﺼْﻠَﺘَﻴْﻦِ ﻟَﺎ ﻏِﻨَﻰ ﺑِﻜُﻢْ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻓَﺄَﻣَّﺎ ﺍﻟْﺨَﺼْﻠَﺘَﺎﻥِ ﺍﻟﻠَّﺘَﺎﻥِ ﺗَﺮْﺿَﻮْﻥَ ﺑِﻬِﻤَﺎ ﺭَﺑُّﻜُﻢْ ﻓَﺸَﻬَﺎﺩَﺓُ ﺃَﻥْ ﻟَﺂ ﺇِﻝٰﻩَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَ ﺗَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭْﻧَﻪُ ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﺍﻟﻠَّﺘَﺎﻥِ ﻟَﺎ ﻏِﻨَﻰ ﺑِﻜُﻢْ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻓَﺘَﺴْﺄَﻟُﻮْﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻭَ ﺗَﻌُﻮْﺫُﻭْﻥَ ﺑِﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ .
( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻰ )
Dari Salman al-Farisi ra., dia berkata, bahwa Rasulullah saw. berceramah kepada kami pada akhir bulan Sya’ban :
“Wahai manusia, sungguh telah dekat kepada kalian. Bulan yang agung lagi penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, bulan yang Allah telah menjadikan puasa di dalamnya sebagai kewajiban dan bangun malam sebagai sunnah. Barangsiapa yang mendekatkan diri di dalamnya dengan melakukan amalan sunnah, maka seperti orang yang melakukan amalan wajib pada bulan lainnya. Dan barangsiapa yang melakukan amalan wajib di dalamnya, maka seperti orang yang melakukan tujuh puluh amalan wajib di dalamnya pada bulan lainnya. Ia merupakan bulan kesabaran, sedangkan pahala sabar adalah surga. Ia adalah bulan kedermawanan. Dan bulan saat rezeki orang mukmin akan ditambahkan. Barangsiapa pada bulan tersebut memberi (makanan/minuman) untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, maka itu menjadi ampunan bagi dosa-dosanya dan pembebasan bagi dirinya dari api neraka serta baginya pahala yang sama dengan pahala orang yang diberi (makanan/minuman) tersebut dengan tanpa mengurangi pahala orang itu sedikit pun." Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah setiap orang dari kami mempunyai makanan berbuka untuk diberikan kepada orang yang berpuasa?.” Beliau menjawab: “Allah akan memberikan pahala kepada orang yang memberi (makanan/minuman) berbuka puasa walaupun hanya dengan sebutir kurma, seteguk air, ataupun sesisip susu. Barangsiapa memberi minum orang yang berpuasa maka Allah akan memberi ampunan bagi dosa-dosanya, dan Allah akan memberi seteguk air minum dari telagaku, dimana dia tidak akan merasakan haus (selamanya) sampai dia masuk surga serta baginya pahala yang sama dengan pahala orang yang diberi minuman tersebut dengan tanpa mengurangi pahala orang itu sedikit pun.” Ia adalah bulan yang permulaannya (10 hari pertama) penuh dengan rahmat, pertengahannya (10 hari kedua) penuh dengan ampunan, dan akhirnya (10 hari terakhir) penuh dengan kebebasan dari api neraka. Barangsiapa meringankan beban hamba sahayanya pada bulan itu, maka Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka. Perbanyaklah pada bulan itu untuk melakukan empat hal; dua di antaranya akan mendapat ridha Tuhan kalian, dan dua hal lainnya kalian sangat membutuhkannya. Adapun dua hal yang bisa mendapatkan ridha Tuhan kalian adalah: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan memohon ampunan kepada-Nya. Adapun dua hal yang sangat kalian butuhkan adalah: memohon surga kepada Allah dan berlindung kepada-Nya dari api neraka. ” (HR. Baihaqi)
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻤَّﺎ ﺣَﻀَﺮَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺪْ ﺟَﺂﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ ﺍِﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴْﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴْﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴْﻢِ ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴْﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴْﻦُ ﻓِﻴْﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ ( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻰ ﻭﺃﺣﻤﺪ )
Dari Abu Hurairah, dia berkata; Ketika bulan Ramadhan tiba, Rasulullah saw. bersabda: " Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, di dalamnya Allah mewajibkan kalian berpuasa, di dalamnya pintu-pintu surga dibuka lebar-lebar dan pintu-pintu neraka ditutup rapat-rapat serta setan-setan dibelenggu. Pada bulan Ramadhan, ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, dan barangsiapa tidak mendapati malam itu maka dia telah kehilangan pahala seribu bulan. " (HR. Nasa’i dan Ahmad)
Wallahu A’lam
Oleh : Saifurroyya
Sumber : Lidwa Pustaka
ﺍَﺫٰ ﺍﻟﺜَّﻮَﺍﺏَ ﻣَﻦْ ﻓَﻄَّﺮَ ﺻَﺎﺋِﻤًﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺗَﻤْﺮَﺓٍ ، ﺃَﻭْ ﺷَﺮْﺑَﺔِ ﻣَﺂﺀٍ ، ﺃَﻭْ ﻣَﺬْﻗَﺔِ ﻟَﺒَﻦٍ . ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺷْﺒَﻊَ ﺻَﺎﺋِﻤًﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓً ﻟِﺬُﻧُﻮْﺑِﻪِ ، ﻭَﺳَﻘَﺎﻩُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻦْ ﺣَﻮْﺿِﻲْ ﺷَﺮْﺑَﺔً ﻻَ ﻳَﻈْﻤَﺄُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺪْﺧُﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ، ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﻣِﺜْﻞُ ﺃَﺟْﺮِﻩِ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺃَﻥْ ﻳَﻨْﻘُﺺَ ﻣِﻦْ ﺃَﺟْﺮِﻩِ ﺷَﻴْﺌًﺎ ، ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﻬْﺮٌ ﺃَﻭَّﻟُﻪُ ﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻭَﺃَﻭْﺳَﻄُﻪُ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓٌ ﻭَﺁﺧِﺮُﻩُ ﻋِﺘْﻖٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ، ﻭَﻣَﻦْ ﺧَﻔَّﻒَ ﻋَﻦْ ﻣَﻤْﻠُﻮْﻛِﻪِ ﻓِﻴْﻪِ ﺃَﻋْﺘَﻘَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ . ﻭَ ﺍﺳْﺘَﻜْﺜِﺮُﻭْﺍ ﻓِﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﺃَﺭْﺑَﻊِ ﺧِﺼَﺎﻝٍ : ﺧَﺼْﻠَﺘَﻴْﻦِ ﺗَﺮْﺿَﻮْﻥَ ﺑِﻬِﻤَﺎ ﺭَﺑُّﻜُﻢْ ﻭَﺧَﺼْﻠَﺘَﻴْﻦِ ﻟَﺎ ﻏِﻨَﻰ ﺑِﻜُﻢْ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻓَﺄَﻣَّﺎ ﺍﻟْﺨَﺼْﻠَﺘَﺎﻥِ ﺍﻟﻠَّﺘَﺎﻥِ ﺗَﺮْﺿَﻮْﻥَ ﺑِﻬِﻤَﺎ ﺭَﺑُّﻜُﻢْ ﻓَﺸَﻬَﺎﺩَﺓُ ﺃَﻥْ ﻟَﺂ ﺇِﻝٰﻩَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَ ﺗَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭْﻧَﻪُ ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﺍﻟﻠَّﺘَﺎﻥِ ﻟَﺎ ﻏِﻨَﻰ ﺑِﻜُﻢْ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻓَﺘَﺴْﺄَﻟُﻮْﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻭَ ﺗَﻌُﻮْﺫُﻭْﻥَ ﺑِﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ .
( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻰ )
Dari Salman al-Farisi ra., dia berkata, bahwa Rasulullah saw. berceramah kepada kami pada akhir bulan Sya’ban :
“Wahai manusia, sungguh telah dekat kepada kalian. Bulan yang agung lagi penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, bulan yang Allah telah menjadikan puasa di dalamnya sebagai kewajiban dan bangun malam sebagai sunnah. Barangsiapa yang mendekatkan diri di dalamnya dengan melakukan amalan sunnah, maka seperti orang yang melakukan amalan wajib pada bulan lainnya. Dan barangsiapa yang melakukan amalan wajib di dalamnya, maka seperti orang yang melakukan tujuh puluh amalan wajib di dalamnya pada bulan lainnya. Ia merupakan bulan kesabaran, sedangkan pahala sabar adalah surga. Ia adalah bulan kedermawanan. Dan bulan saat rezeki orang mukmin akan ditambahkan. Barangsiapa pada bulan tersebut memberi (makanan/minuman) untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, maka itu menjadi ampunan bagi dosa-dosanya dan pembebasan bagi dirinya dari api neraka serta baginya pahala yang sama dengan pahala orang yang diberi (makanan/minuman) tersebut dengan tanpa mengurangi pahala orang itu sedikit pun." Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah setiap orang dari kami mempunyai makanan berbuka untuk diberikan kepada orang yang berpuasa?.” Beliau menjawab: “Allah akan memberikan pahala kepada orang yang memberi (makanan/minuman) berbuka puasa walaupun hanya dengan sebutir kurma, seteguk air, ataupun sesisip susu. Barangsiapa memberi minum orang yang berpuasa maka Allah akan memberi ampunan bagi dosa-dosanya, dan Allah akan memberi seteguk air minum dari telagaku, dimana dia tidak akan merasakan haus (selamanya) sampai dia masuk surga serta baginya pahala yang sama dengan pahala orang yang diberi minuman tersebut dengan tanpa mengurangi pahala orang itu sedikit pun.” Ia adalah bulan yang permulaannya (10 hari pertama) penuh dengan rahmat, pertengahannya (10 hari kedua) penuh dengan ampunan, dan akhirnya (10 hari terakhir) penuh dengan kebebasan dari api neraka. Barangsiapa meringankan beban hamba sahayanya pada bulan itu, maka Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka. Perbanyaklah pada bulan itu untuk melakukan empat hal; dua di antaranya akan mendapat ridha Tuhan kalian, dan dua hal lainnya kalian sangat membutuhkannya. Adapun dua hal yang bisa mendapatkan ridha Tuhan kalian adalah: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan memohon ampunan kepada-Nya. Adapun dua hal yang sangat kalian butuhkan adalah: memohon surga kepada Allah dan berlindung kepada-Nya dari api neraka. ” (HR. Baihaqi)
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻤَّﺎ ﺣَﻀَﺮَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺪْ ﺟَﺂﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ ﺍِﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴْﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴْﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴْﻢِ ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴْﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴْﻦُ ﻓِﻴْﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ ( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻰ ﻭﺃﺣﻤﺪ )
Dari Abu Hurairah, dia berkata; Ketika bulan Ramadhan tiba, Rasulullah saw. bersabda: " Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, di dalamnya Allah mewajibkan kalian berpuasa, di dalamnya pintu-pintu surga dibuka lebar-lebar dan pintu-pintu neraka ditutup rapat-rapat serta setan-setan dibelenggu. Pada bulan Ramadhan, ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, dan barangsiapa tidak mendapati malam itu maka dia telah kehilangan pahala seribu bulan. " (HR. Nasa’i dan Ahmad)
Wallahu A’lam
Oleh : Saifurroyya
Sumber : Lidwa Pustaka
Kamis, 08 Juni 2017
Mencintai Habaib / Dzuriyah Rasulullah SAW Maka Akan Dicintai Oleh Rasulullah SAW
Dikisahkan dizaman Al Imam Al Qutub Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husein Al Habsyi (Shohibul Simtud Dhuror), Beliau hendak akan berziarah kemakam Zambal (Tarim Hadromaut), ketika beliau Habib Ali Al Habsyi berziarah, beliau melihat dimakam tersebut telah kosong (Ruh para Auliya) yang biasa pada hadir setiap yang hendak akan berziarah, beliau Habib Ali Al Habsyi pun balik kerumah.Keesokan harinya beliau berziarah kembali, dan beliau bertemu dengan Sayyidina Al Faqihil Muqoddam Muhammad Bin Ali Ba’alawi, dan Habib Ali Al Habsyi bertanya kepadanya:"Wahai Imam Faqihil Muqoddam, kemana engkau, dan para auliya lainnya ketika kemarin aku berziarah ?, Engkau dan yang lainnya tidak ada ?"Imam Faqihil Muqoddam pun menjawab:"Ya Habib kemarin aku & para wali yang lain, diperintah Rasulullah SAW untuk mensholati jenazah ditanah Jawa".Habib Ali pun bertanya:"Ya Faqih jenazah siapa yang engkau dan wali yang lain mensholatinya ditanah Jawa tersebut, apakah beliau seorang Habaib atau Ahlul Bait?".Imam Faqihil Muqoddam pun menjawab:"Bukan !!! beliau bukan Habaib atau Ahlu Bait Rasulullah SAW beliau adalah seorang pedagang yang setiap berdagang membantu Habaib (Dzuriyyah Rasul SAW) dengan membawakan dagangannya Habaib dan menata dagangan Habib tersebut dll sebelum orang itu menata daganganya sendiri (setiap hari). Oleh karena itulah Rasulullah SAW mencintainya, hingga aku & wali yang lain diperintahkan untuk mensholati jenazahnya". Allahumma Sholli Wassalim Wabaarik ‘Alaih wa aala alihi.
Inilah yang disebut mencintai orang yang dicintai. Dengan kita mencintai para Dzuriyah Rasul SAW maka akan dicintai RASULULLAH SAW
Semoga bermanfaat
Masya allah ..
sholu'ala syaidina muhammad :)
allahummasholiwasalim wa barik 'alaih.. 😍😍😍…
Minggu, 04 Juni 2017
Jauhi Pacaran : 3 Syarat Taubat dari Pacaran
Tidak diragukan lagi bahwa taubat sesuatu yang harus bagi pelaku dosa, apalagi dosa tersebut adalah dosa besar. Di antara hal yang membuat dosa bisa menjadi besar adalah jika maksiat di lakukan terus menerus. Contoh di antaranya yang menyebar di kaula muda adalah pacaran. Berpacaran sudah jelas terlarang karena merupakan jalan menuju zina. Karena tidak ada pacaran yang bisa lepas dari jalan yang haram.
Berbagai Sisi Pacaran itu Terlarang
Allah Ta’ala berfirman,
ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻘْﺮَﺑُﻮﺍ ﺍﻟﺰِّﻧَﺎ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻓَﺎﺣِﺸَﺔً ﻭَﺳَﺎﺀَ ﺳَﺒِﻴﻠًﺎ
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”
(QS. Al Isro’: 32).
Ibnu Katsir berkata mengenai ayat di atas,
“Dalam ayat ini Allah melarang hamba-Nya dari zina dan dari hal-hal yang mendekati zina, yaitu segala hal yang menjadi sebab yang bisa mengantarkan pada zina.”
Dan sudah tidak diragukan lagi bahwa pacaran adalah jalan menuju zina. Karena hati bisa tegoda dengan kata-kata cinta. Tangan bisa berbuat nakal dengan menyentuh pasangan yang bukan miliknya yang halal. Pandangan pun tidak bisa ditundukkan. Dan tidak sedikit yang menempuh jalan pacaran yang terjerumus dalam zina. Makanya dapat kita katakan, pacaran itu terlarang karena alasan-alasan ini yang tidak bisa terbantahkan.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻛُﺘِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﺑْﻦِ ﺁﺩَﻡَ ﻧَﺼِﻴﺒُﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺰِّﻧَﻰ ﻣُﺪْﺭِﻙٌ ﺫَﻟِﻚَ ﻻَ ﻣَﺤَﺎﻟَﺔَ ﻓَﺎﻟْﻌَﻴْﻨَﺎﻥِ ﺯِﻧَﺎﻫُﻤَﺎ ﺍﻟﻨَّﻈَﺮُ ﻭَﺍﻷُﺫُﻧَﺎﻥِ ﺯِﻧَﺎﻫُﻤَﺎ ﺍﻻِﺳْﺘِﻤَﺎﻉُ ﻭَﺍﻟﻠِّﺴَﺎﻥُ ﺯِﻧَﺎﻩُ ﺍﻟْﻜَﻼَﻡُ ﻭَﺍﻟْﻴَﺪُ ﺯِﻧَﺎﻫَﺎ ﺍﻟْﺒَﻄْﺶُ ﻭَﺍﻟﺮِّﺟْﻞُ ﺯِﻧَﺎﻫَﺎ ﺍﻟْﺨُﻄَﺎ ﻭَﺍﻟْﻘَﻠْﺐُ ﻳَﻬْﻮَﻯ ﻭَﻳَﺘَﻤَﻨَّﻰ ﻭَﻳُﺼَﺪِّﻕُ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻔَﺮْﺝُ ﻭَﻳُﻜَﺬِّﺑُﻪُ
“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.”
(HR. Muslim no. 6925)
Dosa Mengharuskan Taubat
Allah Ta’ala berfirman,
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻮْﺑَﺔً ﻧَﺼُﻮﺣًﺎ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murniny
a).”
(QS. At Tahrim: 8)
Dijelaskan oleh Ibnu Katsir rahimahullah bahwa makna taubat yang tulus (taubatan nashuhah) sebagaimana kata para ulama adalah,
“Menghindari dosa untuk saat ini. Menyesali dosa yang telah lalu. Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang.”
Jika taubat harus memenuhi tiga syarat tersebut, maka tiga syarat orang yang taubat dari pacaran adalah:
1. Menyesal dan sedih telah berpacaran
2. Putuskan pacar sekarang juga
3. Bertekad tidak mau pacaran lagi dan menempuh jalan yang halal dengan nikah
Ujung Zina adalah Penyesalan
Luqman pernah berkata kepada anaknya,
ﻳﺎ ﺑﻨﻲ، ﺇﻳﺎﻙ ﻭﺍﻟﺰﻧﻰ، ﻓﺈﻥ ﺃﻭﻟﻪ ﻣﺨﺎﻓﺔ، ﻭﺁﺧﺮﻩ ﻧﺪﺍﻣﺔ
“Wahai anakku. Hati-hatilah dengan zina. Di awal zina, selalu penuh rasa khawatir. Ujung-ujungnya akan penuh penyesalan.
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 326)
Memang betul apa yang diutarakan oleh Luqman, seorang yang sholeh. Dan itu sesuai realita. Awal zina dipenuhi rasa khawatir. Coba lihat saja apa yang dilakukan oleh orang yang hendak berzina. Awalnya mereka berusaha tidak terlihat orang lain. Khawatir ada yang melihat perbuatan dosa mereka. Ujung-ujungnya dipenuhi rasa penyesalan. Karena bisa jadi si wanita hamil. Si laki dituntut tanggung jawab.
Akhirnya pusing kepayang karena perut si wanita yang makin besar dan sulit ditutupi.
Akhirnya yang ada adalah rasa malu. Naik ke pelaminan pun sudah dicap “jelek” karena terpaksa “Married because an accident”.
Semoga Allah mudahkan kita untuk senantiasa berada dalam kebaikan dan menjauhkan kita dari berbagai maksiat.
.
Berbagai Sisi Pacaran itu Terlarang
Allah Ta’ala berfirman,
ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻘْﺮَﺑُﻮﺍ ﺍﻟﺰِّﻧَﺎ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻓَﺎﺣِﺸَﺔً ﻭَﺳَﺎﺀَ ﺳَﺒِﻴﻠًﺎ
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”
(QS. Al Isro’: 32).
Ibnu Katsir berkata mengenai ayat di atas,
“Dalam ayat ini Allah melarang hamba-Nya dari zina dan dari hal-hal yang mendekati zina, yaitu segala hal yang menjadi sebab yang bisa mengantarkan pada zina.”
Dan sudah tidak diragukan lagi bahwa pacaran adalah jalan menuju zina. Karena hati bisa tegoda dengan kata-kata cinta. Tangan bisa berbuat nakal dengan menyentuh pasangan yang bukan miliknya yang halal. Pandangan pun tidak bisa ditundukkan. Dan tidak sedikit yang menempuh jalan pacaran yang terjerumus dalam zina. Makanya dapat kita katakan, pacaran itu terlarang karena alasan-alasan ini yang tidak bisa terbantahkan.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻛُﺘِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﺑْﻦِ ﺁﺩَﻡَ ﻧَﺼِﻴﺒُﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺰِّﻧَﻰ ﻣُﺪْﺭِﻙٌ ﺫَﻟِﻚَ ﻻَ ﻣَﺤَﺎﻟَﺔَ ﻓَﺎﻟْﻌَﻴْﻨَﺎﻥِ ﺯِﻧَﺎﻫُﻤَﺎ ﺍﻟﻨَّﻈَﺮُ ﻭَﺍﻷُﺫُﻧَﺎﻥِ ﺯِﻧَﺎﻫُﻤَﺎ ﺍﻻِﺳْﺘِﻤَﺎﻉُ ﻭَﺍﻟﻠِّﺴَﺎﻥُ ﺯِﻧَﺎﻩُ ﺍﻟْﻜَﻼَﻡُ ﻭَﺍﻟْﻴَﺪُ ﺯِﻧَﺎﻫَﺎ ﺍﻟْﺒَﻄْﺶُ ﻭَﺍﻟﺮِّﺟْﻞُ ﺯِﻧَﺎﻫَﺎ ﺍﻟْﺨُﻄَﺎ ﻭَﺍﻟْﻘَﻠْﺐُ ﻳَﻬْﻮَﻯ ﻭَﻳَﺘَﻤَﻨَّﻰ ﻭَﻳُﺼَﺪِّﻕُ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻔَﺮْﺝُ ﻭَﻳُﻜَﺬِّﺑُﻪُ
“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.”
(HR. Muslim no. 6925)
Dosa Mengharuskan Taubat
Allah Ta’ala berfirman,
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻮْﺑَﺔً ﻧَﺼُﻮﺣًﺎ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murniny
a).”
(QS. At Tahrim: 8)
Dijelaskan oleh Ibnu Katsir rahimahullah bahwa makna taubat yang tulus (taubatan nashuhah) sebagaimana kata para ulama adalah,
“Menghindari dosa untuk saat ini. Menyesali dosa yang telah lalu. Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang.”
Jika taubat harus memenuhi tiga syarat tersebut, maka tiga syarat orang yang taubat dari pacaran adalah:
1. Menyesal dan sedih telah berpacaran
2. Putuskan pacar sekarang juga
3. Bertekad tidak mau pacaran lagi dan menempuh jalan yang halal dengan nikah
Ujung Zina adalah Penyesalan
Luqman pernah berkata kepada anaknya,
ﻳﺎ ﺑﻨﻲ، ﺇﻳﺎﻙ ﻭﺍﻟﺰﻧﻰ، ﻓﺈﻥ ﺃﻭﻟﻪ ﻣﺨﺎﻓﺔ، ﻭﺁﺧﺮﻩ ﻧﺪﺍﻣﺔ
“Wahai anakku. Hati-hatilah dengan zina. Di awal zina, selalu penuh rasa khawatir. Ujung-ujungnya akan penuh penyesalan.
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 326)
Memang betul apa yang diutarakan oleh Luqman, seorang yang sholeh. Dan itu sesuai realita. Awal zina dipenuhi rasa khawatir. Coba lihat saja apa yang dilakukan oleh orang yang hendak berzina. Awalnya mereka berusaha tidak terlihat orang lain. Khawatir ada yang melihat perbuatan dosa mereka. Ujung-ujungnya dipenuhi rasa penyesalan. Karena bisa jadi si wanita hamil. Si laki dituntut tanggung jawab.
Akhirnya pusing kepayang karena perut si wanita yang makin besar dan sulit ditutupi.
Akhirnya yang ada adalah rasa malu. Naik ke pelaminan pun sudah dicap “jelek” karena terpaksa “Married because an accident”.
Semoga Allah mudahkan kita untuk senantiasa berada dalam kebaikan dan menjauhkan kita dari berbagai maksiat.
.
Sabtu, 03 Juni 2017
Amalan Untuk Ibu Hamil
Agar kehamilan kuat dan tidak keguguran ijazah dari Guru Mulia Al Alim Al Allamah Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz :
Disarankan membaca "Yaa Hasiib" 7 kali, setiap selesai sholat wajib (sambil mengelus perut).
Adab dan do'a bagi wanita hamil hingga proses melahirkan
Para salafus sholeh mendidik anak-anak mereka semenjak dari kandungan dengan cara mengajak istrinya diwaktu hamil untuk selalu melakukan amalan-amalan baik seperti membaca al-Qur'an hingga hattam berkali-kali, bersholawat, dzikir dan selalu mendo'akan anak yang dikandung dengan harapan supaya menjadi anak yang sholeh, qurrotul 'ain Rasulullah SAW, berbakti kepada orang tuanya, mengikuti jejak para salafus sholeh, menjadi orang yang bermanfaat dalam agama untuk dirinya dan umat islam dll.
Adapun do'a buat wanita hamil banyak dan diantarannya :
Do'a untuk wanita hamil ( dari Al Imam Al Quthb Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf )
Dibaca setiap habis sholat lima waktu
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮّﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮّﺣﻴﻢ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَ ﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺣْﻔَﻆْ ﻭَﻟَﺪِﻱْ ﻣَﺎ ﺩَﺍﻡَ ﻓِﻲْ ﺑَﻄْﻨِﻲ ﻭَﺍﺷْﻔِﻪِ ﻣَﻊَ ﺃُﻣَﺔِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَ ﺳَﻠَّﻢَ ﻧَﺒِﻴِّﻚَ ﻭَ ﺭَﺳُﻮْﻟِﻚَ، ﺃَﻧْﺖَ ﺷَﺎﻑٍ ﻻَ ﺷِﻔَﺎﺀَ ﺇِﻻَّ ﺷِﻔَﺎﺀُﻙَ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻋَﺎﺟِﻼً ﻻَﻳُﻐَﺎﺩِﺭُ ﺳَﻘَﻤًﺎ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻮِّﺭْﻩُ ﻓِﻲْ ﺑَﻄْﻨِﻲْ ﺻُﻮْﺭَﺓً ﺣَﺴَﻨَﺔً، ﻭَﺛَﺒِّﺖْ ﻗَﻠْﺒَﻪُ ﺇِﻳْﻤَﺎﻧًﺎ ﺑِﻚَ ﻭَ ﺑِﺮَﺳُﻮْﻟِﻚَ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﺧْﺮِﺟْﻪُ ﻣِﻦْ ﺑَﻄْﻨِﻲْ ﻭَﻗْﺖَ ﻭِﻻَﺩَﺗِﻲْ ﺳَﻬْﻼً ﻭَ ﺳَﻠِﻴْﻤًﺎ ﻓِﻲْ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴﺎ ﻭ ﺍﻵﺧﺮﺓ، ﻭ ﺗﻘﺒﻞ ﺩﻋﺎﺀﻧﺎ ﻛﻤﺎ ﺗﻘﺒﻠﺖ ﺩﻋﺎﺀ ﻧﺒﻴﻚ ﻭ ﺭﺳﻮﻟﻚ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺁﻟﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ، ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺣﻔﻆ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﺃَﺧْﺮَﺟَﻚَ ﻣِﻦْ ﻋَﺎﻟَﻢِ ﺍﻟﻈَّﻼَﻡِ ﺇِﻟَﻰ ﻋَﺎﻟَﻢِ ﺍﻟﻨُّﻮْﺭِ ﻭَ ﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﺻَﺤِﻴْﺤًﺎ ﻛَﺎﻣِﻼً ﻋَﺎﻗِﻼً ﻟَﻄِﻴْﻔَﺎ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﺷَﻬِﻴْﺪًﺍ ﻭَ ﻣُﺒَﺎﺭَﻛًﺎ ﻭ َﻋَﺎﻟِﻤًﺎ ﻭَ ﺣَﺎﻓِﻈًﺎ ﻣِﻦْ ﻛَﻼَﻣِﻚَ ﺍْﻟﻤَﻜْﻨُﻮْﻥِ ﻭَﻛِﺘَﺎﺑِﻚَ ﺍﻟْﻤَﺤْﻔُﻮْﻅِ، ﺍﻟﻠّﻬُﻢَّ ﻃَﻮِّﻝْ ﻋُﻤْﺮَﻩُ ﻭَ ﺻَﺤِّﺢْ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻭَﺃَﻓْﺼِﺤْﻪُ ﻟِﻘِﺮَﺍﺀَﺓِ ﺍْﻟﻘُﺮْﺁﻥِ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﺻَﺒْﺮًﺍ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﻤَﺮَﺽِ ﻭَ ﺍْﻷَﺳْﻘَﺎﻡِ ﻭَﺍﻟْﻌَﻄَﺶِ ﺑِﺒَﺮْﻛَﺔِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺁﻟﻪِ ﻭَ ﺳَﻠَّﻢَ ﻭَ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﺍْﻷَﻧْﺒِﻴَﺎﺀِ ﻭَ ﺍْﻟﻤُﺮْﺳَﻠِﻴْﻦَ ﻭَ ﺍْﻟﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﺍْﻟﻤُﻘَﺮَّﺑِﻴْﻦ،َ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَ ﻣَﻼَﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲْ ﻳَﺂ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮْﺍ ﺻَﻠُّﻮْﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮْﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤَﺎ، ﻭَﺁﺧِﺮُ ﺩَﻋْﻮَﺍﻧَﺎ ﺃَﻥِ ﺍْﻟﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠّﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍْﻟﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ . ﺁﻣﻴﻦ
Do'a dari Al Imam Al Habib Ahmad bin Hasan Al Athos di dalam kitab tadzkirun nas agar tidak keguguran insya Allah.
Maka dianjurkan bagi wanita hamil untuk meletakkan tangannya diatas perutnya sambil membaca ya hasiib 7 kali disetiap habis sholat 5 waktu :
ﻳﺎ ﺣﺴﻴﺐ x ٧
"Dan adapun do'a untuk memudahkan proses melahirkan sebagaimana yang disebutkan dalam kitab al-adzkar dari hadist Rasulullah SAW dan diamalkan salafus sholeh"
Yaitu terlebih dahulu membaca ayat kursi :
ﺍﻟﻠﻪُ ﻵَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﻲُّ ﺍﻟْﻘَﻴُّﻮﻡُ، ﻻَ ﺗَﺄْﺧُﺬُﻩُ ﺳِﻨَﺔٌ ﻭ َﻻَ ﻧَﻮْﻡُُ، ﻟَّﻪُ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍْﻷَﺭْﺽِ، ﻣَﻦ ﺫَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺸْﻔَﻊُ ﻋِﻨﺪَﻩُ ﺇِﻻَّ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻪِ، ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﻳْﺪِﻳﻬِﻢْ ﻭَ ﻣَﺎﺧَﻠْﻔَﻬُﻢْ ﻭ َﻻَ ﻳُﺤِﻴﻄُﻮﻥَ ﺑِﺸَﻲْﺀٍ ﻣِّﻦْ ﻋِﻠْﻤِﻪِ ﺇِﻻَّ ﺑِﻤَﺎ ﺷَﺂﺀَ، ﻭَﺳِﻊَ ﻛُﺮْﺳِﻴُّﻪُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَ ﺍْﻷَﺭْﺽَ، ﻭ َﻻَ ﻳَﺌُﻮﺩُﻩُ ﺣِﻔْﻈُﻬُﻤَﺎ ﻭ َﻫُﻮَ ﺍﻟْﻌَﻠِﻲُّ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢ .
Lalu bacalah ayat dibawah ini 3 kali :
ﺇِﻥَّ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭ ﺍﻷﺭﺽ ﻓﻲ ﺳﺘﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﺛﻢ ﺍﺳﺘﻮﻯ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺮﺵ . ﻳﻐﺸﻲ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻭ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ ﻳﻄﻠﺒﻪ ﺣﺜﻴﺜﺎ ﻭ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻭ ﺍﻟﻘﻤﺮ ﻭ ﺍﻟﻨﺠﻮﻡ ﻣﺴﺨﺮﺍﺕ ﺑﺄﻣﺮﻩ . ﺍﻻ ﻟﻪ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻭ ﺍﻷﻣﺮ . ﺗﺒﺎﺭﻙ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ x٣
Kemudian baca surat al ikhlas dan mu'awwidzatain dan al fatehah :
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﻗﻞ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺣﺪ، ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺼﻤﺪ، ﻟﻢ ﻳﻠﺪ ﻭ ﻟﻢ ﻳﻮﻟﺪ، ﻭ ﻟﻢ ﻳَﻜُـﻦْ ﻟَﻪُ ﻛُﻔُـﻮًﺍ ﺃَﺣَـﺪٌ .
ﺑِﺴْﻢ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ
ﻗُﻞْ ﺃَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﺮَﺏِّ ﺍﻟْﻔَﻠَﻖِ، ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻣﺎَ ﺧَﻠَﻖَ، ﻭ َﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻏَﺎﺳِﻖٍ ﺇِﺫَﺍ ﻭَﻗَﺐَ، ﻭ َﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺍﻟﻨَّﻔَّﺎﺛَﺎﺕِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻌُﻘَﺪِ، ﻭ َﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺣَﺎﺳِﺪٍ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﺴَﺪ .
ﺑِﺴْﻢ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ
ﻗُﻞْ ﺃَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﺮَﺏِّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ، ﻣَﻠِﻚِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ، ﺇِﻟَﻪِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ، ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺍﻟْﻮَﺳْﻮَﺍﺱِ ﺍﻟْﺨَﻨَّﺎﺱِ، ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻮﺳﻮﺱ ﻓﻲ ﺻﺪﻭﺭ ﺍﻟﻨﺎﺱ، ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻭ ﺍﻟﻨﺎﺱ .
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ، ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ، ﻣﺎﻟﻚ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺪﻳﻦ، ﺇﻳﺎﻙ ﻧﻌﺒﺪ ﻭ ﺇﻳﺎﻙ ﻧﺴﺘﻌﻴﻦ، ﺍﻫﺪﻧﺎ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ، ﺻﺮﺍﻁ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺃﻧﻌﻤﺖ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﻐﻀﻮﺏ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭ ﻻ ﺍﻟﻀﺂﻟﻴﻦ . ﺁﻣﻴﻦ
Kemudian perbanyaklah do'a alkarb :
ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﺍْﻟﻌَﻈَﻴﻢ ﺍﻟﺤﻠﻴﻢِْ، ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ، ﻻَﺍِﻟَﻪَ ﺍِﻻَّﺍﻟﻠﻪُ ﺭَﺏُّ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﺍﻟﺴَّﺒْﻊِ ﻭَ ﺍﻷَﺭَﺿِﻴْﻦَ ﺍﻟﺴَّﺒْﻊِ ﻭَ ﺭَﺏُّ ﺍْﻟﻌَﺮْﺵِ ﺍْﻟﻜَﺮِﻳْﻢِ .
Kemudian bagi suami dianjurkan untuk memperbanyak bacaan do'a dibawah ini ketika istrinya sudah ada tanda-tanda melahirkan :
ﺣﻨﺎ ﻭﻟﺪﺕ ﻣﺮﻳﻢ، ﻣﺮﻳﻢ ﻭﻟﺪﺕ ﻋﻴﺴﻰ ﺃﺧﺮﺝ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻤﻮﻟﻮﺩ ﺑﺈﺫﻥ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺍﻟﻤﻌﺒﻮﺩ .
1
Disarankan membaca "Yaa Hasiib" 7 kali, setiap selesai sholat wajib (sambil mengelus perut).
Adab dan do'a bagi wanita hamil hingga proses melahirkan
Para salafus sholeh mendidik anak-anak mereka semenjak dari kandungan dengan cara mengajak istrinya diwaktu hamil untuk selalu melakukan amalan-amalan baik seperti membaca al-Qur'an hingga hattam berkali-kali, bersholawat, dzikir dan selalu mendo'akan anak yang dikandung dengan harapan supaya menjadi anak yang sholeh, qurrotul 'ain Rasulullah SAW, berbakti kepada orang tuanya, mengikuti jejak para salafus sholeh, menjadi orang yang bermanfaat dalam agama untuk dirinya dan umat islam dll.
Adapun do'a buat wanita hamil banyak dan diantarannya :
Do'a untuk wanita hamil ( dari Al Imam Al Quthb Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf )
Dibaca setiap habis sholat lima waktu
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮّﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮّﺣﻴﻢ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَ ﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺣْﻔَﻆْ ﻭَﻟَﺪِﻱْ ﻣَﺎ ﺩَﺍﻡَ ﻓِﻲْ ﺑَﻄْﻨِﻲ ﻭَﺍﺷْﻔِﻪِ ﻣَﻊَ ﺃُﻣَﺔِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَ ﺳَﻠَّﻢَ ﻧَﺒِﻴِّﻚَ ﻭَ ﺭَﺳُﻮْﻟِﻚَ، ﺃَﻧْﺖَ ﺷَﺎﻑٍ ﻻَ ﺷِﻔَﺎﺀَ ﺇِﻻَّ ﺷِﻔَﺎﺀُﻙَ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻋَﺎﺟِﻼً ﻻَﻳُﻐَﺎﺩِﺭُ ﺳَﻘَﻤًﺎ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻮِّﺭْﻩُ ﻓِﻲْ ﺑَﻄْﻨِﻲْ ﺻُﻮْﺭَﺓً ﺣَﺴَﻨَﺔً، ﻭَﺛَﺒِّﺖْ ﻗَﻠْﺒَﻪُ ﺇِﻳْﻤَﺎﻧًﺎ ﺑِﻚَ ﻭَ ﺑِﺮَﺳُﻮْﻟِﻚَ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﺧْﺮِﺟْﻪُ ﻣِﻦْ ﺑَﻄْﻨِﻲْ ﻭَﻗْﺖَ ﻭِﻻَﺩَﺗِﻲْ ﺳَﻬْﻼً ﻭَ ﺳَﻠِﻴْﻤًﺎ ﻓِﻲْ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴﺎ ﻭ ﺍﻵﺧﺮﺓ، ﻭ ﺗﻘﺒﻞ ﺩﻋﺎﺀﻧﺎ ﻛﻤﺎ ﺗﻘﺒﻠﺖ ﺩﻋﺎﺀ ﻧﺒﻴﻚ ﻭ ﺭﺳﻮﻟﻚ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺁﻟﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ، ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺣﻔﻆ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﺃَﺧْﺮَﺟَﻚَ ﻣِﻦْ ﻋَﺎﻟَﻢِ ﺍﻟﻈَّﻼَﻡِ ﺇِﻟَﻰ ﻋَﺎﻟَﻢِ ﺍﻟﻨُّﻮْﺭِ ﻭَ ﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﺻَﺤِﻴْﺤًﺎ ﻛَﺎﻣِﻼً ﻋَﺎﻗِﻼً ﻟَﻄِﻴْﻔَﺎ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﺷَﻬِﻴْﺪًﺍ ﻭَ ﻣُﺒَﺎﺭَﻛًﺎ ﻭ َﻋَﺎﻟِﻤًﺎ ﻭَ ﺣَﺎﻓِﻈًﺎ ﻣِﻦْ ﻛَﻼَﻣِﻚَ ﺍْﻟﻤَﻜْﻨُﻮْﻥِ ﻭَﻛِﺘَﺎﺑِﻚَ ﺍﻟْﻤَﺤْﻔُﻮْﻅِ، ﺍﻟﻠّﻬُﻢَّ ﻃَﻮِّﻝْ ﻋُﻤْﺮَﻩُ ﻭَ ﺻَﺤِّﺢْ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻭَﺃَﻓْﺼِﺤْﻪُ ﻟِﻘِﺮَﺍﺀَﺓِ ﺍْﻟﻘُﺮْﺁﻥِ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﺻَﺒْﺮًﺍ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﻤَﺮَﺽِ ﻭَ ﺍْﻷَﺳْﻘَﺎﻡِ ﻭَﺍﻟْﻌَﻄَﺶِ ﺑِﺒَﺮْﻛَﺔِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺁﻟﻪِ ﻭَ ﺳَﻠَّﻢَ ﻭَ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﺍْﻷَﻧْﺒِﻴَﺎﺀِ ﻭَ ﺍْﻟﻤُﺮْﺳَﻠِﻴْﻦَ ﻭَ ﺍْﻟﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﺍْﻟﻤُﻘَﺮَّﺑِﻴْﻦ،َ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَ ﻣَﻼَﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲْ ﻳَﺂ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮْﺍ ﺻَﻠُّﻮْﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮْﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤَﺎ، ﻭَﺁﺧِﺮُ ﺩَﻋْﻮَﺍﻧَﺎ ﺃَﻥِ ﺍْﻟﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠّﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍْﻟﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ . ﺁﻣﻴﻦ
Do'a dari Al Imam Al Habib Ahmad bin Hasan Al Athos di dalam kitab tadzkirun nas agar tidak keguguran insya Allah.
Maka dianjurkan bagi wanita hamil untuk meletakkan tangannya diatas perutnya sambil membaca ya hasiib 7 kali disetiap habis sholat 5 waktu :
ﻳﺎ ﺣﺴﻴﺐ x ٧
"Dan adapun do'a untuk memudahkan proses melahirkan sebagaimana yang disebutkan dalam kitab al-adzkar dari hadist Rasulullah SAW dan diamalkan salafus sholeh"
Yaitu terlebih dahulu membaca ayat kursi :
ﺍﻟﻠﻪُ ﻵَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﻲُّ ﺍﻟْﻘَﻴُّﻮﻡُ، ﻻَ ﺗَﺄْﺧُﺬُﻩُ ﺳِﻨَﺔٌ ﻭ َﻻَ ﻧَﻮْﻡُُ، ﻟَّﻪُ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍْﻷَﺭْﺽِ، ﻣَﻦ ﺫَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺸْﻔَﻊُ ﻋِﻨﺪَﻩُ ﺇِﻻَّ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻪِ، ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﻳْﺪِﻳﻬِﻢْ ﻭَ ﻣَﺎﺧَﻠْﻔَﻬُﻢْ ﻭ َﻻَ ﻳُﺤِﻴﻄُﻮﻥَ ﺑِﺸَﻲْﺀٍ ﻣِّﻦْ ﻋِﻠْﻤِﻪِ ﺇِﻻَّ ﺑِﻤَﺎ ﺷَﺂﺀَ، ﻭَﺳِﻊَ ﻛُﺮْﺳِﻴُّﻪُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَ ﺍْﻷَﺭْﺽَ، ﻭ َﻻَ ﻳَﺌُﻮﺩُﻩُ ﺣِﻔْﻈُﻬُﻤَﺎ ﻭ َﻫُﻮَ ﺍﻟْﻌَﻠِﻲُّ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢ .
Lalu bacalah ayat dibawah ini 3 kali :
ﺇِﻥَّ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭ ﺍﻷﺭﺽ ﻓﻲ ﺳﺘﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﺛﻢ ﺍﺳﺘﻮﻯ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺮﺵ . ﻳﻐﺸﻲ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻭ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ ﻳﻄﻠﺒﻪ ﺣﺜﻴﺜﺎ ﻭ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻭ ﺍﻟﻘﻤﺮ ﻭ ﺍﻟﻨﺠﻮﻡ ﻣﺴﺨﺮﺍﺕ ﺑﺄﻣﺮﻩ . ﺍﻻ ﻟﻪ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻭ ﺍﻷﻣﺮ . ﺗﺒﺎﺭﻙ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ x٣
Kemudian baca surat al ikhlas dan mu'awwidzatain dan al fatehah :
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﻗﻞ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺣﺪ، ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺼﻤﺪ، ﻟﻢ ﻳﻠﺪ ﻭ ﻟﻢ ﻳﻮﻟﺪ، ﻭ ﻟﻢ ﻳَﻜُـﻦْ ﻟَﻪُ ﻛُﻔُـﻮًﺍ ﺃَﺣَـﺪٌ .
ﺑِﺴْﻢ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ
ﻗُﻞْ ﺃَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﺮَﺏِّ ﺍﻟْﻔَﻠَﻖِ، ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻣﺎَ ﺧَﻠَﻖَ، ﻭ َﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻏَﺎﺳِﻖٍ ﺇِﺫَﺍ ﻭَﻗَﺐَ، ﻭ َﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺍﻟﻨَّﻔَّﺎﺛَﺎﺕِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻌُﻘَﺪِ، ﻭ َﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺣَﺎﺳِﺪٍ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﺴَﺪ .
ﺑِﺴْﻢ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ
ﻗُﻞْ ﺃَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﺮَﺏِّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ، ﻣَﻠِﻚِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ، ﺇِﻟَﻪِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ، ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺍﻟْﻮَﺳْﻮَﺍﺱِ ﺍﻟْﺨَﻨَّﺎﺱِ، ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻮﺳﻮﺱ ﻓﻲ ﺻﺪﻭﺭ ﺍﻟﻨﺎﺱ، ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻭ ﺍﻟﻨﺎﺱ .
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ، ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ، ﻣﺎﻟﻚ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺪﻳﻦ، ﺇﻳﺎﻙ ﻧﻌﺒﺪ ﻭ ﺇﻳﺎﻙ ﻧﺴﺘﻌﻴﻦ، ﺍﻫﺪﻧﺎ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ، ﺻﺮﺍﻁ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺃﻧﻌﻤﺖ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﻐﻀﻮﺏ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭ ﻻ ﺍﻟﻀﺂﻟﻴﻦ . ﺁﻣﻴﻦ
Kemudian perbanyaklah do'a alkarb :
ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﺍْﻟﻌَﻈَﻴﻢ ﺍﻟﺤﻠﻴﻢِْ، ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ، ﻻَﺍِﻟَﻪَ ﺍِﻻَّﺍﻟﻠﻪُ ﺭَﺏُّ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﺍﻟﺴَّﺒْﻊِ ﻭَ ﺍﻷَﺭَﺿِﻴْﻦَ ﺍﻟﺴَّﺒْﻊِ ﻭَ ﺭَﺏُّ ﺍْﻟﻌَﺮْﺵِ ﺍْﻟﻜَﺮِﻳْﻢِ .
Kemudian bagi suami dianjurkan untuk memperbanyak bacaan do'a dibawah ini ketika istrinya sudah ada tanda-tanda melahirkan :
ﺣﻨﺎ ﻭﻟﺪﺕ ﻣﺮﻳﻢ، ﻣﺮﻳﻢ ﻭﻟﺪﺕ ﻋﻴﺴﻰ ﺃﺧﺮﺝ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻤﻮﻟﻮﺩ ﺑﺈﺫﻥ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺍﻟﻤﻌﺒﻮﺩ .
1
Sabtu, 29 April 2017
Bolehkah Wanita Melamar Pria ?
Cara Wanita Melamar Pria
Bolehkah wanita melamar pria? Bagaimana caranya?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Islam tidak membatasi yang boleh mengajukan lamaran hanya yang lelaki, sehingga wanita juga boleh mengajukan diri untuk melamar seorang pria. Jika itu dilakukan dalam rangka kebaikan, misalnya karena ingin mendapatkan suami yang soleh, atau suami yang bisa mengajarkan agama, bukan termasuk tindakan tercela. Artinya, bukan semata karena latar belakang dunia.
Dari Tsabit al-Bunani bahwa Anas bin Malik pernah bercerita,
ﺟَﺎﺀَﺕِ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٌ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺗَﻌْﺮِﺽُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻧَﻔْﺴَﻬَﺎ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻟَﻚَ ﺑِﻰ ﺣَﺎﺟَﺔٌ
Ada seorang wanita menghadap Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menawarkan dirinya untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dia mengatakan, “Ya Rasulullah, apakah anda ingin menikahiku?”
Mendengar ini, putri Anas bin Malik langsung berkomentar,
ﻣَﺎ ﺃَﻗَﻞَّ ﺣَﻴَﺎﺀَﻫَﺎ ﻭَﺍﺳَﻮْﺃَﺗَﺎﻩْ ﻭَﺍﺳَﻮْﺃَﺗَﺎﻩْ
“Betapa dia tidak tahu malu… sungguh memalukan, sungguh memalukan.”
Anas membalas komentarnya,
ﻫِﻰَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻨْﻚِ ﺭَﻏِﺒَﺖْ ﻓِﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻓَﻌَﺮَﺿَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻧَﻔْﺴَﻬَﺎ
“Dia lebih baik dari pada kamu, dia ingin dinikahi Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam , dan menawarkan dirinya untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. ” (HR. Bukhari 5120)
Bagaimana Caranya?
Mengenai cara, ini kembali kepada kondisi di masing-masing masyarakat. Bagaimana cara melamar wanita yang paling wajar. Bisa juga dilakukan dengan cara berikut,
Pertama, Menawarkan diri langsung ke yang bersangkutan
Seperti yang diceritakan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pada hadis di atas.
Demikian pula disebutkan dalam riwayat lain dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu,
Ada seorang wanita menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menawarkan dirinya,
ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺟِﺌْﺖُ ﻷَﻫَﺐَ ﻟَﻚَ ﻧَﻔْﺴِﻰ
“Ya Rasulullah, saya datang untuk menawarkan diri saya agar anda nikahi.”
Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikannya, beliau tidak ada keinginan untuk menikahinya. Hingga wanita ini duduk menunggu. Kemudian datang seorang sahabat,
‘Ya Rasulullah, jika anda tidak berkehendak untuk menikahinya, maka nikahkan aku dengannya.’ (HR. Bukhari 5030)
Dan di lanjutan hadis, sahabat ini diminta untuk mencari mahar, sampaipun hanya dalam bentuk cincin besi, dst, yang mungkin sudah sering kita dengar.
Hadis ini meunjukkan bahwa sah saja ketika ada seorang wanita yang menawarkan diri untuk dinikahi lelaki yang dia harapkan bisa menjadi pendampingnya.
Dalam kitab Fathul Bari, wanita yang minta dinikahi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak haya satu. Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani menyebutkan beberapa riwayat yang menceritakan para wanita lainnya, yang menawarkan dirinya untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, diantaranya Khaulah binti Hakim, Ummu Syuraik, Fatimah bin Syuraih, Laila binti Hatim, Zaenab binti Khuzaemah, dan Maemunah binti Al-Harits. ( Fathul Majid , 8/525).
Kedua , melalui perantara orang lain yang amanah
Termasuk melalui perantara keluarganya, ayahnya atau ibunya atau temannya.
Ini seperti yang dilakukan Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, ketika putrinya Hafshah selesai masa iddah karena ditinggal mati suaminnya, Umar menawarkan Hafshah ke Utsman, kemudian ke Abu Bakr radhiyallahu ‘anhum.
Umar mengatakan,
ﻓَﻠَﻘِﻴﺖُ ﺃَﺑَﺎ ﺑَﻜْﺮٍ ﺍﻟﺼِّﺪِّﻳﻖَ، ﻓَﻘُﻠْﺖُ : ﺇِﻥْ ﺷِﺌْﺖَ ﺯَﻭَّﺟْﺘُﻚَ ﺣَﻔْﺼَﺔَ ﺑِﻨْﺖَ ﻋُﻤَﺮَ، ﻓَﺼَﻤَﺖَ ﺃَﺑُﻮ ﺑَﻜْﺮٍ ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺮْﺟِﻊْ ﺇِﻟَﻲَّ ﺷَﻴْﺌًﺎ، ﻭَﻛُﻨْﺖُ ﺃَﻭْﺟَﺪَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣِﻨِّﻲ ﻋَﻠَﻰ ﻋُﺜْﻤَﺎﻥَ
“Kemudian aku menemui Abu Bakar ash-Shiddiq dan berkata, ‘Jika engkau mau, aku akan nikahkan Hafshah binti ‘Umar denganmu.’ Akan tetapi Abu Bakar diam dan tidak berkomentar apa pun. Saat itu aku lebih kecewa terhadap Abu Bakar daripada kepada ‘Utsman….” (HR. Bukhari 5122 & Nasai 3272)
Semacam ini juga yang pernah dilakukan Khadijah
radhiyallahu ‘anha , beliau melamar Muhammad sebelum menjadi nabi melalui perantara temannya, Nafisah bintu Maniyah. Kemudian disetujui semua paman-pamannya dan juga paman Khadijah. Ketika akad dihadiri Bani Hasyim dan pembesar Bani Mudhar, dan ini terjadi 2 bulan sepulang Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Syam berdagang barangnya Khadijah. (ar-Rahiq al-Makhtum, hlm. 51)
Dalam salah satu fatwannya, Lajnah Daimah ditanya mengenai hukum wanita yang menawarkan diri agar dinikahi lelaki yang soleh. Jawab Lajnah,
ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻷﻣﺮ ﻛﻤﺎ ﺫﻛﺮ ﺷﺮﻉ ﻟﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﻌﺮﺽ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺃﻭ ﻧﺤﻮﻩ، ﻭﻻ ﺣﺮﺝ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻓﻘﺪ ﻓﻌﻠﺘﻪ ﺧﺪﻳﺠﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﻭﻓﻌﻠﺘﻪ ﺍﻟﻮﺍﻫﺒﺔ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭﺓ ﻓﻲ ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ، ﻭﻓﻌﻠﻪ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺑﻌﺮﺿﻪ ﺍﺑﻨﺘﻪ ﺣﻔﺼﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﺛﻢ ﻋﻠﻰ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ
Jika dia seorang laki-laki yang shalih sebagaimana disebutkan maka disyari’atkan bagi wanita itu untuk menawarkan diri kepadanya atau yang semisalnya untuk dinikahi. Ini dibolehkan, sebagaimana yang telah dilakukan Khadijah
radhiyallahu’anha.
Juga dilakukan oleh seorang wanita yang menawarkan dirinya (kepada Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam untuk dinikahi beliau), sebagaimana yang tersebut di surat Al-Ahzab.
Juga pernah dilakukan Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu yang menawarkan putrinya Hafshah kepada Abu Bakr kemudian kepada Utsman bin ‘Affan radhiyallahu’anhum. (Fatawa al-Lajnah ad-Daimah, 18/48 no. 6400).
Allahu a’lam.
.
Bolehkah wanita melamar pria? Bagaimana caranya?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Islam tidak membatasi yang boleh mengajukan lamaran hanya yang lelaki, sehingga wanita juga boleh mengajukan diri untuk melamar seorang pria. Jika itu dilakukan dalam rangka kebaikan, misalnya karena ingin mendapatkan suami yang soleh, atau suami yang bisa mengajarkan agama, bukan termasuk tindakan tercela. Artinya, bukan semata karena latar belakang dunia.
Dari Tsabit al-Bunani bahwa Anas bin Malik pernah bercerita,
ﺟَﺎﺀَﺕِ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٌ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺗَﻌْﺮِﺽُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻧَﻔْﺴَﻬَﺎ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻟَﻚَ ﺑِﻰ ﺣَﺎﺟَﺔٌ
Ada seorang wanita menghadap Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menawarkan dirinya untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dia mengatakan, “Ya Rasulullah, apakah anda ingin menikahiku?”
Mendengar ini, putri Anas bin Malik langsung berkomentar,
ﻣَﺎ ﺃَﻗَﻞَّ ﺣَﻴَﺎﺀَﻫَﺎ ﻭَﺍﺳَﻮْﺃَﺗَﺎﻩْ ﻭَﺍﺳَﻮْﺃَﺗَﺎﻩْ
“Betapa dia tidak tahu malu… sungguh memalukan, sungguh memalukan.”
Anas membalas komentarnya,
ﻫِﻰَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻨْﻚِ ﺭَﻏِﺒَﺖْ ﻓِﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻓَﻌَﺮَﺿَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻧَﻔْﺴَﻬَﺎ
“Dia lebih baik dari pada kamu, dia ingin dinikahi Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam , dan menawarkan dirinya untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. ” (HR. Bukhari 5120)
Bagaimana Caranya?
Mengenai cara, ini kembali kepada kondisi di masing-masing masyarakat. Bagaimana cara melamar wanita yang paling wajar. Bisa juga dilakukan dengan cara berikut,
Pertama, Menawarkan diri langsung ke yang bersangkutan
Seperti yang diceritakan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pada hadis di atas.
Demikian pula disebutkan dalam riwayat lain dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu,
Ada seorang wanita menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menawarkan dirinya,
ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺟِﺌْﺖُ ﻷَﻫَﺐَ ﻟَﻚَ ﻧَﻔْﺴِﻰ
“Ya Rasulullah, saya datang untuk menawarkan diri saya agar anda nikahi.”
Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikannya, beliau tidak ada keinginan untuk menikahinya. Hingga wanita ini duduk menunggu. Kemudian datang seorang sahabat,
‘Ya Rasulullah, jika anda tidak berkehendak untuk menikahinya, maka nikahkan aku dengannya.’ (HR. Bukhari 5030)
Dan di lanjutan hadis, sahabat ini diminta untuk mencari mahar, sampaipun hanya dalam bentuk cincin besi, dst, yang mungkin sudah sering kita dengar.
Hadis ini meunjukkan bahwa sah saja ketika ada seorang wanita yang menawarkan diri untuk dinikahi lelaki yang dia harapkan bisa menjadi pendampingnya.
Dalam kitab Fathul Bari, wanita yang minta dinikahi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak haya satu. Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani menyebutkan beberapa riwayat yang menceritakan para wanita lainnya, yang menawarkan dirinya untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, diantaranya Khaulah binti Hakim, Ummu Syuraik, Fatimah bin Syuraih, Laila binti Hatim, Zaenab binti Khuzaemah, dan Maemunah binti Al-Harits. ( Fathul Majid , 8/525).
Kedua , melalui perantara orang lain yang amanah
Termasuk melalui perantara keluarganya, ayahnya atau ibunya atau temannya.
Ini seperti yang dilakukan Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, ketika putrinya Hafshah selesai masa iddah karena ditinggal mati suaminnya, Umar menawarkan Hafshah ke Utsman, kemudian ke Abu Bakr radhiyallahu ‘anhum.
Umar mengatakan,
ﻓَﻠَﻘِﻴﺖُ ﺃَﺑَﺎ ﺑَﻜْﺮٍ ﺍﻟﺼِّﺪِّﻳﻖَ، ﻓَﻘُﻠْﺖُ : ﺇِﻥْ ﺷِﺌْﺖَ ﺯَﻭَّﺟْﺘُﻚَ ﺣَﻔْﺼَﺔَ ﺑِﻨْﺖَ ﻋُﻤَﺮَ، ﻓَﺼَﻤَﺖَ ﺃَﺑُﻮ ﺑَﻜْﺮٍ ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺮْﺟِﻊْ ﺇِﻟَﻲَّ ﺷَﻴْﺌًﺎ، ﻭَﻛُﻨْﺖُ ﺃَﻭْﺟَﺪَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣِﻨِّﻲ ﻋَﻠَﻰ ﻋُﺜْﻤَﺎﻥَ
“Kemudian aku menemui Abu Bakar ash-Shiddiq dan berkata, ‘Jika engkau mau, aku akan nikahkan Hafshah binti ‘Umar denganmu.’ Akan tetapi Abu Bakar diam dan tidak berkomentar apa pun. Saat itu aku lebih kecewa terhadap Abu Bakar daripada kepada ‘Utsman….” (HR. Bukhari 5122 & Nasai 3272)
Semacam ini juga yang pernah dilakukan Khadijah
radhiyallahu ‘anha , beliau melamar Muhammad sebelum menjadi nabi melalui perantara temannya, Nafisah bintu Maniyah. Kemudian disetujui semua paman-pamannya dan juga paman Khadijah. Ketika akad dihadiri Bani Hasyim dan pembesar Bani Mudhar, dan ini terjadi 2 bulan sepulang Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Syam berdagang barangnya Khadijah. (ar-Rahiq al-Makhtum, hlm. 51)
Dalam salah satu fatwannya, Lajnah Daimah ditanya mengenai hukum wanita yang menawarkan diri agar dinikahi lelaki yang soleh. Jawab Lajnah,
ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻷﻣﺮ ﻛﻤﺎ ﺫﻛﺮ ﺷﺮﻉ ﻟﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﻌﺮﺽ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺃﻭ ﻧﺤﻮﻩ، ﻭﻻ ﺣﺮﺝ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻓﻘﺪ ﻓﻌﻠﺘﻪ ﺧﺪﻳﺠﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﻭﻓﻌﻠﺘﻪ ﺍﻟﻮﺍﻫﺒﺔ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭﺓ ﻓﻲ ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ، ﻭﻓﻌﻠﻪ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺑﻌﺮﺿﻪ ﺍﺑﻨﺘﻪ ﺣﻔﺼﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﺛﻢ ﻋﻠﻰ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ
Jika dia seorang laki-laki yang shalih sebagaimana disebutkan maka disyari’atkan bagi wanita itu untuk menawarkan diri kepadanya atau yang semisalnya untuk dinikahi. Ini dibolehkan, sebagaimana yang telah dilakukan Khadijah
radhiyallahu’anha.
Juga dilakukan oleh seorang wanita yang menawarkan dirinya (kepada Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam untuk dinikahi beliau), sebagaimana yang tersebut di surat Al-Ahzab.
Juga pernah dilakukan Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu yang menawarkan putrinya Hafshah kepada Abu Bakr kemudian kepada Utsman bin ‘Affan radhiyallahu’anhum. (Fatawa al-Lajnah ad-Daimah, 18/48 no. 6400).
Allahu a’lam.
.
Hukum Qodho Sholat 5 Waktu
Mengqodho' sholat 5 waktu (Mengganti sholat 5 waktu yang pernah ditinggalkan), Ulama 4 mazhab Ahlussunnah Wal Jama'ah sepakat hukumnya adalah wajib.
Ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ;
ﻣﻦ ﻧﺴﻲ ﺻﻼﺓ ﻓﻠﻴﺼﻞ ﺇﺫﺍ ﺫﻛﺮ
"Barang siapa tidak melaksanakan sholat karena lupa maka segeralah dia sholat kalau sudah ingat." [Muttafaq alaih]
Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ juga pernah Mengqodho' empat waktu Sholat yaitu Dzhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya ketika berkecamuk perang Khandaq di tahun kelima hijriyah.
ﻋَﻦْ ﻧَﺎِﻓﻊ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻋُﺒَﻴْﺪَﺓ ﺑﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠﻪ ﻗَﺎﻝَ : ﻗﺎَﻝَ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪ : ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﺷَﻐَﻠُﻮﺍ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺭْﺑَﻊِ ﺻَﻠَﻮَﺍﺕٍ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺨَﻨْﺪَﻕِ ﺣَﺘَّﻰ ﺫَﻫَﺐَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﺄَﻣَﺮَ ﺑِﻼَﻻً ﻓَﺄَﺫَّﻥَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟﻈُّﻬْﺮَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟْﻌَﺼْﺮَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟْﻤَﻐْﺮِﺏَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀَ
Dari Nafi’ dari Abi Ubaidah bin Abdillah, telah berkata Abdullah, ”Sesungguhnya orang-orang musyrik telah menyibukkan Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ sehingga tidak bisa mengerjakan empat sholat ketika perang Khandaq hingga malam hari telah sangat gelap. Kemudian beliau ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ memerintahkan Bilal untuk melantunkan adzan diteruskan iqamah. Maka Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ mengerjakan sholat Dzuhur. Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Ashar. Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Maghrib. Dan kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Isya.” [HR. At-Tirmizy dan AnNasa’i]
Selain itu juga apa yang dilakukan oleh Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ketika tertidur dan habis waktu Subuh saat terjaga saat pulang dari perang Khaibar di tahun ketujuh hijriyah.
ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲ ﻗَﺘَﺎﺩَﺓَ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴﻪِ ﻗَﺎﻝَ : ﺳِﺮْﻧَﺎ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﻟَﻴْﻠَﺔً ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡِ ﻟَﻮْ ﻋَﺮَّﺳْﺖَ ﺑِﻨَﺎ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺧَﺎﻑُ ﺃَﻥْ ﺗَﻨَﺎﻣُﻮﺍ ﻋَﻦْ ﺍﻟﺼَّﻼﺓِ . ﻗَﺎﻝَ ﺑِﻼﻝٌ ﺃَﻧَﺎ ﺃُﻭﻗِﻈُﻜُﻢْ ﻓَﺎﺿْﻄَﺠَﻌُﻮﺍ ﻭَﺃَﺳْﻨَﺪَ ﺑِﻼﻝٌ ﻇَﻬْﺮَﻩُ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺍﺣِﻠَﺘِﻪِ ﻓَﻐَﻠَﺒَﺘْﻪُ ﻋَﻴْﻨَﺎﻩُ ﻓَﻨَﺎﻡَ ﻓَﺎﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﻭَﻗَﺪْ ﻃَﻠَﻊَ ﺣَﺎﺟِﺐُ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺑِﻼﻝُ ﺃَﻳْﻦَ ﻣَﺎ ﻗُﻠْﺖَ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﺎ ﺃُﻟْﻘِﻴَﺖْ ﻋَﻠَﻲَّ ﻧَﻮْﻣَﺔٌ ﻣِﺜْﻠُﻬَﺎ ﻗَﻂُّ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻗَﺒَﺾَ ﺃَﺭْﻭَﺍﺣَﻜُﻢْ ﺣِﻴﻦَ ﺷَﺎﺀَ ﻭَﺭَﺩَّﻫَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺣِﻴﻦَ ﺷَﺎﺀَ ﻳَﺎ ﺑِﻼﻝُ ﻗُﻢْ ﻓَﺄَﺫِّﻥْ ﺑِﺎﻟﻨَّﺎﺱِ ﺑِﺎﻟﺼَّﻼﺓِ ﻓَﺘَﻮَﺿَّﺄَ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺍﺭْﺗَﻔَﻌَﺖْ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲُ ﻭَﺍﺑْﻴَﺎﺿَّﺖْ ﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ
Dari Abdullah bin Abi Qatadah dari ayahnya berkata,”Kami pernah berjalan bersama Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ pada suatu malam. Sebagian kaum lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sekiranya anda mau istirahat sebentar bersama kami?” Beliau ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ menjawab: “Aku khawatir kalian tertidur sehingga terlewatkan sholat.” Bilal berkata, “Aku akan membangunkan kalian.” Maka mereka pun berbaring, sedangkan Bilal bersandar pada hewan tunggangannya. Namun ternyata rasa kantuk mengalahkannya dan akhirnya Bilal pun tertidur. Ketika Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ terbangun ternyata matahari sudah terbit, maka beliau pun bersabda: “Wahai Bilal, mana bukti yang kau ucapkan!” Bilal menjawab: “Aku belum pernah sekalipun merasakan kantuk seperti ini sebelumnya.” Beliau lalu bersabda: “Sesungguhnya ALLAH Azza Wa Jalla memegang ruh-ruh kalian sesuai kehendak-NYA dan mengembalikannya kepada kalian sekehendak-NYA pula. Wahai Bilal, berdiri dan adzanlah (umumkan) kepada orang-orang untuk sholat!” kemudian beliau ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ berwudhu, ketika matahari meninggi dan tampak sinar putihnya, beliau pun berdiri melaksanakan sholat.” [HR. Al-Bukhari]
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
IJMA' ULAMA ATAS WAJIBNYA QODHO' SHOLAT 5 WAKTU
Seluruh ulama dari semua mazhab fiqih yang ada telah berijjma' atas wajibnya qodho' sholat. Para ulama 4 mazhab telah bersepakat bahwa hukum mengqodho' sholat 5 waktu yang terlewat baik karena lupa ataupun karena disengaja adalah wajib.
1. MAZHAB HANAFI
Al-Marghinani (w. 593 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanafiyah menuliskan sebagai berikut :
ﻭﻣﻦ ﻓﺎﺗﺘﻪ ﺻﻼﺓ ﻗﻀﺎﻫﺎ ﺇﺫﺍ ﺫﻛﺮﻫﺎ ﻭﻗﺪﻣﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻓﺮﺽ ﺍﻟﻮﻗﺖ
"Orang yang terlewat dari mengerjakan sholat, maka dia wajib mengqodho'nya begitu dia ingat. Dan harus didahulukan pengerjaanya dari sholat fardhu pada waktunya." [Al-Hidayah fi Syarhi Bidayati Al-Mubtadi, jilid 1 hal. 73]
Ibnu Najim (w. 970 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanafiyah menuliskan sebagai berikut :
ﺃﻥ ﻛﻞ ﺻﻼﺓ ﻓﺎﺗﺖ ﻋﻦ ﺍﻟﻮﻗﺖ ﺑﻌﺪ ﺛﺒﻮﺕ ﻭﺟﻮﺑﻬﺎ ﻓﻴﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻠﺰﻡ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ ﺳﻮﺍﺀ ﺗﺮﻛﻬﺎ ﻋﻤﺪﺍ ﺃﻭ ﺳﻬﻮﺍ ﺃﻭ ﺑﺴﺒﺐ ﻧﻮﻡ ﻭﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺖ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﺃﻭ ﻗﻠﻴﻠﺔ
"Bahwa tiap sholat yang terlewat dari waktunya setelah pasti kewajibannya, maka wajib untuk diqodho', baik meninggalkannya dengan sengaja, terlupa atau tertidur. Baik jumlah sholat yang ditinggalkan itu banyak atau sedikit." [Al-Bahru Ar-Raiq Syarah Kanzu Ad-Daqaiq, jilid 2 hal. 86]
2. MAZHAB MALIKI
Ibnu Abdil Barr (w. 463 H) salah satu diantara ulama mazhab Al-Malikiyah menuliskan sebagai berikut :
ﻭﻣﻦ ﻧﺴﻲ ﺻﻼﺓ ﻣﻜﺘﻮﺑﺔ ﺃﻭ ﻧﺎﻡ ﻋﻨﻬﺎ ﻓﻠﻴﺼﻠﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﺫﻛﺮﻫﺎ ﻓﺬﻟﻚ ﻭﻗﺘﻬﺎ
"Orang yang lupa mengerjakan sholat wajib atau tertidur, maka wajib atasnya untuk mengerjakan sholat begitu dia ingat, dan itulah waktunya bagi dia." [Al-Kafi fi Fiqhi Ahlil Madinah, jilid 1 hal. 223]
Al-Qarafi (w. 684 H) salah satu tokoh ulama besar dalam mazhab Al-Malikiyah menuliskan sebagai berikut :
ﺍﻟْﻔَﺼْﻞُ ﺍﻟْﺄَﻭَّﻝُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻘَﻀَﺎﺀِ ﻭَﻫُﻮَ ﻭَﺍﺟِﺐٌ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﻣَﻔْﺮُﻭﺿَﺔٍ ﻟَﻢْ ﺗﻔﻌﻞ
"Pasal pertama tentang qodho'. Mengqodho' hukumnya wajib atas sholat yang belum dikerjakan." [Adz-Dzakhirah, jilid 2 hal. 380]
Ibnu Juzai Al-Kalbi (w. 741) salah satu ulama mazhab Al-Malikiyah menuliskan di dalam kitabnya :
ﺍﻟْﻘَﻀَﺎﺀ ﺇِﻳﻘَﺎﻉ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓ ﺑﻌﺪ ﻭَﻗﺘﻬَﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﻭَﺍﺟِﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺋِﻢ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺳِﻲ ﺇِﺟْﻤَﺎﻋًﺎ ﻭﻋَﻠﻰ ﺍﻟْﻤُﻌْﺘَﻤﺪ
"Qodho' adalah mengerjakan sholat setelah lewat waktunya dan hukumnya wajib, baik bagi orang yang tertidur, terlupa atau sengaja." [Al-Qawanin Al-Fiqhiyah, jilid 1 hal. 50]
3. MAZHAB SYAFI'I
Asy-Syairazi (w. 476 H) salah satu ulama rujukan dalam mazhab Asy-Syafi'iyah menuliskan di dalam kitabnya :
ﻭﻣﻦ ﻭﺟﺒﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﻠﻢ ﻳﺼﻞ ﺣﺘﻰ ﻓﺎﺕ ﺍﻟﻮﻗﺖ ﻟﺰﻣﻪ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ
"Orang yang wajib mengerjakan sholat namun belum mengerjakannya hingga terlewat waktunya, maka wajiblah atasnya untuk mengqodho'nya." [Al-Muhadzdzab, jilid 1 hal. 106]
Imam An-Nawawi (w. 676 H) salah satu muhaqqiq terbesar dalam mazhab Asy-Syafi'iyah menuliskan di dalam kitabnya :
ﻣﻦ ﻟﺰﻣﻪ ﺻﻼﺓ ﻓﻔﺎﺗﺘﻪ ﻟﺰﻣﻪ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ ﺳﻮﺍﺀ ﻓﺎﺗﺖ ﺑﻌﺬﺭ ﺃﻭ ﺑﻐﻴﺮﻩ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻓﻮﺍﺗﻬﺎ ﺑﻌﺬﺭ ﻛﺎﻥ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﺮﺍﺧﻲ ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﻘﻀﻴﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻔﻮﺭ
"Orang yang wajib atasnya sholat namun melewatkannya, maka wajib atasnya untuk mengqodho'nya, baik terlewat karena udzur atau tanpa udzur. Bila terlewatnya karena udzur boleh mengqadha'nya dengan ditunda namun bila dipercepat hukumnya mustahab." [Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, jilid 3 hal. 68]
4. MAZHAB HANBALI
Ibnu Qudamah (w. 620 H) salah satu ulama rujukan di dalam mazhab Al-Hanabilah menuliskan di dalam kitabnya :
ﺇﺫﺍ ﻛﺜﺮﺕ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﻳﺘﺸﺎﻏﻞ ﺑﺎﻟﻘﻀﺎﺀ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﻠﺤﻘﻪ ﻣﺸﻘﺔ ﻓﻲ ﺑﺪﻧﻪ ﺃﻭ ﻣﺎﻟﻪ
"Bila sholat yang ditinggalkan terlalu banyak maka wajib menyibukkan diri untuk menqodho'nya, selama tidak menjadi masyaqqah pada tubuh atau hartanya." [Al-Mughni, jilid 1 hal. 435]
Al-Mardawi (w. 885 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanabilah menuliskan di dalam kitabnya :
ﻭَﻣَﻦْ ﻓَﺎﺗَﺘْﻪُ ﺻَﻠَﻮَﺍﺕٌ ﻟَﺰِﻣَﻪُ ﻗَﻀَﺎﺅُﻫَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻔَﻮْﺭِ
"Orang yang terlewat dari mengerjakan sholat maka wajib atasnya untuk mengqodho' saat itu juga." [Al-Inshaf, jilid 1 hal. 442]
------------------------
Pendapat berbeda datang dari ahli fikih dari mazhab dhahiri yaitu Abu Muhammad Ali bin Hazm (w. 456 H). menuliskan di dalam kitabnya :
ﻭﺃﻣﺎ ﻣﻦ ﺗﻌﻤﺪ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺣﺘﻰ ﺧﺮﺝ ﻭﻗﺘﻬﺎ ﻓﻬﺬﺍ ﻻ ﻳﻘﺪﺭ ﻋﻠﻰ ﻗﻀﺎﺋﻬﺎ ﺃﺑﺪﺍ ﻓﻠﻴﻜﺜﺮ ﻣﻦ ﻓﻌﻞ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻭﺻﻼﺓ ﺍﻟﺘﻄﻮﻉ ﻟﻴﺜﻘﻞ ﻣﻴﺰﺍﻧﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻭﻟﻴﺘﺐ ﻭﻟﻴﺴﺘﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ
"Orang yang sengaja meninggalkan shalat hingga keluar dari waktunya, maka tidak dihitung qodho'nya selamanya. Maka dia memperbanyak amal kebaikan dan shalat sunnah untuk meringankan timbangan amal buruknya di hari kiamat, lalu dia bertaubat dan meminta ampun kepada Allah SWT." [Al-Muhalla bil Atsar , jilid 2 hal. 9]
Disamping pendapat diatas, ada juga pendapat dari Syekh Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnul Qayyim yang tidak mewajibkan qodho' sholat yang dikarenakan disengaja, dan cukup diganti dengan sholat sunnah saja.
Pendapat diatas bertentangan dengan ijma' Ulama 4 mazhab dan juga bertentangan berdasarkan dalil-dalil yang ada, sehingga tidak boleh untuk diikuti.
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
HUKUM QODHO' SHOLAT YANG SENGAJA DITINGGAL BERTAHUN-TAHUN
Tidak ada satupun ulama yang mengatakan bahwa bila sholat yang terlewat itu terlalu banyak jumlahnya, lantas kewajiban qodho'nya menjadi gugur. Bahkan Ibnu Hazm yang selama ini berbeda dengan semua ulama yang ada, juga tidak memandang gugurnya kewajiban qodho' apabila alasannya hanya karena jumlahnya terlalu banyak. Oleh karena itulah maka umumnya para ulama sepakat bahwa mau banyak atau sedikit sholat yang ditinggalkan, tetap saja wajib untuk diganti.
Bahkan Ulama yang pendapatnya sering diambil oleh kalangan Salafy, Syekh Ibnu Taimiyah, beliau juga tetap mewajibkan qodho' sholat meskipun yang ditinggalkan terlalu banyak. Dalam fatwanya beliau tegas menyebutkan :
ﻓﺈﻥ ﻛﺜﺮﺕ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺖ ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﻘﻀﻴﻬﺎ ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﺸﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻲ ﻧﻔﺴﻪ ﺃﻭ ﺃﻫﻠﻪ ﺃﻭ ﻣﺎﻟﻪ
"Bila sholat yang terlewat itu banyak jumlahnya maka wajib atasnya untuk mengqodho'nya, selama tidak memberatkannya baik bagi dirinya, keluarganya atau hartanya. [Syarah Umdatu Al-Fiqhi, jilid 1 hal. 240]
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
TATA CARA SHOLAT QODHO'
Cara mengerjakan sholat qodho' itu sama seperti dengan sholat wajib yang ditinggalkan, dalam semua hal, mulai dari syarat sah sampai rukun-rukunnya. Sedikit perbedaannya terletak pada niatnya.
Waktunya bisa kapan saja, boleh pagi, siang atau malam. Bahkan menurut jumhur Ulama boleh dilakukan pada waktu yang terlarang untuk melakukan sholat, sedang di kalangan mazhab Hanafi tidak diperbolehkan.
Jika sholat yang tertinggal hanya hitungan hari maka para Ulama menganjurkan melaksanakan secara tertib, mana yang waktunya lebih awal maka diqodho' terlebih dahulu, dan mana yang waktunya belakang, diqodho' belakangan.
Sedangkan jika yang tertinggal sampai bertahun-tahun, para ulama umumnya tidak mengharuskan qodho' sholat dilakukan dengan tertib sesuai urutannya, karena jumlah sholat yang diqodho' terlalu banyak. Sehingga yang mana saja yang dikerjakan terlebih dahulu, tidak menjadi masalah.
Umumnya para ulama sepakat bahwa menggqodho' sholat itu wajib segera dikerjakan, begitu seseorang telah terlepas dari udzur yang menghambatnya. Misalnya, ketika terlewat gara-gara tertidur atau terlupa, maka wajib segera mengerjakan sholat begitu bangun dari tidur atau teringat. Dan hal ini juga berlaku buat orang yang secara sengaja meninggalkan sholat tanpa udzur.
Namun khusus dalam pandangan mazhab Asy-syafi'iyah, bila seseorang punya udzur yang amat syar'i ketika meninggalkan sholat, dibolehkan untuk menunda qodho'nya dan tidak harus segera dilaksanakan saat itu juga. Dalam hal ini kewajiban qodho' sholat itu bersifat tarakhi ( ﺗﺮﺍﺧﻲ). Tetapi bila sebab terlewatnya tidak diterima secara syar'i, seperti karena lalai, malas, dan menunda-nunda waktu, maka diutamakan sholat qodho' untuk segera dilaksanakan secepatnya.
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa orang yang meninggalkan sholat baik dengan sengaja maupun tidak sengaja selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sampai lupa hitungan persisnya, disamping dianjurkan untuk bertaubat tidak akan mmengulanginya lagi, maka orang tersebut tetap wajib mengqodho' sholat tersebut semampunya hingga merasa tidak ada sholat wajib yang masih tertinggal.
semoga bermanfaat
Diambil dari beberapa sumber
ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢُ ﺑﺎﻟـﺼـﻮﺍﺏ
.
Ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ;
ﻣﻦ ﻧﺴﻲ ﺻﻼﺓ ﻓﻠﻴﺼﻞ ﺇﺫﺍ ﺫﻛﺮ
"Barang siapa tidak melaksanakan sholat karena lupa maka segeralah dia sholat kalau sudah ingat." [Muttafaq alaih]
Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ juga pernah Mengqodho' empat waktu Sholat yaitu Dzhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya ketika berkecamuk perang Khandaq di tahun kelima hijriyah.
ﻋَﻦْ ﻧَﺎِﻓﻊ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻋُﺒَﻴْﺪَﺓ ﺑﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠﻪ ﻗَﺎﻝَ : ﻗﺎَﻝَ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪ : ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﺷَﻐَﻠُﻮﺍ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺭْﺑَﻊِ ﺻَﻠَﻮَﺍﺕٍ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺨَﻨْﺪَﻕِ ﺣَﺘَّﻰ ﺫَﻫَﺐَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﺄَﻣَﺮَ ﺑِﻼَﻻً ﻓَﺄَﺫَّﻥَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟﻈُّﻬْﺮَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟْﻌَﺼْﺮَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟْﻤَﻐْﺮِﺏَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀَ
Dari Nafi’ dari Abi Ubaidah bin Abdillah, telah berkata Abdullah, ”Sesungguhnya orang-orang musyrik telah menyibukkan Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ sehingga tidak bisa mengerjakan empat sholat ketika perang Khandaq hingga malam hari telah sangat gelap. Kemudian beliau ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ memerintahkan Bilal untuk melantunkan adzan diteruskan iqamah. Maka Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ mengerjakan sholat Dzuhur. Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Ashar. Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Maghrib. Dan kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Isya.” [HR. At-Tirmizy dan AnNasa’i]
Selain itu juga apa yang dilakukan oleh Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ketika tertidur dan habis waktu Subuh saat terjaga saat pulang dari perang Khaibar di tahun ketujuh hijriyah.
ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲ ﻗَﺘَﺎﺩَﺓَ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴﻪِ ﻗَﺎﻝَ : ﺳِﺮْﻧَﺎ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﻟَﻴْﻠَﺔً ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡِ ﻟَﻮْ ﻋَﺮَّﺳْﺖَ ﺑِﻨَﺎ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺧَﺎﻑُ ﺃَﻥْ ﺗَﻨَﺎﻣُﻮﺍ ﻋَﻦْ ﺍﻟﺼَّﻼﺓِ . ﻗَﺎﻝَ ﺑِﻼﻝٌ ﺃَﻧَﺎ ﺃُﻭﻗِﻈُﻜُﻢْ ﻓَﺎﺿْﻄَﺠَﻌُﻮﺍ ﻭَﺃَﺳْﻨَﺪَ ﺑِﻼﻝٌ ﻇَﻬْﺮَﻩُ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺍﺣِﻠَﺘِﻪِ ﻓَﻐَﻠَﺒَﺘْﻪُ ﻋَﻴْﻨَﺎﻩُ ﻓَﻨَﺎﻡَ ﻓَﺎﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﻭَﻗَﺪْ ﻃَﻠَﻊَ ﺣَﺎﺟِﺐُ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺑِﻼﻝُ ﺃَﻳْﻦَ ﻣَﺎ ﻗُﻠْﺖَ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﺎ ﺃُﻟْﻘِﻴَﺖْ ﻋَﻠَﻲَّ ﻧَﻮْﻣَﺔٌ ﻣِﺜْﻠُﻬَﺎ ﻗَﻂُّ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻗَﺒَﺾَ ﺃَﺭْﻭَﺍﺣَﻜُﻢْ ﺣِﻴﻦَ ﺷَﺎﺀَ ﻭَﺭَﺩَّﻫَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺣِﻴﻦَ ﺷَﺎﺀَ ﻳَﺎ ﺑِﻼﻝُ ﻗُﻢْ ﻓَﺄَﺫِّﻥْ ﺑِﺎﻟﻨَّﺎﺱِ ﺑِﺎﻟﺼَّﻼﺓِ ﻓَﺘَﻮَﺿَّﺄَ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺍﺭْﺗَﻔَﻌَﺖْ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲُ ﻭَﺍﺑْﻴَﺎﺿَّﺖْ ﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ
Dari Abdullah bin Abi Qatadah dari ayahnya berkata,”Kami pernah berjalan bersama Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ pada suatu malam. Sebagian kaum lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sekiranya anda mau istirahat sebentar bersama kami?” Beliau ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ menjawab: “Aku khawatir kalian tertidur sehingga terlewatkan sholat.” Bilal berkata, “Aku akan membangunkan kalian.” Maka mereka pun berbaring, sedangkan Bilal bersandar pada hewan tunggangannya. Namun ternyata rasa kantuk mengalahkannya dan akhirnya Bilal pun tertidur. Ketika Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ terbangun ternyata matahari sudah terbit, maka beliau pun bersabda: “Wahai Bilal, mana bukti yang kau ucapkan!” Bilal menjawab: “Aku belum pernah sekalipun merasakan kantuk seperti ini sebelumnya.” Beliau lalu bersabda: “Sesungguhnya ALLAH Azza Wa Jalla memegang ruh-ruh kalian sesuai kehendak-NYA dan mengembalikannya kepada kalian sekehendak-NYA pula. Wahai Bilal, berdiri dan adzanlah (umumkan) kepada orang-orang untuk sholat!” kemudian beliau ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ berwudhu, ketika matahari meninggi dan tampak sinar putihnya, beliau pun berdiri melaksanakan sholat.” [HR. Al-Bukhari]
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
IJMA' ULAMA ATAS WAJIBNYA QODHO' SHOLAT 5 WAKTU
Seluruh ulama dari semua mazhab fiqih yang ada telah berijjma' atas wajibnya qodho' sholat. Para ulama 4 mazhab telah bersepakat bahwa hukum mengqodho' sholat 5 waktu yang terlewat baik karena lupa ataupun karena disengaja adalah wajib.
1. MAZHAB HANAFI
Al-Marghinani (w. 593 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanafiyah menuliskan sebagai berikut :
ﻭﻣﻦ ﻓﺎﺗﺘﻪ ﺻﻼﺓ ﻗﻀﺎﻫﺎ ﺇﺫﺍ ﺫﻛﺮﻫﺎ ﻭﻗﺪﻣﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻓﺮﺽ ﺍﻟﻮﻗﺖ
"Orang yang terlewat dari mengerjakan sholat, maka dia wajib mengqodho'nya begitu dia ingat. Dan harus didahulukan pengerjaanya dari sholat fardhu pada waktunya." [Al-Hidayah fi Syarhi Bidayati Al-Mubtadi, jilid 1 hal. 73]
Ibnu Najim (w. 970 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanafiyah menuliskan sebagai berikut :
ﺃﻥ ﻛﻞ ﺻﻼﺓ ﻓﺎﺗﺖ ﻋﻦ ﺍﻟﻮﻗﺖ ﺑﻌﺪ ﺛﺒﻮﺕ ﻭﺟﻮﺑﻬﺎ ﻓﻴﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻠﺰﻡ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ ﺳﻮﺍﺀ ﺗﺮﻛﻬﺎ ﻋﻤﺪﺍ ﺃﻭ ﺳﻬﻮﺍ ﺃﻭ ﺑﺴﺒﺐ ﻧﻮﻡ ﻭﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺖ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﺃﻭ ﻗﻠﻴﻠﺔ
"Bahwa tiap sholat yang terlewat dari waktunya setelah pasti kewajibannya, maka wajib untuk diqodho', baik meninggalkannya dengan sengaja, terlupa atau tertidur. Baik jumlah sholat yang ditinggalkan itu banyak atau sedikit." [Al-Bahru Ar-Raiq Syarah Kanzu Ad-Daqaiq, jilid 2 hal. 86]
2. MAZHAB MALIKI
Ibnu Abdil Barr (w. 463 H) salah satu diantara ulama mazhab Al-Malikiyah menuliskan sebagai berikut :
ﻭﻣﻦ ﻧﺴﻲ ﺻﻼﺓ ﻣﻜﺘﻮﺑﺔ ﺃﻭ ﻧﺎﻡ ﻋﻨﻬﺎ ﻓﻠﻴﺼﻠﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﺫﻛﺮﻫﺎ ﻓﺬﻟﻚ ﻭﻗﺘﻬﺎ
"Orang yang lupa mengerjakan sholat wajib atau tertidur, maka wajib atasnya untuk mengerjakan sholat begitu dia ingat, dan itulah waktunya bagi dia." [Al-Kafi fi Fiqhi Ahlil Madinah, jilid 1 hal. 223]
Al-Qarafi (w. 684 H) salah satu tokoh ulama besar dalam mazhab Al-Malikiyah menuliskan sebagai berikut :
ﺍﻟْﻔَﺼْﻞُ ﺍﻟْﺄَﻭَّﻝُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻘَﻀَﺎﺀِ ﻭَﻫُﻮَ ﻭَﺍﺟِﺐٌ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﻣَﻔْﺮُﻭﺿَﺔٍ ﻟَﻢْ ﺗﻔﻌﻞ
"Pasal pertama tentang qodho'. Mengqodho' hukumnya wajib atas sholat yang belum dikerjakan." [Adz-Dzakhirah, jilid 2 hal. 380]
Ibnu Juzai Al-Kalbi (w. 741) salah satu ulama mazhab Al-Malikiyah menuliskan di dalam kitabnya :
ﺍﻟْﻘَﻀَﺎﺀ ﺇِﻳﻘَﺎﻉ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓ ﺑﻌﺪ ﻭَﻗﺘﻬَﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﻭَﺍﺟِﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺋِﻢ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺳِﻲ ﺇِﺟْﻤَﺎﻋًﺎ ﻭﻋَﻠﻰ ﺍﻟْﻤُﻌْﺘَﻤﺪ
"Qodho' adalah mengerjakan sholat setelah lewat waktunya dan hukumnya wajib, baik bagi orang yang tertidur, terlupa atau sengaja." [Al-Qawanin Al-Fiqhiyah, jilid 1 hal. 50]
3. MAZHAB SYAFI'I
Asy-Syairazi (w. 476 H) salah satu ulama rujukan dalam mazhab Asy-Syafi'iyah menuliskan di dalam kitabnya :
ﻭﻣﻦ ﻭﺟﺒﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﻠﻢ ﻳﺼﻞ ﺣﺘﻰ ﻓﺎﺕ ﺍﻟﻮﻗﺖ ﻟﺰﻣﻪ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ
"Orang yang wajib mengerjakan sholat namun belum mengerjakannya hingga terlewat waktunya, maka wajiblah atasnya untuk mengqodho'nya." [Al-Muhadzdzab, jilid 1 hal. 106]
Imam An-Nawawi (w. 676 H) salah satu muhaqqiq terbesar dalam mazhab Asy-Syafi'iyah menuliskan di dalam kitabnya :
ﻣﻦ ﻟﺰﻣﻪ ﺻﻼﺓ ﻓﻔﺎﺗﺘﻪ ﻟﺰﻣﻪ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ ﺳﻮﺍﺀ ﻓﺎﺗﺖ ﺑﻌﺬﺭ ﺃﻭ ﺑﻐﻴﺮﻩ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻓﻮﺍﺗﻬﺎ ﺑﻌﺬﺭ ﻛﺎﻥ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﺮﺍﺧﻲ ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﻘﻀﻴﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻔﻮﺭ
"Orang yang wajib atasnya sholat namun melewatkannya, maka wajib atasnya untuk mengqodho'nya, baik terlewat karena udzur atau tanpa udzur. Bila terlewatnya karena udzur boleh mengqadha'nya dengan ditunda namun bila dipercepat hukumnya mustahab." [Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, jilid 3 hal. 68]
4. MAZHAB HANBALI
Ibnu Qudamah (w. 620 H) salah satu ulama rujukan di dalam mazhab Al-Hanabilah menuliskan di dalam kitabnya :
ﺇﺫﺍ ﻛﺜﺮﺕ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﻳﺘﺸﺎﻏﻞ ﺑﺎﻟﻘﻀﺎﺀ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﻠﺤﻘﻪ ﻣﺸﻘﺔ ﻓﻲ ﺑﺪﻧﻪ ﺃﻭ ﻣﺎﻟﻪ
"Bila sholat yang ditinggalkan terlalu banyak maka wajib menyibukkan diri untuk menqodho'nya, selama tidak menjadi masyaqqah pada tubuh atau hartanya." [Al-Mughni, jilid 1 hal. 435]
Al-Mardawi (w. 885 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanabilah menuliskan di dalam kitabnya :
ﻭَﻣَﻦْ ﻓَﺎﺗَﺘْﻪُ ﺻَﻠَﻮَﺍﺕٌ ﻟَﺰِﻣَﻪُ ﻗَﻀَﺎﺅُﻫَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻔَﻮْﺭِ
"Orang yang terlewat dari mengerjakan sholat maka wajib atasnya untuk mengqodho' saat itu juga." [Al-Inshaf, jilid 1 hal. 442]
------------------------
Pendapat berbeda datang dari ahli fikih dari mazhab dhahiri yaitu Abu Muhammad Ali bin Hazm (w. 456 H). menuliskan di dalam kitabnya :
ﻭﺃﻣﺎ ﻣﻦ ﺗﻌﻤﺪ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺣﺘﻰ ﺧﺮﺝ ﻭﻗﺘﻬﺎ ﻓﻬﺬﺍ ﻻ ﻳﻘﺪﺭ ﻋﻠﻰ ﻗﻀﺎﺋﻬﺎ ﺃﺑﺪﺍ ﻓﻠﻴﻜﺜﺮ ﻣﻦ ﻓﻌﻞ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻭﺻﻼﺓ ﺍﻟﺘﻄﻮﻉ ﻟﻴﺜﻘﻞ ﻣﻴﺰﺍﻧﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻭﻟﻴﺘﺐ ﻭﻟﻴﺴﺘﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ
"Orang yang sengaja meninggalkan shalat hingga keluar dari waktunya, maka tidak dihitung qodho'nya selamanya. Maka dia memperbanyak amal kebaikan dan shalat sunnah untuk meringankan timbangan amal buruknya di hari kiamat, lalu dia bertaubat dan meminta ampun kepada Allah SWT." [Al-Muhalla bil Atsar , jilid 2 hal. 9]
Disamping pendapat diatas, ada juga pendapat dari Syekh Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnul Qayyim yang tidak mewajibkan qodho' sholat yang dikarenakan disengaja, dan cukup diganti dengan sholat sunnah saja.
Pendapat diatas bertentangan dengan ijma' Ulama 4 mazhab dan juga bertentangan berdasarkan dalil-dalil yang ada, sehingga tidak boleh untuk diikuti.
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
HUKUM QODHO' SHOLAT YANG SENGAJA DITINGGAL BERTAHUN-TAHUN
Tidak ada satupun ulama yang mengatakan bahwa bila sholat yang terlewat itu terlalu banyak jumlahnya, lantas kewajiban qodho'nya menjadi gugur. Bahkan Ibnu Hazm yang selama ini berbeda dengan semua ulama yang ada, juga tidak memandang gugurnya kewajiban qodho' apabila alasannya hanya karena jumlahnya terlalu banyak. Oleh karena itulah maka umumnya para ulama sepakat bahwa mau banyak atau sedikit sholat yang ditinggalkan, tetap saja wajib untuk diganti.
Bahkan Ulama yang pendapatnya sering diambil oleh kalangan Salafy, Syekh Ibnu Taimiyah, beliau juga tetap mewajibkan qodho' sholat meskipun yang ditinggalkan terlalu banyak. Dalam fatwanya beliau tegas menyebutkan :
ﻓﺈﻥ ﻛﺜﺮﺕ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺖ ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﻘﻀﻴﻬﺎ ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﺸﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻲ ﻧﻔﺴﻪ ﺃﻭ ﺃﻫﻠﻪ ﺃﻭ ﻣﺎﻟﻪ
"Bila sholat yang terlewat itu banyak jumlahnya maka wajib atasnya untuk mengqodho'nya, selama tidak memberatkannya baik bagi dirinya, keluarganya atau hartanya. [Syarah Umdatu Al-Fiqhi, jilid 1 hal. 240]
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
TATA CARA SHOLAT QODHO'
Cara mengerjakan sholat qodho' itu sama seperti dengan sholat wajib yang ditinggalkan, dalam semua hal, mulai dari syarat sah sampai rukun-rukunnya. Sedikit perbedaannya terletak pada niatnya.
Waktunya bisa kapan saja, boleh pagi, siang atau malam. Bahkan menurut jumhur Ulama boleh dilakukan pada waktu yang terlarang untuk melakukan sholat, sedang di kalangan mazhab Hanafi tidak diperbolehkan.
Jika sholat yang tertinggal hanya hitungan hari maka para Ulama menganjurkan melaksanakan secara tertib, mana yang waktunya lebih awal maka diqodho' terlebih dahulu, dan mana yang waktunya belakang, diqodho' belakangan.
Sedangkan jika yang tertinggal sampai bertahun-tahun, para ulama umumnya tidak mengharuskan qodho' sholat dilakukan dengan tertib sesuai urutannya, karena jumlah sholat yang diqodho' terlalu banyak. Sehingga yang mana saja yang dikerjakan terlebih dahulu, tidak menjadi masalah.
Umumnya para ulama sepakat bahwa menggqodho' sholat itu wajib segera dikerjakan, begitu seseorang telah terlepas dari udzur yang menghambatnya. Misalnya, ketika terlewat gara-gara tertidur atau terlupa, maka wajib segera mengerjakan sholat begitu bangun dari tidur atau teringat. Dan hal ini juga berlaku buat orang yang secara sengaja meninggalkan sholat tanpa udzur.
Namun khusus dalam pandangan mazhab Asy-syafi'iyah, bila seseorang punya udzur yang amat syar'i ketika meninggalkan sholat, dibolehkan untuk menunda qodho'nya dan tidak harus segera dilaksanakan saat itu juga. Dalam hal ini kewajiban qodho' sholat itu bersifat tarakhi ( ﺗﺮﺍﺧﻲ). Tetapi bila sebab terlewatnya tidak diterima secara syar'i, seperti karena lalai, malas, dan menunda-nunda waktu, maka diutamakan sholat qodho' untuk segera dilaksanakan secepatnya.
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa orang yang meninggalkan sholat baik dengan sengaja maupun tidak sengaja selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sampai lupa hitungan persisnya, disamping dianjurkan untuk bertaubat tidak akan mmengulanginya lagi, maka orang tersebut tetap wajib mengqodho' sholat tersebut semampunya hingga merasa tidak ada sholat wajib yang masih tertinggal.
semoga bermanfaat
Diambil dari beberapa sumber
ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢُ ﺑﺎﻟـﺼـﻮﺍﺏ
.
Sayyidina Ali Menjawab Pertanyaan Ibnul Kawa'
IMAM ALI BIN ABI THALIB RA MENJAWAB.
Seorang Bernama Ibnul Kawa' Bertanya Kepada Imam Ali Bin Abi Thalib Ra.
Ibnul Kawa': Berapa Jarak Antara Langit dan Bumi ???
Imam Ali: Jaraknya Seperti Doa yang Dikabulkan.
Ibnul Kawa': Apa Rasanya Air?
Imam Ali : Rasa Kehidupan.
Ibnul Kawa': Berapa Jarak Timur dan Barat ???
Imam Ali : Seperti Perjalanan Matahari Dalam Satu Hari.
Ibnul Kawa': Siapakah Saudara Kembar yg Dilahirkan Dihari dan Meninggal yg Sama
Namun Umur Salah Satunya Adalah 150 th dan ygLain50 th
Imam Ali : Mereka Adalah Uzair Dan Uzrah,Karena Uzair Dimatikan dlm Usia 100 thn Lalu Dihidupkan Kembali 50 th.
Ibnul Kawa': Daratan Mana yg Terkena Sinar Matahari Hanya Sekali Saja ???
Imam Ali : Lautan yg Dibelah ALLAH , Untuk Bani Israel.
Ibnul Kawa': Siapakah Manusia yg Makan dan Minum Tetapi Tidak Membuang Kotoran ???
Imam Ali : Itu Adalah Janin yg Ada Didalam Perut Ibu.
Ibnul Kawa': Apakah Sesuatu Yang Minum Disaat Hidupnya, Dan Makan Disaat Matinya ???
Imam Ali : Itu Adalah Tongkat Nabi Musa As, Meminum Air Diwaktu Menjadi Pohon, Dan Memakan Tali-tali Kekang Tukang Sihir Ketika Menjadi Tongkat...
Ibnul Kawa': Dimanakah Daratan Yang Menyerap Air, Diwaktu Banjir Besar Dizaman Nabi Nuh As ???
Imam Ali: Tempat Itu Adalah Ka'bah,Karena Ia Daratan Tinggi...
Ibnul Kawa': Siapakah Yang Tertuduh, Tetapi Bukan Dari Golongan Jin dan Manusia ???
Imam Ali : Itu Adalah Srigala, Ketika Saudara-saudara Nabi Yusuf As Menuduhnya ( Yang Membunuh Nabi Yusuf As ).
Ibnul Kawa': Siapakah yg Diberi Wahyu, Namun Bukan Dari Golongan Jin dan Manusia ???
Imam Ali Menjawab Dengan Ayat : Dan Tuhan-mu Mewahyukan Kepada Lebah
( QS NAHL- 68 ).
Ibnul Kawa': Dimanakah Tempat Palng Suci Di Bumi Ini,Yang Tidak Diperbolehkan Sholat Diatasnya ???
Imam Ali : Tempat Itu Adalah Punggung Ka'bah.
Ibnul Kawa': Siapakah Delegasi yg Bukan Dari Jin- Manusia- Malaikat dan Setan?
Imam Ali : Itu Adalah Burung Hud- hud...Pergilalah Dengan Membawa Suratku ini.....
( QS- NAML 28 ).
Ibnul Kawa': Siapakah Utusan Yang Bukan Dari Jin-Manusia Ataupun Malaikat ???
Imam Ali : Burung Gagak.....
Kemudian ALLAH Mengutus Seekor Burung Gagak....
( QS- MA'IDAH 31 ).
Ibnul Kawa': Satu Jiwa Didalam Jiwa yg Lain, Tetapi Keduanya Tidak Memiliki Kekerabatan dan Hubungan Saudara ???
Imam Ali: Itu Adalah Nabi Yunus As , Didalam Perut Ikan Paus...
Ibnul Kawa': Kapan Kiamat Akan Tiba ???
Imam Ali : Disaat Datangnya Kematian, Dan Sampainya Ajal .
SEMOGA BERMANFAAT.
Seorang Bernama Ibnul Kawa' Bertanya Kepada Imam Ali Bin Abi Thalib Ra.
Ibnul Kawa': Berapa Jarak Antara Langit dan Bumi ???
Imam Ali: Jaraknya Seperti Doa yang Dikabulkan.
Ibnul Kawa': Apa Rasanya Air?
Imam Ali : Rasa Kehidupan.
Ibnul Kawa': Berapa Jarak Timur dan Barat ???
Imam Ali : Seperti Perjalanan Matahari Dalam Satu Hari.
Ibnul Kawa': Siapakah Saudara Kembar yg Dilahirkan Dihari dan Meninggal yg Sama
Namun Umur Salah Satunya Adalah 150 th dan ygLain50 th
Imam Ali : Mereka Adalah Uzair Dan Uzrah,Karena Uzair Dimatikan dlm Usia 100 thn Lalu Dihidupkan Kembali 50 th.
Ibnul Kawa': Daratan Mana yg Terkena Sinar Matahari Hanya Sekali Saja ???
Imam Ali : Lautan yg Dibelah ALLAH , Untuk Bani Israel.
Ibnul Kawa': Siapakah Manusia yg Makan dan Minum Tetapi Tidak Membuang Kotoran ???
Imam Ali : Itu Adalah Janin yg Ada Didalam Perut Ibu.
Ibnul Kawa': Apakah Sesuatu Yang Minum Disaat Hidupnya, Dan Makan Disaat Matinya ???
Imam Ali : Itu Adalah Tongkat Nabi Musa As, Meminum Air Diwaktu Menjadi Pohon, Dan Memakan Tali-tali Kekang Tukang Sihir Ketika Menjadi Tongkat...
Ibnul Kawa': Dimanakah Daratan Yang Menyerap Air, Diwaktu Banjir Besar Dizaman Nabi Nuh As ???
Imam Ali: Tempat Itu Adalah Ka'bah,Karena Ia Daratan Tinggi...
Ibnul Kawa': Siapakah Yang Tertuduh, Tetapi Bukan Dari Golongan Jin dan Manusia ???
Imam Ali : Itu Adalah Srigala, Ketika Saudara-saudara Nabi Yusuf As Menuduhnya ( Yang Membunuh Nabi Yusuf As ).
Ibnul Kawa': Siapakah yg Diberi Wahyu, Namun Bukan Dari Golongan Jin dan Manusia ???
Imam Ali Menjawab Dengan Ayat : Dan Tuhan-mu Mewahyukan Kepada Lebah
( QS NAHL- 68 ).
Ibnul Kawa': Dimanakah Tempat Palng Suci Di Bumi Ini,Yang Tidak Diperbolehkan Sholat Diatasnya ???
Imam Ali : Tempat Itu Adalah Punggung Ka'bah.
Ibnul Kawa': Siapakah Delegasi yg Bukan Dari Jin- Manusia- Malaikat dan Setan?
Imam Ali : Itu Adalah Burung Hud- hud...Pergilalah Dengan Membawa Suratku ini.....
( QS- NAML 28 ).
Ibnul Kawa': Siapakah Utusan Yang Bukan Dari Jin-Manusia Ataupun Malaikat ???
Imam Ali : Burung Gagak.....
Kemudian ALLAH Mengutus Seekor Burung Gagak....
( QS- MA'IDAH 31 ).
Ibnul Kawa': Satu Jiwa Didalam Jiwa yg Lain, Tetapi Keduanya Tidak Memiliki Kekerabatan dan Hubungan Saudara ???
Imam Ali: Itu Adalah Nabi Yunus As , Didalam Perut Ikan Paus...
Ibnul Kawa': Kapan Kiamat Akan Tiba ???
Imam Ali : Disaat Datangnya Kematian, Dan Sampainya Ajal .
SEMOGA BERMANFAAT.
Selasa, 25 April 2017
Cara Mengeluarkan Racun Dalam Tubuh Hanya Dengan Air Garam
Tolong Sebarkan! 1X Anda Sebarkan Berarti Anda Telah Menyelamatkan Jutaan Manusia! Cara Mengeluarkan Racun Dalam Tubuh Hanya Dengan Air Garam....
Kehidupan manusia dipenuhi racun. Setiap hari tanpa kita sadari, tubuh kt terkontaminasi oleh racun/toksin yg berasal dari: bahan kimia, rokok, makanan & minuman instant hasil olahan, obat-obatan, dan polusi udara
Akumulasi racun bertahun-tahun akan menghambat kelancaran peredaran darah dan memacu semua organ tubuh bekerja lebih keras hingga terjadi ketidakkeseimba
ngan tubuh sehingga muncul penyakit serius seperti: diabetes, darah tinggi, kanker, gangguan hati, stroke dan lainnya.
Detoksifikasi
Dalam tubuh, aliran energi (chi) mengalir melalui 12 jalur meridian, 6 diantaranya mengalir melaui organ utama di dalam tubuh dan 6 lainnya di kedua lengan. Yg menarikk yaitu keenam meridian yg melalui organ-organ utama tubuh juga mengalir melalui kaki. Ada 360 syaraf, dimana 60-nya terletak di telapak kaki dan melalui telapak kaki aliran meridian ini menuju ke seluruh tubuh.
Mengeluarkan Racun dengan Air Asin
Cara alami dan sederhana untuk mengeluarkan toxin/racun dari tubuh adalah dengan menggunakan air asin hangat. Cara yg cukup mudah dan bisa dipraktekan di rumah ini adalah metode paling sederhana yg biasa dilakukan pada metode pengobatan China.
Air garam bersifat ionik dan akan mendetoksifikasi tubuh dengan cara membuang racun dari kaki. Air garam hangat akan menghasilkan ion positif dan negatif di dalam air. Ion detoks adalah pengion air asin hangat dengan bolak polaritas.
Sebaiknya perendaman kaki dilakukan pd kondisi rilex atau menjelang tidur malam. Sediakan air panas secukupnya utk merendam telapak hingga mata kaki, larutkan garam murni hingga cukup terasa asin. Rendam kaki ketika air mulai hangat, biarkan selama lebih kurang 30 menit hingga air berangsur dingin dan lihat perubahan warna air. Pada tubuh yg memiliki kandungan toxin tinggi, warna air akan terlihat jelas mengalami perubahan warna menjadi keruh kecoklatan.
Selamat mencoba. Sayangi tubuh anda, mulailah menjalani hidup sehat, jg kesehatan keluarga.
Silakan bagikan ke saudara dan teman.
Sumber : http://
www.proklamasi.id
Kehidupan manusia dipenuhi racun. Setiap hari tanpa kita sadari, tubuh kt terkontaminasi oleh racun/toksin yg berasal dari: bahan kimia, rokok, makanan & minuman instant hasil olahan, obat-obatan, dan polusi udara
Akumulasi racun bertahun-tahun akan menghambat kelancaran peredaran darah dan memacu semua organ tubuh bekerja lebih keras hingga terjadi ketidakkeseimba
ngan tubuh sehingga muncul penyakit serius seperti: diabetes, darah tinggi, kanker, gangguan hati, stroke dan lainnya.
Detoksifikasi
Dalam tubuh, aliran energi (chi) mengalir melalui 12 jalur meridian, 6 diantaranya mengalir melaui organ utama di dalam tubuh dan 6 lainnya di kedua lengan. Yg menarikk yaitu keenam meridian yg melalui organ-organ utama tubuh juga mengalir melalui kaki. Ada 360 syaraf, dimana 60-nya terletak di telapak kaki dan melalui telapak kaki aliran meridian ini menuju ke seluruh tubuh.
Mengeluarkan Racun dengan Air Asin
Cara alami dan sederhana untuk mengeluarkan toxin/racun dari tubuh adalah dengan menggunakan air asin hangat. Cara yg cukup mudah dan bisa dipraktekan di rumah ini adalah metode paling sederhana yg biasa dilakukan pada metode pengobatan China.
Air garam bersifat ionik dan akan mendetoksifikasi tubuh dengan cara membuang racun dari kaki. Air garam hangat akan menghasilkan ion positif dan negatif di dalam air. Ion detoks adalah pengion air asin hangat dengan bolak polaritas.
Sebaiknya perendaman kaki dilakukan pd kondisi rilex atau menjelang tidur malam. Sediakan air panas secukupnya utk merendam telapak hingga mata kaki, larutkan garam murni hingga cukup terasa asin. Rendam kaki ketika air mulai hangat, biarkan selama lebih kurang 30 menit hingga air berangsur dingin dan lihat perubahan warna air. Pada tubuh yg memiliki kandungan toxin tinggi, warna air akan terlihat jelas mengalami perubahan warna menjadi keruh kecoklatan.
Selamat mencoba. Sayangi tubuh anda, mulailah menjalani hidup sehat, jg kesehatan keluarga.
Silakan bagikan ke saudara dan teman.
Sumber : http://
www.proklamasi.id
Mereka Mengaku Cinta Tapi Lupa Akan Hal
CINTA.......TETAPI.....
Barangsiapa yang mengakui tiga perkara
tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain
maka dia adalah orang yang tertipu.
1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah Ta'ala.
tetapi dia mencintai dunia.
2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal,
tetapi dia ingin mendapat sanjungan dari manusia.
3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya,
tetapi tidak berani merendahkan dirinya.
Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ telah bersabda,
" Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima lupa kepada yang lima :
1. Mereka cinta kepada dunia.
Tetapi mereka lupa kepada akhirat.
2. Mereka cinta kepada harta benda.
Tetapi mereka lupa kepada hisab.
3. Mereka cinta kepada makhluk.
Tetapi mereka lupa kepada al- Khaliq.
4. Mereka cinta kepada dosa.
Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.
5. Mereka cinta kepada mahligai-mahligai mewah.
Tetapi mereka lupa kepada kubur."
Semoga bermanfaat
Silahkan share
Sumber :
Kitab Mukasyafah Al Qulub karangan Imam Al-Ghazali ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Barangsiapa yang mengakui tiga perkara
tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain
maka dia adalah orang yang tertipu.
1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah Ta'ala.
tetapi dia mencintai dunia.
2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal,
tetapi dia ingin mendapat sanjungan dari manusia.
3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya,
tetapi tidak berani merendahkan dirinya.
Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ telah bersabda,
" Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima lupa kepada yang lima :
1. Mereka cinta kepada dunia.
Tetapi mereka lupa kepada akhirat.
2. Mereka cinta kepada harta benda.
Tetapi mereka lupa kepada hisab.
3. Mereka cinta kepada makhluk.
Tetapi mereka lupa kepada al- Khaliq.
4. Mereka cinta kepada dosa.
Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.
5. Mereka cinta kepada mahligai-mahligai mewah.
Tetapi mereka lupa kepada kubur."
Semoga bermanfaat
Silahkan share
Sumber :
Kitab Mukasyafah Al Qulub karangan Imam Al-Ghazali ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Jumat, 21 April 2017
KISAH DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLOH
Pagi itu Rasululloh dengan suara terbata-bata berkutbah, " Wahai umat ku. kita semua dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih_Nya, maka taat dan bertaqwala kepada_Nya. Ku wariskan dua perkara kepada kalian, Al Qur'an dan Sunnahku. Siapa yang mencintai Sunnahku, berarti mencintaiku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk surga bersama-sama aku"
.
Kutbah singkat itu di akhiri dengan pandangan mata rasululloh yang tenang dan penuh minat menatap satu persatu sahabatnya. Abu bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang. Ali menundukkan kepala.
.
Isyarat telah datang, saatnya telah tiba, " Rasululloh akan meninggalkan kita semua" keluh hati sahabat. Manusia tercinta itu, hampi selesai tunaikan tugasnya. Tanda-tanda itu makin kuat. Ali dengan cekatan memeluk rasululloh yang lemah dan goyah ketika turun dari mimbar.
.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah rasululloh masih tertutup. Di dalamnya rasul terbaring lemah dengan kening berkeringat membasahi pelepah kurma alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar salam, "bolehkah saya masuk?'
tanyanya.
.
Fatimah tak mengijinkan masuk. "Maafkan ayahku sedang demam."
Ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya, "siapakah itu wahai anakku" "Tak taulah ayahku, sepertinya baru kali ini aku melihatnya" tutur Fatimah lembut.
Rasul menatap putrinya dengan pandangan yang mengetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah putrinya hendak di kenangnya.
.
" Ketahuilah. Dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara. Dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah malaikul maut" kata rasululloh. Fatimahpun menahan ledakan tangisnya.
.
Ketika malaikat maut datang mendekat, rasul menanyakan kenapa jibril tidak menyertainya. Kemudian di panggilah jibril yang sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah ini.
.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah" tanya rasul dengan suara yang teramat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka. para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Ternyata itu tidak membuat rasul lega. Matanya masih penuh gambaran kecemasan.
" Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" tanya jibril.
" Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
" Jangan khawatir ya rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepada ku, Ku haramkan surga bagi siapa saja, kecuali umat muhammad telah berada di dalamnya" kata jibril.
.
Detik-detik semakin dekat. Saatnya Izrail melakukan tugasnya. Perlahan ruh rasululloh di tarik. Nampak sekujur tubuh rasul bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini" rasululloh mengaduh lirih. Fatimah terpejam. Ali yang berada di sampingnya menunduk semakin dalam. Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" tanya rasululloh pada malaikat pengantar wahyu itu.
' Siapa yang sanggup melihat kekasih Allah di renggut ajal," kata Jibril. Kemudian terdengar rasul memekik karena sakit yang tak tertahankan. "Ya Allah, dasyat nian maut ini, timpahkan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku".
.
Badan rasul mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya, " Uushikum bis shalati, wa maa malakat aymanukum. Peliharalah sholat dan peliharalah orang-orang lemah diantara kamu"
.
Di luar pintu tangispun mulai terdengar bersahutan. Sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya. Dan Ali kembali mendekatkan telinga di bibir rasul yang mulai kebiruan, " Ummatii..., ummatii...., ummatii...,"
.
Berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi."
.
Betapa cinta rasululloh kepada kita. Betapa sayangnya beliau kepada pengikutnya yang belum pernah dilihatnya sekalipun...
.
Wallahu a'lam
.
Kutbah singkat itu di akhiri dengan pandangan mata rasululloh yang tenang dan penuh minat menatap satu persatu sahabatnya. Abu bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang. Ali menundukkan kepala.
.
Isyarat telah datang, saatnya telah tiba, " Rasululloh akan meninggalkan kita semua" keluh hati sahabat. Manusia tercinta itu, hampi selesai tunaikan tugasnya. Tanda-tanda itu makin kuat. Ali dengan cekatan memeluk rasululloh yang lemah dan goyah ketika turun dari mimbar.
.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah rasululloh masih tertutup. Di dalamnya rasul terbaring lemah dengan kening berkeringat membasahi pelepah kurma alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar salam, "bolehkah saya masuk?'
tanyanya.
.
Fatimah tak mengijinkan masuk. "Maafkan ayahku sedang demam."
Ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya, "siapakah itu wahai anakku" "Tak taulah ayahku, sepertinya baru kali ini aku melihatnya" tutur Fatimah lembut.
Rasul menatap putrinya dengan pandangan yang mengetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah putrinya hendak di kenangnya.
.
" Ketahuilah. Dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara. Dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah malaikul maut" kata rasululloh. Fatimahpun menahan ledakan tangisnya.
.
Ketika malaikat maut datang mendekat, rasul menanyakan kenapa jibril tidak menyertainya. Kemudian di panggilah jibril yang sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah ini.
.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah" tanya rasul dengan suara yang teramat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka. para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Ternyata itu tidak membuat rasul lega. Matanya masih penuh gambaran kecemasan.
" Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" tanya jibril.
" Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
" Jangan khawatir ya rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepada ku, Ku haramkan surga bagi siapa saja, kecuali umat muhammad telah berada di dalamnya" kata jibril.
.
Detik-detik semakin dekat. Saatnya Izrail melakukan tugasnya. Perlahan ruh rasululloh di tarik. Nampak sekujur tubuh rasul bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini" rasululloh mengaduh lirih. Fatimah terpejam. Ali yang berada di sampingnya menunduk semakin dalam. Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" tanya rasululloh pada malaikat pengantar wahyu itu.
' Siapa yang sanggup melihat kekasih Allah di renggut ajal," kata Jibril. Kemudian terdengar rasul memekik karena sakit yang tak tertahankan. "Ya Allah, dasyat nian maut ini, timpahkan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku".
.
Badan rasul mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya, " Uushikum bis shalati, wa maa malakat aymanukum. Peliharalah sholat dan peliharalah orang-orang lemah diantara kamu"
.
Di luar pintu tangispun mulai terdengar bersahutan. Sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya. Dan Ali kembali mendekatkan telinga di bibir rasul yang mulai kebiruan, " Ummatii..., ummatii...., ummatii...,"
.
Berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi."
.
Betapa cinta rasululloh kepada kita. Betapa sayangnya beliau kepada pengikutnya yang belum pernah dilihatnya sekalipun...
.
Wallahu a'lam
SEORANG WALI ALLAH YANG KAYA RAYA AKAN TETAPI TIDAK DI HATI DUNIA BAGI BELIAU RODHIALLAHU WA ARDHO || Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim Nasab Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim
Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim
Nasab Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim
Habib Husein bin As-Syekh Al Kabir Al-Qutb As-Syahir Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Sayyidina Syekh Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman As-segaf bin Syekh Muhammad Maula Ad-Dawilayh bin Syekh Ali Shohibud Dark bin Sayyidina Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma’ah bin Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib Saml bin Sayyidina Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh bin Sayyidina Al-Imam Muhajir Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-Husein. Rodiyallahu ‘Anhum Ajma’in.
Diriwayatkan bahwa Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim mendapatkan gangguan dari pembesar setempat dan pasukannya; sehingga membuat beliau berhijrah ke Makkah dan Madinah. Beliau tinggal disana selama 7 tahun. Ketika dalam keadaan seperti itu, beliau didatangi oleh Nabi Khidir AS. Nabi Allah Khidir AS berkata kepada beliau :
“Sesungguhnya kakekmu Muhammad SAW mengucapkan salam atasmu dan memerintahkan dirimu agar segera pulang ke Hadhramaut.”
Nabi Khidir AS juga memberitahukan kepada beliau bahwa rasa permusuhan para penguasa itu kepadanya akan dihilangkan Allah SWT dan mereka akan berubah mencintai beliau. Dan Nabi Allah Khidir As, memberitahukan kepada beliau agar berjalan bersama satu Kabilah arab di Hadhramaut yang akan mempunyai hubungan yang dekat dengan keturunan beliau sampai hari kiamat; kenyataannya hal tersebut benar sampai sekarang.
Nabi Allah Khidir AS memberikan 3 benda kepada Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim; yang pertama bejana atau gelas yang besar. Yang kedua, tongkat, dan yang ketiga, gendang. Al-Imam Al-Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Athas, meriwayatkan :
“Kami telah melihat bejana yang diberikan Nabi Allah Khidir kepada Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim beserta tongkatnya ada di I’nat.”
Ketika Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim pulang, beliau mendapati satu kaum yang sedang merajalela dan berbuat semena-mena. Maka Al-Imam Husein memerintahkan agar menabuh gendang yang diberikan oleh Nabi Allah Khidir kepadanya di atas gunung. Lalu ketika gendang tersebut di tabuh, dengan seizing Allah SWT, orang-orang yang tadinya berlaku semena-mena tiba-tiba bertingkah dan ketakutan seperti orang gila, dan merekapun kabur tercerai berai.
Diceritakan bahwa Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim mengirim buah kurma dari kebunnya ke Bashrah. Pada saat itu di Bashrah sedang dilanda wabah penyakit. Dan ketika buah kurma tersebut tiba; para penduduk Bashrah yang mendapat kabar bahwa kurma Sayyidina Husein baru sampai di Bashrah, mereka serta merta membeli kurama beliau beramai-ramai, dengan mengharapkan barokah beliau agar selamat dari wabah tersebut. Sehingga habislah terjual seluruh kurma Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim. Semuanya dalam waktu yang singkat. Maka uang dinar dari hasil penjualan kurma itupun dikirimkan kepada beliau. Habib Husein berkata :
”Tidakkah Aku pernah berkata kepada kalian, sesungguhnya aku tidak mencintai dunia, tetapi dunia itulah yang mencintai diriku.”
Terlintas suatu perasaan di hati salah seorang yang hadir, orang ini bertanya di dalam hatinya :
”Bagaimanakah Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim ini beribadat kepada Allah SWT, sedangkan dirinya terlihat sibuk mengurus dunia?”
Tiba-tiba pada saat itu juga Habib Husein mengkasyaf orang tersebut dan berkata :
”Kalau sekiranya semua harta duniawi yang kau lihat bersamaku ini hilang, maka sungguh hatiku tidak akan rusak sedikitpun dan tidak akan bergerak badanku sedikitpun atau tidak akan bergerak sehelai rambutku untuk mencari dunia.”
Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim, telah membina murid-murid beliau yang semuanya telah menjadi Ulama terbesar di zamannya, diantaranya adalah:
• Sayyidina Al-Imam Al-Qutb Al-Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Athas.
• Sayyidina Al-Arif billah Habib Muhammad bin Alwi bin Muhammad bin Abu Bakar bin Alwi bin Ahmad bin Abu Bakar As-Sakran.
• Sayyidina Al-Imam Habib Syekh bin Ahmad bin Yahya.
• Sayyidina Al-Imam Abdurrahman bin Ibrahim bin Abdurrahman Al-Mu’allim.
• Sayyidina Al-Imam Habib Aqil bin Umar Al-Musytahir bi ‘Imran.
Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim diketahui sangat membenci tembakau ( rokok ), dalam hal ini beliau berkata:
“Barang siapa yang tidak meninggalkan kebiasaannya untuk merokok sampai 40 hari sebelum matinya, maka ditakutkan ia akan mati dalam keadaan Su’ul Khatimah.”
Diriwayatkan bahwa beliau telah membeli satu lahan tembakau seharga 40 ribu riyal yang kemudian dibakar oleh beliau. Selain membenci tembakau, beliau sangat menyukai minuman kopi dan menganjurkan kaum muslimin untuk meminumnya, dan beliau jugalah yang memprakarsai tanaman kopi yang banyak tumbuh di Duw’an sampai sekarang.
Habib Husein bin syekh Abu Bakar Bin Salim banyak dipuji oleh para wali dan Ulama-ulama terbesar di zaman itu. Beberapa diantaranya adalah Al-Muhibbusshodiq Al-‘Alim Syekh Abdurrahman at-Thobathy, Qodhi kota San’a, beliau berkata dalam Sya’irnya :
“As-Sayid As-Sanad Al-Husein yang telah diridhoi oleh Allah, Keturunan Sayyidina Al-Husein cucu Rasul Allah, beliau adalah lautan ma’rifat yang sangat dalam”
Wahai orang-orang yang menginginkan keberkahan dari seorang kekasih yang bisa diharapkan pertolongannya.
Beliau adalah Wali Ghauts yang kewilayahannya menyelimuti alam.
Maka katakanlah oleh kalian : Wahai anak Syekh Abu Bakar bin Salim, Wahai yang mempunyai matahari yang cemerlang.
Sesungguhnya aku berziarah kehadiratmu dan mempunyai keinginan yang aku yakini akan anda dengarkan.
Maka terimalah ziarahku ini dan tolonglah Bantu aku, seorang pecinta yang selalu merindukanmu.”
Dan Al-Jalil Al-Fadhil Muhammad Al-Huwty yang selalu dibantu Allah SWT dengan tawasulnya kepada Sayyidina Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim, menyambung beliau dalam satu syairnya;
“Engkau didalam hatiku, adalah kekasihku wahai Sayyidy Husein,
Engkau adalah pengobat setiap kesakitanku,
Engkau adalah ruhku dan permohonanku,
Engkau ada di setiap pendengaran dan perbincanganku,
Penguat hatiku, kekasihku adalah engkau wahai Sayyidy Husein,
Demi Allah, sungguh cinta kami kepadamu telah menguasai kami
Semua-nya.”
As-Syekh Al-Fadhil Al-Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim adalah Khalifah Ayahandanya. Beliau wafat di ‘Inat tahun 1044 H, beliau mempunyai 22 orang anak. 9 orang perempuan dan 13 orang laki-laki.
Anak beliau yang perempuan :
1. Syarifah Alwiyah.
2. Syarifah Tholhah.
3. syarifah Salwa.
4. Syarifah Fatimah Al-Kubro.
5. Syarifah Aisyah.
6. Syarifah Syekhah. .
7. Syarifah Fatimah As-Sughro
8. Syarifah Maryam.
9. Syarifah Ruqoyah
Anak beliau yang laki-laki :
1. Sayyid Salim.
2. Sayyid Abdurrahman.
3. Sayyid Abu Bakar
4. Sayyid Soleh.
5. Sayyid Ahmad
. 6. Sayyid Idrus.
7. Sayyid Syekhan.
8. Sayyid Hasan.
9. Sayyid Muhsin
10. Sayyid Umar.
11. Sayyid Muhammad.
12. Sayyid Syekh.
13. Sayyid Hamzah.
beliau hbb husin bin syech abu bakar bin salem ini guru murobbi ruh nya al gutbul anfas alhbb umar bin abdurahman al athos.........s
anad sanad yg jelas dan patas untuk menjadi ahli nur ahli allah ahli naubah ahli la ila haillallah.........ya Allah berikan ser, dan madad nya beliau beliau Rodhiallahu anhum ajmain.......buat saya dan semua para pecinta walI wali Allah swt amin ya Robb........
Nasab Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim
Habib Husein bin As-Syekh Al Kabir Al-Qutb As-Syahir Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Sayyidina Syekh Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman As-segaf bin Syekh Muhammad Maula Ad-Dawilayh bin Syekh Ali Shohibud Dark bin Sayyidina Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma’ah bin Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib Saml bin Sayyidina Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh bin Sayyidina Al-Imam Muhajir Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-Husein. Rodiyallahu ‘Anhum Ajma’in.
Diriwayatkan bahwa Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim mendapatkan gangguan dari pembesar setempat dan pasukannya; sehingga membuat beliau berhijrah ke Makkah dan Madinah. Beliau tinggal disana selama 7 tahun. Ketika dalam keadaan seperti itu, beliau didatangi oleh Nabi Khidir AS. Nabi Allah Khidir AS berkata kepada beliau :
“Sesungguhnya kakekmu Muhammad SAW mengucapkan salam atasmu dan memerintahkan dirimu agar segera pulang ke Hadhramaut.”
Nabi Khidir AS juga memberitahukan kepada beliau bahwa rasa permusuhan para penguasa itu kepadanya akan dihilangkan Allah SWT dan mereka akan berubah mencintai beliau. Dan Nabi Allah Khidir As, memberitahukan kepada beliau agar berjalan bersama satu Kabilah arab di Hadhramaut yang akan mempunyai hubungan yang dekat dengan keturunan beliau sampai hari kiamat; kenyataannya hal tersebut benar sampai sekarang.
Nabi Allah Khidir AS memberikan 3 benda kepada Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim; yang pertama bejana atau gelas yang besar. Yang kedua, tongkat, dan yang ketiga, gendang. Al-Imam Al-Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Athas, meriwayatkan :
“Kami telah melihat bejana yang diberikan Nabi Allah Khidir kepada Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim beserta tongkatnya ada di I’nat.”
Ketika Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim pulang, beliau mendapati satu kaum yang sedang merajalela dan berbuat semena-mena. Maka Al-Imam Husein memerintahkan agar menabuh gendang yang diberikan oleh Nabi Allah Khidir kepadanya di atas gunung. Lalu ketika gendang tersebut di tabuh, dengan seizing Allah SWT, orang-orang yang tadinya berlaku semena-mena tiba-tiba bertingkah dan ketakutan seperti orang gila, dan merekapun kabur tercerai berai.
Diceritakan bahwa Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim mengirim buah kurma dari kebunnya ke Bashrah. Pada saat itu di Bashrah sedang dilanda wabah penyakit. Dan ketika buah kurma tersebut tiba; para penduduk Bashrah yang mendapat kabar bahwa kurma Sayyidina Husein baru sampai di Bashrah, mereka serta merta membeli kurama beliau beramai-ramai, dengan mengharapkan barokah beliau agar selamat dari wabah tersebut. Sehingga habislah terjual seluruh kurma Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim. Semuanya dalam waktu yang singkat. Maka uang dinar dari hasil penjualan kurma itupun dikirimkan kepada beliau. Habib Husein berkata :
”Tidakkah Aku pernah berkata kepada kalian, sesungguhnya aku tidak mencintai dunia, tetapi dunia itulah yang mencintai diriku.”
Terlintas suatu perasaan di hati salah seorang yang hadir, orang ini bertanya di dalam hatinya :
”Bagaimanakah Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim ini beribadat kepada Allah SWT, sedangkan dirinya terlihat sibuk mengurus dunia?”
Tiba-tiba pada saat itu juga Habib Husein mengkasyaf orang tersebut dan berkata :
”Kalau sekiranya semua harta duniawi yang kau lihat bersamaku ini hilang, maka sungguh hatiku tidak akan rusak sedikitpun dan tidak akan bergerak badanku sedikitpun atau tidak akan bergerak sehelai rambutku untuk mencari dunia.”
Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim, telah membina murid-murid beliau yang semuanya telah menjadi Ulama terbesar di zamannya, diantaranya adalah:
• Sayyidina Al-Imam Al-Qutb Al-Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Athas.
• Sayyidina Al-Arif billah Habib Muhammad bin Alwi bin Muhammad bin Abu Bakar bin Alwi bin Ahmad bin Abu Bakar As-Sakran.
• Sayyidina Al-Imam Habib Syekh bin Ahmad bin Yahya.
• Sayyidina Al-Imam Abdurrahman bin Ibrahim bin Abdurrahman Al-Mu’allim.
• Sayyidina Al-Imam Habib Aqil bin Umar Al-Musytahir bi ‘Imran.
Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim diketahui sangat membenci tembakau ( rokok ), dalam hal ini beliau berkata:
“Barang siapa yang tidak meninggalkan kebiasaannya untuk merokok sampai 40 hari sebelum matinya, maka ditakutkan ia akan mati dalam keadaan Su’ul Khatimah.”
Diriwayatkan bahwa beliau telah membeli satu lahan tembakau seharga 40 ribu riyal yang kemudian dibakar oleh beliau. Selain membenci tembakau, beliau sangat menyukai minuman kopi dan menganjurkan kaum muslimin untuk meminumnya, dan beliau jugalah yang memprakarsai tanaman kopi yang banyak tumbuh di Duw’an sampai sekarang.
Habib Husein bin syekh Abu Bakar Bin Salim banyak dipuji oleh para wali dan Ulama-ulama terbesar di zaman itu. Beberapa diantaranya adalah Al-Muhibbusshodiq Al-‘Alim Syekh Abdurrahman at-Thobathy, Qodhi kota San’a, beliau berkata dalam Sya’irnya :
“As-Sayid As-Sanad Al-Husein yang telah diridhoi oleh Allah, Keturunan Sayyidina Al-Husein cucu Rasul Allah, beliau adalah lautan ma’rifat yang sangat dalam”
Wahai orang-orang yang menginginkan keberkahan dari seorang kekasih yang bisa diharapkan pertolongannya.
Beliau adalah Wali Ghauts yang kewilayahannya menyelimuti alam.
Maka katakanlah oleh kalian : Wahai anak Syekh Abu Bakar bin Salim, Wahai yang mempunyai matahari yang cemerlang.
Sesungguhnya aku berziarah kehadiratmu dan mempunyai keinginan yang aku yakini akan anda dengarkan.
Maka terimalah ziarahku ini dan tolonglah Bantu aku, seorang pecinta yang selalu merindukanmu.”
Dan Al-Jalil Al-Fadhil Muhammad Al-Huwty yang selalu dibantu Allah SWT dengan tawasulnya kepada Sayyidina Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim, menyambung beliau dalam satu syairnya;
“Engkau didalam hatiku, adalah kekasihku wahai Sayyidy Husein,
Engkau adalah pengobat setiap kesakitanku,
Engkau adalah ruhku dan permohonanku,
Engkau ada di setiap pendengaran dan perbincanganku,
Penguat hatiku, kekasihku adalah engkau wahai Sayyidy Husein,
Demi Allah, sungguh cinta kami kepadamu telah menguasai kami
Semua-nya.”
As-Syekh Al-Fadhil Al-Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim adalah Khalifah Ayahandanya. Beliau wafat di ‘Inat tahun 1044 H, beliau mempunyai 22 orang anak. 9 orang perempuan dan 13 orang laki-laki.
Anak beliau yang perempuan :
1. Syarifah Alwiyah.
2. Syarifah Tholhah.
3. syarifah Salwa.
4. Syarifah Fatimah Al-Kubro.
5. Syarifah Aisyah.
6. Syarifah Syekhah. .
7. Syarifah Fatimah As-Sughro
8. Syarifah Maryam.
9. Syarifah Ruqoyah
Anak beliau yang laki-laki :
1. Sayyid Salim.
2. Sayyid Abdurrahman.
3. Sayyid Abu Bakar
4. Sayyid Soleh.
5. Sayyid Ahmad
. 6. Sayyid Idrus.
7. Sayyid Syekhan.
8. Sayyid Hasan.
9. Sayyid Muhsin
10. Sayyid Umar.
11. Sayyid Muhammad.
12. Sayyid Syekh.
13. Sayyid Hamzah.
beliau hbb husin bin syech abu bakar bin salem ini guru murobbi ruh nya al gutbul anfas alhbb umar bin abdurahman al athos.........s
anad sanad yg jelas dan patas untuk menjadi ahli nur ahli allah ahli naubah ahli la ila haillallah.........ya Allah berikan ser, dan madad nya beliau beliau Rodhiallahu anhum ajmain.......buat saya dan semua para pecinta walI wali Allah swt amin ya Robb........
Ini Adalah Sebagian Manaqib Al Habib Abdullah Alhaddad
dahulu ibu dari imamul haddad bersedih skali krn melihat putranya yg ada kekurangan mata dhohiriyyah nya(buta)......
sehinggah d ajaknya imamul haddad berziarah k makam seorg wali gutb alhbb abdullah al akbar alydrus bin abu bakar assakron..........ibunya berdoa ya allah bila anak ku bermanfaat untuk umat Rosulullah maka jdkan manfaat yg besar dan bila tdk bermanfaat untuk umat Rosulullah maka ambillah nyawanya sambil menangis ibu beliau ...........subhanallah maka terdengar suara al gutb alhbb abdullah al akbar alydrus bin abu bakar asskaron dlm kuburnya ........wahai syarifah alhbsi. bahagialah engkau yg mempunyai anak kelak akan mendapatkan magom kwalian tertinggi dan terlama........
.maka gembiralah hati ibu imamul haddad dan trbukti sampai skrg ila yaumil kiamah.........
“Di masa kecilnya, al-Habib Abdullah mengerjakan shalat sunnah seratus rakaat setiap harinya setelah pulang dari rumah gurunya di waktu Dhuha. Karena itulah tidaklah mengherankan jika Allah SWT memberinya kedudukan sebagai ‘Wali Al-Quthub’ sejak usianya masih dini atau muda.........
Al-Imam Al-’Allamah Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad, di lahirkan di Syubair di salah satu ujung Kota Tarim di provinsi Hadhramaut-Yaman pada tanggal 5 Safar tahun 1044 H. Beliau di besarkan di Kota Tarim dan di saat beliau berumur 4 tahun, beliau terkena penyakit cacar sehingga menyebabkan kedua mata beliau tidak dapat melihat.
Meskipun kedua mata beliau tidak dapat melihat sejak usia dini, beliau tetap tidak memutuskan gairahnya untuk menuntut ilmu-ilmu agama dan mengisi masa kecilnya dengan berbagai macam ibadah dan bertaqarrub kepada Allah SWT, sehingga mulai dari sejak usia dini, hidupnya sangat berkah dan berguna. Ayah beliau, al-Habib Alawi bin Muhammad al-Haddad berkata: “Sebelum aku menikah, aku berkunjung kerumah al-’Arif Billah al-Habib Ahmad bin Muhammad al-Habsyi di Kota Syi’ib untuk meminta do’a. Lalu al-Habib Ahmad menjawabku: “Awlaaduka Awlaadunaa Fiihim Albarakah” Artinya: “Putera-puteramu termasuk juga putera-putera kami, pada mereka terdapat berkah.” Selanjutnya, al-Habib Alawi al-Haddad berkata: “Aku tidak mengerti arti ucapan al-Habib Ahmad itu, sampai setelah lahirnya puteraku, Abdullah dan berbagai tanda-tanda kewalian dan kejeniusannya.”
Semenjak kecil, al-Habib Abdullah al-Haddad telah termotivasi untuk menimba ilmu dan gemar beribadah. Tentang masa kecilnya, al-Habib Abdullah berkata: “Jika aku kembali dari tempat belajarku pada waktu Dhuha, maka aku mendatangi sejumlah masjid untuk melakukan shalat sunnah seratus rakaat setiap harinya.”
Kemudian untuk mengetahui betapa besar kemauan beliau untuk beribadah di masa kecilnya, al-Habib Abdullah menuturkannya sebagai berikut: “Di masa kecilku, aku sangat gemar dan bersungguh-sungguh dalam ibadah dan mujahadah, sampai nenekku seorang wanita shalihah yang bernama asy-Syarifah Salma binti al-Habib Umar bin Ahmad al-Manfar Ba’alawi berkata: ‘Wahai anak kasihanilah dirimu.’ Ia mengucapkan kalimat itu, karena merasa kasihan kepadaku ketika melihat kesungguhanku dalam ibadah dan bermujahadah.”
Seorang sahabat dekat al-Habib Abdullah al-Haddad berkata: “Ketika aku berkunjung kerumah al-Habib Abdullah bin Ahmad Bilfagih, maka ia bercerita kepada kami: ‘Sesungguhnya kami dan al-Habib Abdullah al-Haddad tumbuh bersama, namun Allah SWT memberinya kelebihan lebih dari kami. Yang sedemikian itu, kami lihat hidup al-Habib Abdullah sejak masa kecilnya telah mempunyai kelebihan tersendiri, yaitu ketika ia membaca Surat Yasiin, maka ia sangat terpengaruh dan menangis sejadi-jadinya, sehingga ia tidak dapat menyelesaikan bacaan surat yang mulia itu, maka dari kejadian itu dapat kami maklumi bahwa al-Habib Abdullah telah diberi kelebihan tersendiri sejak di masa kecilnya.”
Al-Habib Abdullah sering berziarah kubur pada Hari Jum’at sore setelah melakukan shalat Ashar di masjid al-Hujairah. Selain itu, al-Habib Abdullah al-Haddad sering berziarah kubur pada Hari Selasa sore. Setelah usianya semakin lanjut dn dan kekuatannya semaki menurun, maka al-Habib Abdullah tidak berziarah pada Hari Jum’at dan Selasa seperti biasanya, adakalanya beliau berziarah pada Hari Sabtu dan hari-hari lainnya sebelum matahari naik.
Di antara wirid al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad setiap harinya adalah kalimat “LAA ILAAHA ILLALLAH” sebanyak seribu kali. Tetapi di Bulan Ramadhan dibaca sebanyak dua ribu kali setiap harinya. Beliau menyempurnakannya sebanyak tujuh puluh ribu kali pada waktu enam hari di Bulan Syawal. Selain itu, beliau mengucapkan “LAA ILAAHA ILLALLAH AL-MALIKUL HAQQUL MUBIIN” sebanyak seratus kali setelah Shalat Dzuhur. Al-Habib Abdullah berkata: “Kami biasa melakukan shalat al-Awwabin sebanyak dua puluh rakaat.”
Al-Habib Abdullah sering berpuasa sunnah, khususnya pada hari-hari yang dianjurkan, seperti Hari Senin dan Hari Kamis, hari-hari putih (Ayyamul baidh), Hari Asyura, Hari Arafah, enam hari di Bulan Syawal dan lain sebagainya sampai di masa senjanya. Beliau selalu menyembunyikan berbagai macam ibadah dan mujahadahnya, beliau tidak ingin memperlihatkannya kepada orang lain, kecuali untuk memberikan contoh kepada orang lain.
Selain di kenal sebagai ahli ibadah dan mujahadah, al-Habib Abdullah juga dikenal seorang yang istiqomah dalam ibadah dan mujahadahnya seperti yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. al-Habib Ahmad an-Naqli berkata: “al-Habib Abdullah adalah seorang yang sangat istiqamah dalam mengikuti semua jejak kakeknya, Rasulullah SAW.” Dalam masalah ini, al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad berkata: “Kami telah mengamalkan semua jejak Nabi Muhammad SAW dan kami tidak meninggalkan sedikitpun daripadanya, kecuali hanya memanjangkan rambut sampai di bawah ujung telinga, karena Nabi SAW memanjangkan rambutnya sampai di bawah ujung kedua telinganya.”
Tentang kesabaran al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad, sejak masa kecil beliau sudah mengalami berbagai cobaan, diantaranya adalah ketika ia menderita penyakit cacar sampai kedua matanya tidak dapat melihat. Meskipun begitu, ia rajin mencari ilmu dan beribadah di masa kecilnya, hingga melakukan shalat sunnah seratus rakaat setiap paginya hingga Waktu Dzuhur tiba. Disebutkan bahwa ia selalu menyembunyikan berbagai cobaan yang dideritanya, sampai di akhir usianya. Dalam masalah ini beliau berkata kepada seorang kawan dekatnya: “Sesungguhnya penyakit demam di tubuhku sudah ada sejak lima belas tahun yang lalu dan hingga kini masih belum meninggalkan aku, meskipun demikian tidak seorangpun yang mengetahui penyakitku ini, sampaipun keluargaku sendiri.”
Tentang Tarekat al-Ba’alawi, al-Habib Abdullah mengatakan : “Tarekat kami adalah mengikuti tuntunan al-Qur’an dan as-Sunnah dan mengikuti jejak para salafunas shalihin di segala bidangnya.” Al-Habib Abdullah kembali menjelaskan : “Kami tidak mengikuti tuntunan, kecuali tuntunan Allah SWT, tuntunan Rasul-Nya dan jejak al-Faqih al-Muqaddam. Dan tarekat orang-orang yang menuju kepada Allah SWT dan kami tidak membutuhkan tarekat selain tarekat ini. Para sesepuh kami al-Ba’alawi telah menetapkan sejumlah petunjuk bagi kami, karena itu kami tidak akan mengikuti petunjuk lain yang bertentangan dengan petunjuk mereka.”
Telah kami sebutkan bahwa di masa kecil beliau, al-Habib Abdullah mengerjakan shalat sunnah seratus rakaat setiap harinya setelah pulang dari rumah gurunya di waktu Dhuha. Karena itulah tidaklah mengherankan jika Allah SWT memberinya kedudukan sebagai ‘WALI AL-QUTHUB’ sejak usianya masih remaja.
Disebutkan bahwa beliau mendapat kedudukan Wali al-Quthub lebih dari ‘Enam Puluh Tahun’. Beliau menerima libas atau pakaian kewalian dari al-’Arif Billah al-Habib Muhammad bin Alawi (Shahib Makkah). Beliau menerima libas tersebut tepat ketika al-Habib Muhammad bin Alawi wafat di kota Makkah pada tahun 1070 H. Pada waktu itu, usia al-Habib Abdullah 26 tahun. Kedudukan Wali al-Quthub itu beliau sandang hingga beliau wafat (1132 H). Jadi beliau menjadi Wali al-Quthub lebih dari ’60 Tahun’.
Beliau menuntut ilmu pada ulama’-ulama’ di zamannya, diantaranya guru-guru beliau adalah: Sayyiduna Al-Quthub Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas, Al-Habib Al-’Allamah Agil bin Abdurrahman As-Segaf, Al-Habib Al-’Allamah Abdurrahman bin Syeikh Aidid, Al-Habib Al-’Allamah Sahl bin Ahmad Bahsin Al-Hudayli Ba’alawi, dan termasuk guru-guru beliau juga adalah Al-Imam Al-’Allamah guru besar kota Makkah Al-Mukarromah, Al-Habib Muhammad bin Alwi As-Segaf, dan masih banyak lagi guru-guru beliau yang lainnya.
Beliau memiliki banyak murid, diantara murid-murid belia adalah: Al-Habib Hasan bin Abdullah Al-Haddad (putera beliau sendiri), Al-Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi, Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah Bilfaqih, Al-Habib Umar bin Zain bin Smith, Al-Habib Muhammad bin Zain bin Smith, Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Bar, Al-Habib Ali bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf, Al-Habib Muhammad bin Umar bin Thoha Ash-Shafi As-Segaf, dan masih banyak lagi murid-murid beliau.
Di antara karya-karya tulis al-Habib Abdullah adalah: ar-Risalah Adab as-Suluk al-Murid, ar-Risalatul al-Mu’awanah, an-Nafaais al-’Ulwiyah Fi al-Masailis as-Sufiyah, Sabiilul Iddikar, al-Ithaaf as-Saail, at-Tatsbiitul Fuaad, ad-Da’wah at-Taamah, an-Nasaih ad-Diiniyah, dan masih banyak lagi lainnya. Dan termasuk wirid-wirid yang beliau susun diantaranya yang sangat terkenal adalah ‘Ratib Al-Haddad’ yang beliau susun di malam Lailatul Qadr tahun 1071 H.
Beliau wafat hari Senin Malam Selasa tanggal 7 Dzulqa’dah 1132 H, dan di makamkan di pemakaman Zambal di kota Tarim-Hadhramaut – Yaman.
Semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang teramat luasnya dan meridhoinya serta memberi kita manfaat dan barokah beliau serta ilmu-ilmu beliau di dunia dan akhirat. Aamiin..
sehinggah d ajaknya imamul haddad berziarah k makam seorg wali gutb alhbb abdullah al akbar alydrus bin abu bakar assakron..........ibunya berdoa ya allah bila anak ku bermanfaat untuk umat Rosulullah maka jdkan manfaat yg besar dan bila tdk bermanfaat untuk umat Rosulullah maka ambillah nyawanya sambil menangis ibu beliau ...........subhanallah maka terdengar suara al gutb alhbb abdullah al akbar alydrus bin abu bakar asskaron dlm kuburnya ........wahai syarifah alhbsi. bahagialah engkau yg mempunyai anak kelak akan mendapatkan magom kwalian tertinggi dan terlama........
.maka gembiralah hati ibu imamul haddad dan trbukti sampai skrg ila yaumil kiamah.........
“Di masa kecilnya, al-Habib Abdullah mengerjakan shalat sunnah seratus rakaat setiap harinya setelah pulang dari rumah gurunya di waktu Dhuha. Karena itulah tidaklah mengherankan jika Allah SWT memberinya kedudukan sebagai ‘Wali Al-Quthub’ sejak usianya masih dini atau muda.........
Al-Imam Al-’Allamah Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad, di lahirkan di Syubair di salah satu ujung Kota Tarim di provinsi Hadhramaut-Yaman pada tanggal 5 Safar tahun 1044 H. Beliau di besarkan di Kota Tarim dan di saat beliau berumur 4 tahun, beliau terkena penyakit cacar sehingga menyebabkan kedua mata beliau tidak dapat melihat.
Meskipun kedua mata beliau tidak dapat melihat sejak usia dini, beliau tetap tidak memutuskan gairahnya untuk menuntut ilmu-ilmu agama dan mengisi masa kecilnya dengan berbagai macam ibadah dan bertaqarrub kepada Allah SWT, sehingga mulai dari sejak usia dini, hidupnya sangat berkah dan berguna. Ayah beliau, al-Habib Alawi bin Muhammad al-Haddad berkata: “Sebelum aku menikah, aku berkunjung kerumah al-’Arif Billah al-Habib Ahmad bin Muhammad al-Habsyi di Kota Syi’ib untuk meminta do’a. Lalu al-Habib Ahmad menjawabku: “Awlaaduka Awlaadunaa Fiihim Albarakah” Artinya: “Putera-puteramu termasuk juga putera-putera kami, pada mereka terdapat berkah.” Selanjutnya, al-Habib Alawi al-Haddad berkata: “Aku tidak mengerti arti ucapan al-Habib Ahmad itu, sampai setelah lahirnya puteraku, Abdullah dan berbagai tanda-tanda kewalian dan kejeniusannya.”
Semenjak kecil, al-Habib Abdullah al-Haddad telah termotivasi untuk menimba ilmu dan gemar beribadah. Tentang masa kecilnya, al-Habib Abdullah berkata: “Jika aku kembali dari tempat belajarku pada waktu Dhuha, maka aku mendatangi sejumlah masjid untuk melakukan shalat sunnah seratus rakaat setiap harinya.”
Kemudian untuk mengetahui betapa besar kemauan beliau untuk beribadah di masa kecilnya, al-Habib Abdullah menuturkannya sebagai berikut: “Di masa kecilku, aku sangat gemar dan bersungguh-sungguh dalam ibadah dan mujahadah, sampai nenekku seorang wanita shalihah yang bernama asy-Syarifah Salma binti al-Habib Umar bin Ahmad al-Manfar Ba’alawi berkata: ‘Wahai anak kasihanilah dirimu.’ Ia mengucapkan kalimat itu, karena merasa kasihan kepadaku ketika melihat kesungguhanku dalam ibadah dan bermujahadah.”
Seorang sahabat dekat al-Habib Abdullah al-Haddad berkata: “Ketika aku berkunjung kerumah al-Habib Abdullah bin Ahmad Bilfagih, maka ia bercerita kepada kami: ‘Sesungguhnya kami dan al-Habib Abdullah al-Haddad tumbuh bersama, namun Allah SWT memberinya kelebihan lebih dari kami. Yang sedemikian itu, kami lihat hidup al-Habib Abdullah sejak masa kecilnya telah mempunyai kelebihan tersendiri, yaitu ketika ia membaca Surat Yasiin, maka ia sangat terpengaruh dan menangis sejadi-jadinya, sehingga ia tidak dapat menyelesaikan bacaan surat yang mulia itu, maka dari kejadian itu dapat kami maklumi bahwa al-Habib Abdullah telah diberi kelebihan tersendiri sejak di masa kecilnya.”
Al-Habib Abdullah sering berziarah kubur pada Hari Jum’at sore setelah melakukan shalat Ashar di masjid al-Hujairah. Selain itu, al-Habib Abdullah al-Haddad sering berziarah kubur pada Hari Selasa sore. Setelah usianya semakin lanjut dn dan kekuatannya semaki menurun, maka al-Habib Abdullah tidak berziarah pada Hari Jum’at dan Selasa seperti biasanya, adakalanya beliau berziarah pada Hari Sabtu dan hari-hari lainnya sebelum matahari naik.
Di antara wirid al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad setiap harinya adalah kalimat “LAA ILAAHA ILLALLAH” sebanyak seribu kali. Tetapi di Bulan Ramadhan dibaca sebanyak dua ribu kali setiap harinya. Beliau menyempurnakannya sebanyak tujuh puluh ribu kali pada waktu enam hari di Bulan Syawal. Selain itu, beliau mengucapkan “LAA ILAAHA ILLALLAH AL-MALIKUL HAQQUL MUBIIN” sebanyak seratus kali setelah Shalat Dzuhur. Al-Habib Abdullah berkata: “Kami biasa melakukan shalat al-Awwabin sebanyak dua puluh rakaat.”
Al-Habib Abdullah sering berpuasa sunnah, khususnya pada hari-hari yang dianjurkan, seperti Hari Senin dan Hari Kamis, hari-hari putih (Ayyamul baidh), Hari Asyura, Hari Arafah, enam hari di Bulan Syawal dan lain sebagainya sampai di masa senjanya. Beliau selalu menyembunyikan berbagai macam ibadah dan mujahadahnya, beliau tidak ingin memperlihatkannya kepada orang lain, kecuali untuk memberikan contoh kepada orang lain.
Selain di kenal sebagai ahli ibadah dan mujahadah, al-Habib Abdullah juga dikenal seorang yang istiqomah dalam ibadah dan mujahadahnya seperti yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. al-Habib Ahmad an-Naqli berkata: “al-Habib Abdullah adalah seorang yang sangat istiqamah dalam mengikuti semua jejak kakeknya, Rasulullah SAW.” Dalam masalah ini, al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad berkata: “Kami telah mengamalkan semua jejak Nabi Muhammad SAW dan kami tidak meninggalkan sedikitpun daripadanya, kecuali hanya memanjangkan rambut sampai di bawah ujung telinga, karena Nabi SAW memanjangkan rambutnya sampai di bawah ujung kedua telinganya.”
Tentang kesabaran al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad, sejak masa kecil beliau sudah mengalami berbagai cobaan, diantaranya adalah ketika ia menderita penyakit cacar sampai kedua matanya tidak dapat melihat. Meskipun begitu, ia rajin mencari ilmu dan beribadah di masa kecilnya, hingga melakukan shalat sunnah seratus rakaat setiap paginya hingga Waktu Dzuhur tiba. Disebutkan bahwa ia selalu menyembunyikan berbagai cobaan yang dideritanya, sampai di akhir usianya. Dalam masalah ini beliau berkata kepada seorang kawan dekatnya: “Sesungguhnya penyakit demam di tubuhku sudah ada sejak lima belas tahun yang lalu dan hingga kini masih belum meninggalkan aku, meskipun demikian tidak seorangpun yang mengetahui penyakitku ini, sampaipun keluargaku sendiri.”
Tentang Tarekat al-Ba’alawi, al-Habib Abdullah mengatakan : “Tarekat kami adalah mengikuti tuntunan al-Qur’an dan as-Sunnah dan mengikuti jejak para salafunas shalihin di segala bidangnya.” Al-Habib Abdullah kembali menjelaskan : “Kami tidak mengikuti tuntunan, kecuali tuntunan Allah SWT, tuntunan Rasul-Nya dan jejak al-Faqih al-Muqaddam. Dan tarekat orang-orang yang menuju kepada Allah SWT dan kami tidak membutuhkan tarekat selain tarekat ini. Para sesepuh kami al-Ba’alawi telah menetapkan sejumlah petunjuk bagi kami, karena itu kami tidak akan mengikuti petunjuk lain yang bertentangan dengan petunjuk mereka.”
Telah kami sebutkan bahwa di masa kecil beliau, al-Habib Abdullah mengerjakan shalat sunnah seratus rakaat setiap harinya setelah pulang dari rumah gurunya di waktu Dhuha. Karena itulah tidaklah mengherankan jika Allah SWT memberinya kedudukan sebagai ‘WALI AL-QUTHUB’ sejak usianya masih remaja.
Disebutkan bahwa beliau mendapat kedudukan Wali al-Quthub lebih dari ‘Enam Puluh Tahun’. Beliau menerima libas atau pakaian kewalian dari al-’Arif Billah al-Habib Muhammad bin Alawi (Shahib Makkah). Beliau menerima libas tersebut tepat ketika al-Habib Muhammad bin Alawi wafat di kota Makkah pada tahun 1070 H. Pada waktu itu, usia al-Habib Abdullah 26 tahun. Kedudukan Wali al-Quthub itu beliau sandang hingga beliau wafat (1132 H). Jadi beliau menjadi Wali al-Quthub lebih dari ’60 Tahun’.
Beliau menuntut ilmu pada ulama’-ulama’ di zamannya, diantaranya guru-guru beliau adalah: Sayyiduna Al-Quthub Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas, Al-Habib Al-’Allamah Agil bin Abdurrahman As-Segaf, Al-Habib Al-’Allamah Abdurrahman bin Syeikh Aidid, Al-Habib Al-’Allamah Sahl bin Ahmad Bahsin Al-Hudayli Ba’alawi, dan termasuk guru-guru beliau juga adalah Al-Imam Al-’Allamah guru besar kota Makkah Al-Mukarromah, Al-Habib Muhammad bin Alwi As-Segaf, dan masih banyak lagi guru-guru beliau yang lainnya.
Beliau memiliki banyak murid, diantara murid-murid belia adalah: Al-Habib Hasan bin Abdullah Al-Haddad (putera beliau sendiri), Al-Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi, Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah Bilfaqih, Al-Habib Umar bin Zain bin Smith, Al-Habib Muhammad bin Zain bin Smith, Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Bar, Al-Habib Ali bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf, Al-Habib Muhammad bin Umar bin Thoha Ash-Shafi As-Segaf, dan masih banyak lagi murid-murid beliau.
Di antara karya-karya tulis al-Habib Abdullah adalah: ar-Risalah Adab as-Suluk al-Murid, ar-Risalatul al-Mu’awanah, an-Nafaais al-’Ulwiyah Fi al-Masailis as-Sufiyah, Sabiilul Iddikar, al-Ithaaf as-Saail, at-Tatsbiitul Fuaad, ad-Da’wah at-Taamah, an-Nasaih ad-Diiniyah, dan masih banyak lagi lainnya. Dan termasuk wirid-wirid yang beliau susun diantaranya yang sangat terkenal adalah ‘Ratib Al-Haddad’ yang beliau susun di malam Lailatul Qadr tahun 1071 H.
Beliau wafat hari Senin Malam Selasa tanggal 7 Dzulqa’dah 1132 H, dan di makamkan di pemakaman Zambal di kota Tarim-Hadhramaut – Yaman.
Semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang teramat luasnya dan meridhoinya serta memberi kita manfaat dan barokah beliau serta ilmu-ilmu beliau di dunia dan akhirat. Aamiin..
Kamis, 20 April 2017
TANGISAN RASULULLAH, MALAM ISRA', "SIKSA WANITA". (CERITA PENDEK MENYENTUH HATI)
Pada suatu hari Ali bin Abi Thalib r.a. bersama istri tercinta , Fatimah Az Zahra r.a menemukan rasulullah Muhammad SAW tengah menangis di rumahnya. Beliau sesunggukan, tersedu-sedu dengan tetesan airmata mengalir deras dari kedua matanya. Hal ini pertanda ada satu kesedihan yang teramat dalam dan mengusik ketenteraman batinnya, menyentuh sanubari kemanusiaannya yang jauh terpendam.
Melihat pemandangan yang mengharukan tersebut , Sayyidina Ali r.a berusaha menghibur. Ia berkata kepada Rasulullah SAW, yang juga ayah mertua, sahabat, dan kekasihnya:
“Hentikan tangismu wahai Rasulullah! Biar ayah dan bundaku menjadi tebusan atas ratap tangismu.
Wahai kekasihku , apa gerangan yang menyebabkan airmata harus menetes dari sumbernya? ceritakanlah wahai junjungan seluruh alam!”
Dengan sedikit terbata-bata dan disela tangis yang belum reda , Rasulullah menceritakan sebab tangisnya:
“Wahai Ali , aku menangis karena teringat dengan pengalaman yang aku alami pada malam isra’. Yaitu ketika Allah memperlihatkan kepadaku beberapa gambaran kaum wanita dari umatku. Pada malam isra’ tersebut aku lihat mereka tengah disiksa dalam neraka jahanam dengan bermacam-macam azab / siksa yang ditimpakan . Aku menangis karena azab itu demikian dahsyat dan pedih dan tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Aku melihat wanita yang digantung dengan rambutnya, sementara otaknya mendidih dan meleleh.
Aku juga melihat wanita digantung lidahnya dan air mendidih , dituangkan kedalam mulutnya.
Kemudian wanita yang diikat kedua kaki ke buah dadanya.
Adapula wanita diikat kedua tangan sampai tengkuk/ubun-ubunnya. Wanita tersebut diserahkan oleh Allah kepada sekawanan ular dan kalajengking untuk memangsanya. Adapula wanita yang digantung dengan kedua payudaranya.
Ada juga wanita berkepala babi, berbadan keledai dengan sejuta macam siksa neraka yang harus diterimanya.
Terakhir aku melihat wanita berwajah anjing dan serigala dengan api neraka dijejalkan dari mulut dan tembus sampai duburnya.
Sementara malaikat-malaikat penyiksa , menghantam mereka dengan kapak yang terbuat dari api neraka.
Demikian cerita sang nabi mengabarkan keadaan kaum wanita yang dilihatnya berada di dalam neraka.
Bulu kuduk sayyidah Fatimah Azzahra berdiri merinding.
Mendengar penuturan ayahandanya soal nasib kaum wanita .
Keringat dingin keluar dari sekujur tubuhnya. Tanpa sadar kedua pipinya telah basah air mata.
Dia bangkit dan bertanya:
” Wahai ayahanda tersayang, pelipur laraku, kegembiraan mata hatiku. Amal apa yang telah dilakukan wanita-wanita tersebut , sehingga demikian berat dan dahsyat siksa yang mereka terima sebagai balasan?“
Perlahan -lahan Rasulullah SAW menjelaskan penyebab dari siksa wanita yang ada di neraka jahannam itu. Katanya:” Fatimah, putriku !
Wanita yang digantung rambutnya adalah wanita yang tidak menutup aurat dan rambutnya diperlihatkan ( dengan tidak berbusana muslimah/ berjilbab) dari pria lain, yang bukan muhrimnya. Membiarkan rambutnya terurai dipermainkan angin dan merelakannya dipandang siapapun.
Wanita yang digantung lidahnya adalah wanita yang menyakiti hati suaminya dengan kata-kata kasar. Mulutnya keji dengan kata-kata yang keluar tanpa kontrol akal dan hati nurani
Wanita yang digantung payudaranya , yaitu wanita yang selingkuh, mengotori ranjang suaminya, mengkhianati kepercayaan suami, menodai noktah perjanjian Ilahi
Adapun wanita yang diikat kedua kaki dan tangannya dengan ular dan kalajengking di sekujur tubuhnya adalah wanita yang tidak mandi junub/ mandi besar dari haidnya dan meremehkan shalat
Wanita dengan wujud kepala babi dan berbadan keledai ialah wanita pendusta , perayu, pengumpat dan penggunjing.
Sementara wanita yang berbentuk anjing dengan api yang dijejelkan lewat mulut dan keluar melalui dubur adalah wanita -wanita yang suka mengungkit ungkit kebaikan maupun pemberian dan penghasut/ provokator .
Dimanapun dia hembuskan angin fitnah dan adu domba. Membuat keresahan di masyarakat dengan mencampuri urusan orang lain.
“Wahai putriku , celakalah wanita-wanita yang durhaka/ maksiat terhadap suaminya. Didunia dia akan mendapatkan laknat dari malaikat-malaikat langit , malaikat-malaikat bumi, dan juga laknat dari benda-benda yang terkena sinar matahari.
Diakhirat dia mendapat siksa neraka.
Pada akhirnya seluruh amalnya menjadi sia- sia , tidak berguna.
Naudzubillahi mindzalik…
Astaghfirullah… subhanallah… Ya Allah… Ampunilah kami kaum wanita, lindungilah kami dari azab api neraka…Dan tuntunlah langkah kami agar selalau di jalanmu…
Amin… Amin Ya Allah… amin Ya Rabb…
… Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci …aamiin
Allahumma sholli a'la sayyidina Muhammad...
Melihat pemandangan yang mengharukan tersebut , Sayyidina Ali r.a berusaha menghibur. Ia berkata kepada Rasulullah SAW, yang juga ayah mertua, sahabat, dan kekasihnya:
“Hentikan tangismu wahai Rasulullah! Biar ayah dan bundaku menjadi tebusan atas ratap tangismu.
Wahai kekasihku , apa gerangan yang menyebabkan airmata harus menetes dari sumbernya? ceritakanlah wahai junjungan seluruh alam!”
Dengan sedikit terbata-bata dan disela tangis yang belum reda , Rasulullah menceritakan sebab tangisnya:
“Wahai Ali , aku menangis karena teringat dengan pengalaman yang aku alami pada malam isra’. Yaitu ketika Allah memperlihatkan kepadaku beberapa gambaran kaum wanita dari umatku. Pada malam isra’ tersebut aku lihat mereka tengah disiksa dalam neraka jahanam dengan bermacam-macam azab / siksa yang ditimpakan . Aku menangis karena azab itu demikian dahsyat dan pedih dan tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Aku melihat wanita yang digantung dengan rambutnya, sementara otaknya mendidih dan meleleh.
Aku juga melihat wanita digantung lidahnya dan air mendidih , dituangkan kedalam mulutnya.
Kemudian wanita yang diikat kedua kaki ke buah dadanya.
Adapula wanita diikat kedua tangan sampai tengkuk/ubun-ubunnya. Wanita tersebut diserahkan oleh Allah kepada sekawanan ular dan kalajengking untuk memangsanya. Adapula wanita yang digantung dengan kedua payudaranya.
Ada juga wanita berkepala babi, berbadan keledai dengan sejuta macam siksa neraka yang harus diterimanya.
Terakhir aku melihat wanita berwajah anjing dan serigala dengan api neraka dijejalkan dari mulut dan tembus sampai duburnya.
Sementara malaikat-malaikat penyiksa , menghantam mereka dengan kapak yang terbuat dari api neraka.
Demikian cerita sang nabi mengabarkan keadaan kaum wanita yang dilihatnya berada di dalam neraka.
Bulu kuduk sayyidah Fatimah Azzahra berdiri merinding.
Mendengar penuturan ayahandanya soal nasib kaum wanita .
Keringat dingin keluar dari sekujur tubuhnya. Tanpa sadar kedua pipinya telah basah air mata.
Dia bangkit dan bertanya:
” Wahai ayahanda tersayang, pelipur laraku, kegembiraan mata hatiku. Amal apa yang telah dilakukan wanita-wanita tersebut , sehingga demikian berat dan dahsyat siksa yang mereka terima sebagai balasan?“
Perlahan -lahan Rasulullah SAW menjelaskan penyebab dari siksa wanita yang ada di neraka jahannam itu. Katanya:” Fatimah, putriku !
Wanita yang digantung rambutnya adalah wanita yang tidak menutup aurat dan rambutnya diperlihatkan ( dengan tidak berbusana muslimah/ berjilbab) dari pria lain, yang bukan muhrimnya. Membiarkan rambutnya terurai dipermainkan angin dan merelakannya dipandang siapapun.
Wanita yang digantung lidahnya adalah wanita yang menyakiti hati suaminya dengan kata-kata kasar. Mulutnya keji dengan kata-kata yang keluar tanpa kontrol akal dan hati nurani
Wanita yang digantung payudaranya , yaitu wanita yang selingkuh, mengotori ranjang suaminya, mengkhianati kepercayaan suami, menodai noktah perjanjian Ilahi
Adapun wanita yang diikat kedua kaki dan tangannya dengan ular dan kalajengking di sekujur tubuhnya adalah wanita yang tidak mandi junub/ mandi besar dari haidnya dan meremehkan shalat
Wanita dengan wujud kepala babi dan berbadan keledai ialah wanita pendusta , perayu, pengumpat dan penggunjing.
Sementara wanita yang berbentuk anjing dengan api yang dijejelkan lewat mulut dan keluar melalui dubur adalah wanita -wanita yang suka mengungkit ungkit kebaikan maupun pemberian dan penghasut/ provokator .
Dimanapun dia hembuskan angin fitnah dan adu domba. Membuat keresahan di masyarakat dengan mencampuri urusan orang lain.
“Wahai putriku , celakalah wanita-wanita yang durhaka/ maksiat terhadap suaminya. Didunia dia akan mendapatkan laknat dari malaikat-malaikat langit , malaikat-malaikat bumi, dan juga laknat dari benda-benda yang terkena sinar matahari.
Diakhirat dia mendapat siksa neraka.
Pada akhirnya seluruh amalnya menjadi sia- sia , tidak berguna.
Naudzubillahi mindzalik…
Astaghfirullah… subhanallah… Ya Allah… Ampunilah kami kaum wanita, lindungilah kami dari azab api neraka…Dan tuntunlah langkah kami agar selalau di jalanmu…
Amin… Amin Ya Allah… amin Ya Rabb…
… Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci …aamiin
Allahumma sholli a'la sayyidina Muhammad...
KISAH WALI ALLAH YANG SOLAT DI ATAS AIR
beliau tdk d kenal d bumi akan tetapi penduduk langit sangat mengenalnya......bila ada d anggap tdk ada bila g ada tdk d cari.......itulah UWAIS AL QORONI......sayyidud tabi in
Sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan bersama 200 orang temasuk ahli perniagaan berlepas dari sebuah pelabuhan di Mesir. Apabila kapal itu berada di tengah lautan maka datanglah ribut petir dengan ombak yang kuat membuat kapal itu terumbang-ambing dan hampir tenggelam. Berbagai usaha dibuat untuk mengelakkan kapal itu dipukul ombak ribut, namun semua usaha mereka sia-sia saja. Kesemua orang yang berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka.
Ketika semua orang berada dalam keadaan cemas, terdapat seorang lelaki yang sedikitpun tidak merasa cemas. Dia kelihatan tenang sambil berzikir kepada Allah S.W.T. Kemudian lelaki itu turun dari kapal yang sedang terunbang-ambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan solat di atas air.
Beberapa orang peniaga yang bersama-sama dia dalam kapal itu melihat lelaki yang berjalan di atas air dan dia berkata, “Wahai wali Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!” Lelaki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya. Para peniaga itu memanggil lagi, “Wahai wali Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!”
Kemudian lelaki itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya dengan berkata, “Apa hal?” Seolah-olah lelaki itu tidak mengetahui apa-apa. Peniaga itu berkata, “Wahai wali Allah, tidakkah kamu hendak mengambil berat tentang kapal yang hampir tenggelam ini?”
Wali itu berkata, “Dekatkan dirimu kepada Allah.”
Para penumpang itu berkata, “Apa yang mesti kami buat?”
Wali Allah itu berkata, “Tinggalkan semua hartamu, jiwamu akan selamat.”
Kesemua mereka sanggup meninggalkan harta mereka. Asalkan jiwa mereka selamat. Kemudian mereka berkata, “Wahai wali Allah, kami akan membuang semua harta kami asalkan jiwa kami semua selamat.”
Wali Allah itu berkata lagi, “Turunlah kamu semua ke atas air dengan membaca Bismillah.”
Dengan membaca Bismillah, maka turunlah seorang demi seorang ke atas air dan berjalan meng hampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berzikir. Tidak berapa lama kemudian, kapal yang mengandungi muatan beratus ribu ringgit itu pun tenggelam ke dasar laut.
Habislah kesemua barang-barang perniagaan yang mahal-mahal terbenam ke laut. Para penumpang tidak tahu apa yang hendak dibuat, mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu.
Salah seorang daripada peniaga itu berkata lagi, “Siapakah kamu wahai wali Allah?”
Wali Allah itu berkata, “Saya ialah Awais Al-Qarni.”
Peniaga itu berkata lagi, “Wahai wali Allah, sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta fakir-miskin Madinah yang dihantar oleh seorang jutawan Mesir.”
WaliAllah berkata, “Sekiranya Allah kembalikan semua harta kamu, adakah kamu betul-betul akan membahagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?”
Peniaga itu berkata, “Betul, saya tidak akan menipu, ya wali Allah.”
Setelah wali itu mendengar pengakuan dari peniaga itu, maka dia pun mengerjakan solat dua rakaat di atas air, kemudian dia memohon kepada Allah S.W>T agar kapal itu ditimbulkan semula bersama-sama hartanya.
Tidak berapa lama kemudian, kapal itu timbul sedikit demi sedikit sehingga terapung di atas air. Kesemua barang perniagaan dan lain-lain tetap seperti asal. Tiada yang kurang.
Setelah itu dinaikkan kesemua penumpang ke atas kapal itu dan meneruskan pelayaran ke tempat yang dituju. Apabila sampai di Madinah, peniaga yang berjanji dengan wali Allah itu terus menunaikan janjinya dengan membahagi-bahagikan harta kepada semua fakir miskin di Madinah sehingga tiada seorang pun yang tertinggal. Wallahu a’alam.
Sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan bersama 200 orang temasuk ahli perniagaan berlepas dari sebuah pelabuhan di Mesir. Apabila kapal itu berada di tengah lautan maka datanglah ribut petir dengan ombak yang kuat membuat kapal itu terumbang-ambing dan hampir tenggelam. Berbagai usaha dibuat untuk mengelakkan kapal itu dipukul ombak ribut, namun semua usaha mereka sia-sia saja. Kesemua orang yang berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka.
Ketika semua orang berada dalam keadaan cemas, terdapat seorang lelaki yang sedikitpun tidak merasa cemas. Dia kelihatan tenang sambil berzikir kepada Allah S.W.T. Kemudian lelaki itu turun dari kapal yang sedang terunbang-ambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan solat di atas air.
Beberapa orang peniaga yang bersama-sama dia dalam kapal itu melihat lelaki yang berjalan di atas air dan dia berkata, “Wahai wali Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!” Lelaki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya. Para peniaga itu memanggil lagi, “Wahai wali Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!”
Kemudian lelaki itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya dengan berkata, “Apa hal?” Seolah-olah lelaki itu tidak mengetahui apa-apa. Peniaga itu berkata, “Wahai wali Allah, tidakkah kamu hendak mengambil berat tentang kapal yang hampir tenggelam ini?”
Wali itu berkata, “Dekatkan dirimu kepada Allah.”
Para penumpang itu berkata, “Apa yang mesti kami buat?”
Wali Allah itu berkata, “Tinggalkan semua hartamu, jiwamu akan selamat.”
Kesemua mereka sanggup meninggalkan harta mereka. Asalkan jiwa mereka selamat. Kemudian mereka berkata, “Wahai wali Allah, kami akan membuang semua harta kami asalkan jiwa kami semua selamat.”
Wali Allah itu berkata lagi, “Turunlah kamu semua ke atas air dengan membaca Bismillah.”
Dengan membaca Bismillah, maka turunlah seorang demi seorang ke atas air dan berjalan meng hampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berzikir. Tidak berapa lama kemudian, kapal yang mengandungi muatan beratus ribu ringgit itu pun tenggelam ke dasar laut.
Habislah kesemua barang-barang perniagaan yang mahal-mahal terbenam ke laut. Para penumpang tidak tahu apa yang hendak dibuat, mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu.
Salah seorang daripada peniaga itu berkata lagi, “Siapakah kamu wahai wali Allah?”
Wali Allah itu berkata, “Saya ialah Awais Al-Qarni.”
Peniaga itu berkata lagi, “Wahai wali Allah, sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta fakir-miskin Madinah yang dihantar oleh seorang jutawan Mesir.”
WaliAllah berkata, “Sekiranya Allah kembalikan semua harta kamu, adakah kamu betul-betul akan membahagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?”
Peniaga itu berkata, “Betul, saya tidak akan menipu, ya wali Allah.”
Setelah wali itu mendengar pengakuan dari peniaga itu, maka dia pun mengerjakan solat dua rakaat di atas air, kemudian dia memohon kepada Allah S.W>T agar kapal itu ditimbulkan semula bersama-sama hartanya.
Tidak berapa lama kemudian, kapal itu timbul sedikit demi sedikit sehingga terapung di atas air. Kesemua barang perniagaan dan lain-lain tetap seperti asal. Tiada yang kurang.
Setelah itu dinaikkan kesemua penumpang ke atas kapal itu dan meneruskan pelayaran ke tempat yang dituju. Apabila sampai di Madinah, peniaga yang berjanji dengan wali Allah itu terus menunaikan janjinya dengan membahagi-bahagikan harta kepada semua fakir miskin di Madinah sehingga tiada seorang pun yang tertinggal. Wallahu a’alam.
Minggu, 16 April 2017
MENGUKUS MAKANAN HARUS DILAKUKAN KETIKA AIR SUDAH MENDIDIH
Informasi dari Rumah Sakit Xuanwu Beijing, Profesor Qi,
*Jika Anda hendak mengukus makanan, pastikan untuk memasukkan makanan beberapa saat setelah airnya mendidih.*
*Didihkan air tanpa menutup panci terlebih dahulu. Setelah air mendidih letakkan makanan yg akan dikukus ke dalam panci, baru kemudian tutuplah panci Anda...*
Tidak heran banyak orang yg menderita kanker. Mengapa? Salah satu faktornya adalah ketika mereka mengukus makanan menggunakan panci, mereka tidak menunggu airnya mendidih dulu.
Jika Anda menggunakan air dari kran, perlu diketahui air kran mengandung Klorin. Air mengandung Klorin tersebut saat dipanaskan, apabila pancinya tertutup maka Klorin akan tetap berada di dalam panci dan menyelimuti makanan yg dikukus.
Jadi pastikan untuk menggunakan air matang untuk mengukus ATAU Anda dapat menghilangkan Klorin dengan mendidihkan air terlebih dahulu beberapa saat.
*_Klorin memiliki risiko menyebabkan kanker_*
Hal ini benar-benar penting!
Bahkan jika hanya mengukus roti pun juga sama. Didihkan airnya dengan membuka tutup panci supaya Klorinnya menguap dan hilang.
Sederhana bukan?
Hal yg sederhana tapi jika diabaikan bisa berakibat fatal.
*_Lebih baik mencegah daripada mengobati_*
*semoga bermanfaat*
*Jika Anda hendak mengukus makanan, pastikan untuk memasukkan makanan beberapa saat setelah airnya mendidih.*
*Didihkan air tanpa menutup panci terlebih dahulu. Setelah air mendidih letakkan makanan yg akan dikukus ke dalam panci, baru kemudian tutuplah panci Anda...*
Tidak heran banyak orang yg menderita kanker. Mengapa? Salah satu faktornya adalah ketika mereka mengukus makanan menggunakan panci, mereka tidak menunggu airnya mendidih dulu.
Jika Anda menggunakan air dari kran, perlu diketahui air kran mengandung Klorin. Air mengandung Klorin tersebut saat dipanaskan, apabila pancinya tertutup maka Klorin akan tetap berada di dalam panci dan menyelimuti makanan yg dikukus.
Jadi pastikan untuk menggunakan air matang untuk mengukus ATAU Anda dapat menghilangkan Klorin dengan mendidihkan air terlebih dahulu beberapa saat.
*_Klorin memiliki risiko menyebabkan kanker_*
Hal ini benar-benar penting!
Bahkan jika hanya mengukus roti pun juga sama. Didihkan airnya dengan membuka tutup panci supaya Klorinnya menguap dan hilang.
Sederhana bukan?
Hal yg sederhana tapi jika diabaikan bisa berakibat fatal.
*_Lebih baik mencegah daripada mengobati_*
*semoga bermanfaat*
Jumat, 17 Maret 2017
RAIHLAH KERIDHOAN ORANG TUAMU | Berbakti Kepada Orang Tua
Saudara-saudariku
Orang tuamu bagian dari pintu sorgamu, maka titilah jembatan itu menujunya,Lewat
ilah jalannya dengan senyuman yang manis, Sifat pemaaf dan balas budi yang baik, membuat hidupmu lebih bermakna. Sebagaimana di dalam hadits:
ﺍﻟﻮﺍﻟﺪ ﺃﻭﺳﻂ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻓﺈﻥ ﺷﺌﺖ ﻓﺄﺿﻊ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺒﺎﺏ ﺃﻭ ﺍﺣﻔﻈﻪ
Orang tua adalah pintu surga yang paling tinggi. Sekiranya engkau mau, sia-siakanlah pintu itu, atau jagalah! (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)
Banyak orang yang sangat tamak dengan pahala, selalu bercerita tentang keuatamaan berjamaah, selalu bercerita tentang keutamaan shof pertama dalam sholat berjamaah, selalu mengatakan tentang keutamaan infak, dan bersedekah…
Akan tetapi satu hadits yang telah sering terlupakan… satu keutamaan besar yang telah engkau lalaikan… yaitu bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- telah bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Abdulloh bin Mas’ud, ia mengatakan:
ﺳﺄﻟﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻗﻠﺖ : ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻱ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﺃﻓﻀﻞ؟ ﻗﺎﻝ : ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﻣﻴﻘﺎﺗﻬﺎ . ﻗﻠﺖ : ﺛﻢ ﺃﻱُّ؟ ﻗﺎﻝ : ﺛﻢ ﺑﺮ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ . ﻗﻠﺖ : ﺛﻢ ﺃﻱُّ؟ ﻗﺎﻝ : ﺍﻟﺠﻬﺎﺩ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ . ﻓﺴﻜﺖ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻟﻮ ﺍﺳﺘﺰﺩﺗﻪ ﻟﺰﺍﺩﻧﻲ . ( ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ )
Aku bertanya kepada Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-: Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia? Beliau menjawab: sholat pada waktunya. Aku bertanya lagi: Kemudian apa wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Kemudian berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya lagi: Kemudian apa wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Kemudian jihad di jalan Allah. Lalu aku pun diam (tidak bertanya) kepada Rasulullah -shallallhu alaihi wasallam- lagi, dan sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya.
Renungkanlah ketika Ibumu berkata:
Wahai anakku…
Inilah aku, ibumu… pahalamu… tanpa engkau harus memerdekakan budak atau banyak-banyak berinfak dan bersedekah… aku inilah pahalamu…
Pernahkah engkau mendengar, seorang suami yang meninggalkan keluarga dan anak-anaknya, berangkat jauh ke negeri seberang, ke negeri entah berantah untuk mencari tambang emas, guna menghidupi keluarganya?! Dia salami satu persatu, dia ciumi isterinya, dia sayangi anaknya, dia mengatakan: Ayah kalian, wahai anak-anakku, akan berangkat ke negeri yang ayah sendiri tidak tahu, ayah akan mencari emas… Rumah kita yang reot ini, jagalah… Ibu kalian yang tua renta ini, jagalah…
Berangkatlah suami tersebut, suami yang berharap pergi jauh, untuk mendapatkan emas, guna membesarkan anak-anaknya, untuk membangun istana mengganti rumah reotnya.
Akan tetapi apa yang terjadi, setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, yang ia bawa hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia gagal dalam usahanya. Pulanglah ia kembali ke kampungnya. Dan sampailah ia ke tempat dusun yang selama ini ia tinggal.
Apa lagi yang terjadi di tempat itu, setibanya di lokasi rumahnya, matanya terbelalak. Ia melihat, tidak lagi gubuk reot yang ditempati oleh anak-anak dan keluarganya. Akan tetapi dia melihat, sebuah perusahaan besar, tambang emas yang besar. Jadi ia mencari emas jauh di negeri orang, kiranya orang mencari emas dekat di tempat ia tinggal.
Itulah perumpaanmu dengan kebaikan, wahai anakku…
Engkau berletih mencari pahala… engkau telah beramal banyak… tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar… di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu masuk surga…
Ibumu adalah orang yang dapat menghalangimu untuk masuk surga, atau mempercepat amalmu masuk surga… Bukankah ridloku adalah keridloan Allah?! Dan bukankan murkaku adalah kemurkaan Allah?!
Anakku…
Aku takut, engkaulah yang dimaksud oleh Nabi Muhammad -shollallohu alaihi wasallam- di dalam haditsnya:
ﺭﻏﻢ ﺃﻧﻔﻪ ﺛﻢ ﺭﻏﻢ ﺃﻧﻔﻪ ﺛﻢ ﺭﻏﻢ ﺃﻧﻔﻪ ﻗﻴﻞ ﻣﻦ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺎﻝ ﻣﻦ ﺃﺩﺭﻙ ﻭﺍﻟﺪﻳﻪ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻜﺒﺮ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺃﻭ ﻛﻠﻴﻬﻤﺎ ﺛﻢ ﻟﻢ ﻳﺪﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ( ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ )
Celakalah seseorang, celakalah seseorang, dan celakalah seseorang! Ada yang bertanya: Siapakah dia wahai Rosululloh? Beliau menjawab: Dialah orang yang mendapati orang tuanya saat tua, salah satu darinya atau keduanya, akan tetapi tidak membuat dia masuk surga. (HR. Muslim 2551)
Celakalah seorang anak, jika ia mendapatkan kedua orang tuanya, hidup bersamanya, berteman dengannya, melihat wajahnya, akan tetapi tidak memasukkan dia ke surga.
Anakku…
Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit, aku tidak akan adukan duka ini kepada Alloh, karena jika seandainya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan, yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya
…
Aku tidak akan melakukannya wahai anakku… tidak… bagaimana aku akan melakukannya, sedangkan engkau adalah jantung hatiku… bagaimana ibu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit, sedangkan engkau adalah pelipur lara hatiku… bagaimana ibu tega melihatmu merana terkena doa mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku…
Bangunlah nak… bangunlah… bangkitlah nak… bangkitlah… uban-uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa, sehingga engkau akan menjadi tua pula.
ﺍﻟﺠﺰﺍﺀ ﻣﻦ ﺟﻨﺲ ﺍﻟﻌﻤﻞ
Sebagaimana engkau akan berbuat, seperti itu pula orang akan berbuat kepadamu.
ﺍﻟﺠﺰﺍﺀ ﻣﻦ ﺟﻨﺲ ﺍﻟﻌﻤﻞ
Ganjaran itu sesuai dengan amal yang engkau telah tanamkan. Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam.
.
Setelah membaca tulisan ini, Apakah engkau masih mau menyia-nyiakan kedua orang tuamu..?
Tidakkah engkau ingin masuk sorga dengan mendapatkan keridhoannya?
.
Share status ini, semoga banyak anak-anak menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
Orang tuamu bagian dari pintu sorgamu, maka titilah jembatan itu menujunya,Lewat
ilah jalannya dengan senyuman yang manis, Sifat pemaaf dan balas budi yang baik, membuat hidupmu lebih bermakna. Sebagaimana di dalam hadits:
ﺍﻟﻮﺍﻟﺪ ﺃﻭﺳﻂ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻓﺈﻥ ﺷﺌﺖ ﻓﺄﺿﻊ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺒﺎﺏ ﺃﻭ ﺍﺣﻔﻈﻪ
Orang tua adalah pintu surga yang paling tinggi. Sekiranya engkau mau, sia-siakanlah pintu itu, atau jagalah! (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)
Banyak orang yang sangat tamak dengan pahala, selalu bercerita tentang keuatamaan berjamaah, selalu bercerita tentang keutamaan shof pertama dalam sholat berjamaah, selalu mengatakan tentang keutamaan infak, dan bersedekah…
Akan tetapi satu hadits yang telah sering terlupakan… satu keutamaan besar yang telah engkau lalaikan… yaitu bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- telah bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Abdulloh bin Mas’ud, ia mengatakan:
ﺳﺄﻟﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻗﻠﺖ : ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻱ ﺍﻟﻌﻤﻞ ﺃﻓﻀﻞ؟ ﻗﺎﻝ : ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻰ ﻣﻴﻘﺎﺗﻬﺎ . ﻗﻠﺖ : ﺛﻢ ﺃﻱُّ؟ ﻗﺎﻝ : ﺛﻢ ﺑﺮ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ . ﻗﻠﺖ : ﺛﻢ ﺃﻱُّ؟ ﻗﺎﻝ : ﺍﻟﺠﻬﺎﺩ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ . ﻓﺴﻜﺖ ﻋﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﻟﻮ ﺍﺳﺘﺰﺩﺗﻪ ﻟﺰﺍﺩﻧﻲ . ( ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ )
Aku bertanya kepada Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-: Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia? Beliau menjawab: sholat pada waktunya. Aku bertanya lagi: Kemudian apa wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Kemudian berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya lagi: Kemudian apa wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Kemudian jihad di jalan Allah. Lalu aku pun diam (tidak bertanya) kepada Rasulullah -shallallhu alaihi wasallam- lagi, dan sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya.
Renungkanlah ketika Ibumu berkata:
Wahai anakku…
Inilah aku, ibumu… pahalamu… tanpa engkau harus memerdekakan budak atau banyak-banyak berinfak dan bersedekah… aku inilah pahalamu…
Pernahkah engkau mendengar, seorang suami yang meninggalkan keluarga dan anak-anaknya, berangkat jauh ke negeri seberang, ke negeri entah berantah untuk mencari tambang emas, guna menghidupi keluarganya?! Dia salami satu persatu, dia ciumi isterinya, dia sayangi anaknya, dia mengatakan: Ayah kalian, wahai anak-anakku, akan berangkat ke negeri yang ayah sendiri tidak tahu, ayah akan mencari emas… Rumah kita yang reot ini, jagalah… Ibu kalian yang tua renta ini, jagalah…
Berangkatlah suami tersebut, suami yang berharap pergi jauh, untuk mendapatkan emas, guna membesarkan anak-anaknya, untuk membangun istana mengganti rumah reotnya.
Akan tetapi apa yang terjadi, setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, yang ia bawa hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia gagal dalam usahanya. Pulanglah ia kembali ke kampungnya. Dan sampailah ia ke tempat dusun yang selama ini ia tinggal.
Apa lagi yang terjadi di tempat itu, setibanya di lokasi rumahnya, matanya terbelalak. Ia melihat, tidak lagi gubuk reot yang ditempati oleh anak-anak dan keluarganya. Akan tetapi dia melihat, sebuah perusahaan besar, tambang emas yang besar. Jadi ia mencari emas jauh di negeri orang, kiranya orang mencari emas dekat di tempat ia tinggal.
Itulah perumpaanmu dengan kebaikan, wahai anakku…
Engkau berletih mencari pahala… engkau telah beramal banyak… tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar… di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu masuk surga…
Ibumu adalah orang yang dapat menghalangimu untuk masuk surga, atau mempercepat amalmu masuk surga… Bukankah ridloku adalah keridloan Allah?! Dan bukankan murkaku adalah kemurkaan Allah?!
Anakku…
Aku takut, engkaulah yang dimaksud oleh Nabi Muhammad -shollallohu alaihi wasallam- di dalam haditsnya:
ﺭﻏﻢ ﺃﻧﻔﻪ ﺛﻢ ﺭﻏﻢ ﺃﻧﻔﻪ ﺛﻢ ﺭﻏﻢ ﺃﻧﻔﻪ ﻗﻴﻞ ﻣﻦ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺎﻝ ﻣﻦ ﺃﺩﺭﻙ ﻭﺍﻟﺪﻳﻪ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻜﺒﺮ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺃﻭ ﻛﻠﻴﻬﻤﺎ ﺛﻢ ﻟﻢ ﻳﺪﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ( ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ )
Celakalah seseorang, celakalah seseorang, dan celakalah seseorang! Ada yang bertanya: Siapakah dia wahai Rosululloh? Beliau menjawab: Dialah orang yang mendapati orang tuanya saat tua, salah satu darinya atau keduanya, akan tetapi tidak membuat dia masuk surga. (HR. Muslim 2551)
Celakalah seorang anak, jika ia mendapatkan kedua orang tuanya, hidup bersamanya, berteman dengannya, melihat wajahnya, akan tetapi tidak memasukkan dia ke surga.
Anakku…
Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit, aku tidak akan adukan duka ini kepada Alloh, karena jika seandainya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan, yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya
…
Aku tidak akan melakukannya wahai anakku… tidak… bagaimana aku akan melakukannya, sedangkan engkau adalah jantung hatiku… bagaimana ibu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit, sedangkan engkau adalah pelipur lara hatiku… bagaimana ibu tega melihatmu merana terkena doa mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku…
Bangunlah nak… bangunlah… bangkitlah nak… bangkitlah… uban-uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa, sehingga engkau akan menjadi tua pula.
ﺍﻟﺠﺰﺍﺀ ﻣﻦ ﺟﻨﺲ ﺍﻟﻌﻤﻞ
Sebagaimana engkau akan berbuat, seperti itu pula orang akan berbuat kepadamu.
ﺍﻟﺠﺰﺍﺀ ﻣﻦ ﺟﻨﺲ ﺍﻟﻌﻤﻞ
Ganjaran itu sesuai dengan amal yang engkau telah tanamkan. Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam.
.
Setelah membaca tulisan ini, Apakah engkau masih mau menyia-nyiakan kedua orang tuamu..?
Tidakkah engkau ingin masuk sorga dengan mendapatkan keridhoannya?
.
Share status ini, semoga banyak anak-anak menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
Kamis, 16 Maret 2017
SEJARAH KEWALIAN AL HABIB AHMAD BIN ALWY AL HADDAD YANG DI KENAL HABIB KUNCUNG,Jakarta Selatan.
Al Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad adalah seorang WaliAllah yang memiliki khoriqul a’dah yaitu diluar kebiasaan manusia umumnya atau disebut dalam bahasa kewalian “Majdub” atau disebut dengan ahli Darkah maksudnya disaat orang dalam kesulitan dan sangat memerlukan bantuan maka beliau muncul dengan tiba-tiba. Habib Kuncung lahir di Gurfha, Hadramaut, Tarim pada tanggal 26 syaban 1254 H dan beliau belajar kepada ayahanda beliau sendiri Al habib Alwi Al Haddad dan belajar pula kepada Al habib Ali Bin Husein Al Hadad, Hadramaut, Al Habib Abdurrahman Bin Abdullah Al Habsyi dan kepada Habib keramat Empang Bogor, Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Attas. Karena sering memakai kopyah atau topi yang menjulang keatas (kuncung; bahasa Jawa) maka beliau digelari Habib Kuncung.
Dikala beliau dewasa beliau didatangi oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam yang akhirnya beliau ziarah ke Madinah, selanjutnya dalam bisyarah beliau disuruh ke Pulau Jawa oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. Habib ( Kuncung ) Ahmad bin Alwi Al-Haddad termasuk keluarga Nabi saw, keturunan ke 40. secara garis besar kehidupan Habib Kuncung sangat misterius. Tak ada yang mengetahui kapan beliau lahir. Habib Kuncung hanya diketahui lahir di Hadramaut, sebuah daerah di Yaman.
Identitas yang melekat pada dirinya adalah pedagang. Berdagang memang sudah beliau dilakukan saat beliau masih muda. Posisi inilah yang membuatnya mengenal wilayah Asia tenggara saat beliau berdagang sampai ke Singapura. Habib Kuncung pedagang yang lumayan sukses di Singapura. “Beliau sampai memiliki peninggalan harta benda yang di tahun 20an lalu senilai dengan harga 30 rumah disini.” Ujar Habib Salim bin Ahmad, salah satu kerabatnya di Rawajati. Mobilitas dirinya sebagai pedagang juga yang membuatnya menginjak Tanah Bugis dan memperoleh istri disana. Namun tak ada yang mengenal siapa istri Habib Kuncung itu. Dari perkawinan tersebut diketahui lahir seorang putra bernama Muhammad yang kemudian mewarisi harta peninggalan Habib Kuncung di Singapura. Namun sayang Habib Muhammad kemudian meninggal dunia hingga terputuslah garis keturunan Habib Kuncung.
Habib Kuncung selalu hidup berpindah-pindah. Tak ada yang dapat memastikan Habib Kuncung menetap disatu tempat tertentu. Beliau hadir dan pergi sesukanya. Hanya, beliau memiliki tempat singgah di Kampung Melayu, yakni rumah seorang pegawai gubernuran Batavia yang menjadi temannya.
Habib Kuncung sering muncul di Majelis ulama kalangan Habaib di Jakarta yang dipusatkan di Kediaman Habib Ali Al-Habsyi Kwitang. Namun beliau dikenal masyarakat Bogor, karena banyak menghabiskan waktu disana. Sebutan “kuncung” yang menjadi gelarnya juga berasal dari Bogor. Masyarakat disana menyebutnya seperti itu karena beliau selalu mengenakan topi kuncung. Hidupnya yang bergaya pengembara membuat tak banyak orang mengetahui sejarahnya secara persis. Beliau hadir dan dikenal masyarakat sebagai seorang ulama yang misterius tapi berilmu tinggi. Banyak orang yang apabila mengalami masalah berat menghadap kepadanya dan meminta nasihat maupun fatwa, jika kebetulan dapat bertemu, Habib Kuncung pasti memberikan nasihat yang merujuk pada Al-Qur’an dan Hadits.
Beliau menunjuki pokok-pokok penyelesaian beserta literaturnya dan kemudian menyuruh si peminta fatwa mengecek serta mengkajinya sendiri. Jika para ulama berkumpul dan membaca sebuah kitab, selalu Habib Kuncung yang membaca kitab itu, karena suaranya yang bagus serta penguasaan bahasa arabnya yang tinggi. Belakangan, Tapi ini diyakini merupakan hal yang disengaja karena beliau tak ingin dilebih-lebihkan orang. Saat itu beliau memang sudah mulai menunjukkan beberapa “kelebihannya”. Pernah satu ketika para ulama berkumpul di Kwitang. Mereka ingin melakukan perjalanan ke Cirebon memenuhi sebuah undangan. Saat itu Habib Kuncung agak terlupakan hingga tidak ikut rombongan ke stasiun. Para ulama berangkat pada pukul 7.30 pagi. Sesampainya di stasiun Cirebon, ternyata para ulama menemukan Habib Kuncung sudah disana. Ketika ditanya, beliau mengaku sudah berada di stasiun itu sejak pukul 7.30. rupanya ketika rombongan ulama berangkat ke stasiun, naik kereta menuju Cirebon, Habib Kuncung juga berangkat ke Cirebon tapi dengan caranya sendiri.
Kramat Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad (Habib Kuncung)
Pernah pula suatu ketika Habib Kuncung membakar sampah dalam lubang besar, disekitar lubang itu terdapat pohon pisang. Rupanya pohon pisang itu sengaja ditanam orang. Terang saja, melihat lubang sampah itu dibakar, pemilik pohon pisang marah besar kepada Habib Kuncung. Habib Kuncung hanya diam hingga api itu padam. Ternyata pohon pisang itu tak ada yang mati, bahkan kemudian malah lebih bagus tumbuhnya.
Karomahnya yang lain; setipa kali Habib Kuncung memakai jasa tukang delman, delman itu pasti pulang lebih awal karena setoran menjadi mudah tercukupi. Kusirnya juga akan pulang dengan uang yang lebih dari biasanya. Makanya banyak sekali tukang delman yang mengharap-harap agar delmannya dinaiki Habib Kuncung.
Sekalipun bersikap aneh dan selalu muncul – menghilang, orang-orang mengenang Habib Kuncung sebagai pribadi terhormat yang saleh. Hal-hal yang dilakukannya merupakan satu bentuk ketawadukan. Beliau tak ingin orang memuja-muja dirinya dan punya pikiran macam-macam. Beliau ingin dikenal sebagai orang biasa saja. Begitu tawaduknya Habib Kuncung, beliau tak pernah mau menerima hadiah, baik uang maupun pakaian. Beliau hanya ingin dapat tampil seperti biasa, apa adanya. Sekalipun begitu tak ada orang yang meragukan kapasitas Habib Kuncung sebagai Waliyullah.
Makanya setelah wafat beliau mendapat kehormatan sedemikian rupa. Sekarang masih banyak orang menziarahi makam Kramat Wali Allah Al Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad Habib Kuncung, di Rawajati Timur II, Jakarta selatan. Orang dapat merenungkan kembali mengenai hidup yang harus dijalani dengan tawaduk dan keshalehan yang utuh. akhirnya pada tahun 1345 H tanggal 29 Syaban sekitar tahun 1926 M pada usia 93 tahun beliau, Al Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad, kembali ke rahmatullah dan di makamkan di pemakaman keluarga Al Haddad di Rawajati Timur II, Jakarta Selatan dan setiap hari Minggu ketiga bulan Rabiul Awal diadakan peringatan Maulid Nabi di pemakaman beliau bada Ashar.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala Merahmati kita semua dan Membimbing kita untuk Semakin Dekat dan Mencintaii para WaliAllah. Aamin..
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭ ﻋﻠﻰ ﺃﻝ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ..
Dikutip Dari Berbagai Sumber.
Dikala beliau dewasa beliau didatangi oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam yang akhirnya beliau ziarah ke Madinah, selanjutnya dalam bisyarah beliau disuruh ke Pulau Jawa oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. Habib ( Kuncung ) Ahmad bin Alwi Al-Haddad termasuk keluarga Nabi saw, keturunan ke 40. secara garis besar kehidupan Habib Kuncung sangat misterius. Tak ada yang mengetahui kapan beliau lahir. Habib Kuncung hanya diketahui lahir di Hadramaut, sebuah daerah di Yaman.
Identitas yang melekat pada dirinya adalah pedagang. Berdagang memang sudah beliau dilakukan saat beliau masih muda. Posisi inilah yang membuatnya mengenal wilayah Asia tenggara saat beliau berdagang sampai ke Singapura. Habib Kuncung pedagang yang lumayan sukses di Singapura. “Beliau sampai memiliki peninggalan harta benda yang di tahun 20an lalu senilai dengan harga 30 rumah disini.” Ujar Habib Salim bin Ahmad, salah satu kerabatnya di Rawajati. Mobilitas dirinya sebagai pedagang juga yang membuatnya menginjak Tanah Bugis dan memperoleh istri disana. Namun tak ada yang mengenal siapa istri Habib Kuncung itu. Dari perkawinan tersebut diketahui lahir seorang putra bernama Muhammad yang kemudian mewarisi harta peninggalan Habib Kuncung di Singapura. Namun sayang Habib Muhammad kemudian meninggal dunia hingga terputuslah garis keturunan Habib Kuncung.
Habib Kuncung selalu hidup berpindah-pindah. Tak ada yang dapat memastikan Habib Kuncung menetap disatu tempat tertentu. Beliau hadir dan pergi sesukanya. Hanya, beliau memiliki tempat singgah di Kampung Melayu, yakni rumah seorang pegawai gubernuran Batavia yang menjadi temannya.
Habib Kuncung sering muncul di Majelis ulama kalangan Habaib di Jakarta yang dipusatkan di Kediaman Habib Ali Al-Habsyi Kwitang. Namun beliau dikenal masyarakat Bogor, karena banyak menghabiskan waktu disana. Sebutan “kuncung” yang menjadi gelarnya juga berasal dari Bogor. Masyarakat disana menyebutnya seperti itu karena beliau selalu mengenakan topi kuncung. Hidupnya yang bergaya pengembara membuat tak banyak orang mengetahui sejarahnya secara persis. Beliau hadir dan dikenal masyarakat sebagai seorang ulama yang misterius tapi berilmu tinggi. Banyak orang yang apabila mengalami masalah berat menghadap kepadanya dan meminta nasihat maupun fatwa, jika kebetulan dapat bertemu, Habib Kuncung pasti memberikan nasihat yang merujuk pada Al-Qur’an dan Hadits.
Beliau menunjuki pokok-pokok penyelesaian beserta literaturnya dan kemudian menyuruh si peminta fatwa mengecek serta mengkajinya sendiri. Jika para ulama berkumpul dan membaca sebuah kitab, selalu Habib Kuncung yang membaca kitab itu, karena suaranya yang bagus serta penguasaan bahasa arabnya yang tinggi. Belakangan, Tapi ini diyakini merupakan hal yang disengaja karena beliau tak ingin dilebih-lebihkan orang. Saat itu beliau memang sudah mulai menunjukkan beberapa “kelebihannya”. Pernah satu ketika para ulama berkumpul di Kwitang. Mereka ingin melakukan perjalanan ke Cirebon memenuhi sebuah undangan. Saat itu Habib Kuncung agak terlupakan hingga tidak ikut rombongan ke stasiun. Para ulama berangkat pada pukul 7.30 pagi. Sesampainya di stasiun Cirebon, ternyata para ulama menemukan Habib Kuncung sudah disana. Ketika ditanya, beliau mengaku sudah berada di stasiun itu sejak pukul 7.30. rupanya ketika rombongan ulama berangkat ke stasiun, naik kereta menuju Cirebon, Habib Kuncung juga berangkat ke Cirebon tapi dengan caranya sendiri.
Kramat Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad (Habib Kuncung)
Pernah pula suatu ketika Habib Kuncung membakar sampah dalam lubang besar, disekitar lubang itu terdapat pohon pisang. Rupanya pohon pisang itu sengaja ditanam orang. Terang saja, melihat lubang sampah itu dibakar, pemilik pohon pisang marah besar kepada Habib Kuncung. Habib Kuncung hanya diam hingga api itu padam. Ternyata pohon pisang itu tak ada yang mati, bahkan kemudian malah lebih bagus tumbuhnya.
Karomahnya yang lain; setipa kali Habib Kuncung memakai jasa tukang delman, delman itu pasti pulang lebih awal karena setoran menjadi mudah tercukupi. Kusirnya juga akan pulang dengan uang yang lebih dari biasanya. Makanya banyak sekali tukang delman yang mengharap-harap agar delmannya dinaiki Habib Kuncung.
Sekalipun bersikap aneh dan selalu muncul – menghilang, orang-orang mengenang Habib Kuncung sebagai pribadi terhormat yang saleh. Hal-hal yang dilakukannya merupakan satu bentuk ketawadukan. Beliau tak ingin orang memuja-muja dirinya dan punya pikiran macam-macam. Beliau ingin dikenal sebagai orang biasa saja. Begitu tawaduknya Habib Kuncung, beliau tak pernah mau menerima hadiah, baik uang maupun pakaian. Beliau hanya ingin dapat tampil seperti biasa, apa adanya. Sekalipun begitu tak ada orang yang meragukan kapasitas Habib Kuncung sebagai Waliyullah.
Makanya setelah wafat beliau mendapat kehormatan sedemikian rupa. Sekarang masih banyak orang menziarahi makam Kramat Wali Allah Al Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad Habib Kuncung, di Rawajati Timur II, Jakarta selatan. Orang dapat merenungkan kembali mengenai hidup yang harus dijalani dengan tawaduk dan keshalehan yang utuh. akhirnya pada tahun 1345 H tanggal 29 Syaban sekitar tahun 1926 M pada usia 93 tahun beliau, Al Habib Ahmad Bin Alwi Al Haddad, kembali ke rahmatullah dan di makamkan di pemakaman keluarga Al Haddad di Rawajati Timur II, Jakarta Selatan dan setiap hari Minggu ketiga bulan Rabiul Awal diadakan peringatan Maulid Nabi di pemakaman beliau bada Ashar.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala Merahmati kita semua dan Membimbing kita untuk Semakin Dekat dan Mencintaii para WaliAllah. Aamin..
ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭ ﻋﻠﻰ ﺃﻝ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ..
Dikutip Dari Berbagai Sumber.
Langganan:
Postingan (Atom)