Cara Wanita Melamar Pria
Bolehkah wanita melamar pria? Bagaimana caranya?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Islam tidak membatasi yang boleh mengajukan lamaran hanya yang lelaki, sehingga wanita juga boleh mengajukan diri untuk melamar seorang pria. Jika itu dilakukan dalam rangka kebaikan, misalnya karena ingin mendapatkan suami yang soleh, atau suami yang bisa mengajarkan agama, bukan termasuk tindakan tercela. Artinya, bukan semata karena latar belakang dunia.
Dari Tsabit al-Bunani bahwa Anas bin Malik pernah bercerita,
ﺟَﺎﺀَﺕِ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٌ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﺗَﻌْﺮِﺽُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻧَﻔْﺴَﻬَﺎ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻟَﻚَ ﺑِﻰ ﺣَﺎﺟَﺔٌ
Ada seorang wanita menghadap Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menawarkan dirinya untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dia mengatakan, “Ya Rasulullah, apakah anda ingin menikahiku?”
Mendengar ini, putri Anas bin Malik langsung berkomentar,
ﻣَﺎ ﺃَﻗَﻞَّ ﺣَﻴَﺎﺀَﻫَﺎ ﻭَﺍﺳَﻮْﺃَﺗَﺎﻩْ ﻭَﺍﺳَﻮْﺃَﺗَﺎﻩْ
“Betapa dia tidak tahu malu… sungguh memalukan, sungguh memalukan.”
Anas membalas komentarnya,
ﻫِﻰَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻨْﻚِ ﺭَﻏِﺒَﺖْ ﻓِﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ – ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻓَﻌَﺮَﺿَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻧَﻔْﺴَﻬَﺎ
“Dia lebih baik dari pada kamu, dia ingin dinikahi Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam , dan menawarkan dirinya untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. ” (HR. Bukhari 5120)
Bagaimana Caranya?
Mengenai cara, ini kembali kepada kondisi di masing-masing masyarakat. Bagaimana cara melamar wanita yang paling wajar. Bisa juga dilakukan dengan cara berikut,
Pertama, Menawarkan diri langsung ke yang bersangkutan
Seperti yang diceritakan Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pada hadis di atas.
Demikian pula disebutkan dalam riwayat lain dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu,
Ada seorang wanita menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menawarkan dirinya,
ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺟِﺌْﺖُ ﻷَﻫَﺐَ ﻟَﻚَ ﻧَﻔْﺴِﻰ
“Ya Rasulullah, saya datang untuk menawarkan diri saya agar anda nikahi.”
Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikannya, beliau tidak ada keinginan untuk menikahinya. Hingga wanita ini duduk menunggu. Kemudian datang seorang sahabat,
‘Ya Rasulullah, jika anda tidak berkehendak untuk menikahinya, maka nikahkan aku dengannya.’ (HR. Bukhari 5030)
Dan di lanjutan hadis, sahabat ini diminta untuk mencari mahar, sampaipun hanya dalam bentuk cincin besi, dst, yang mungkin sudah sering kita dengar.
Hadis ini meunjukkan bahwa sah saja ketika ada seorang wanita yang menawarkan diri untuk dinikahi lelaki yang dia harapkan bisa menjadi pendampingnya.
Dalam kitab Fathul Bari, wanita yang minta dinikahi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak haya satu. Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani menyebutkan beberapa riwayat yang menceritakan para wanita lainnya, yang menawarkan dirinya untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, diantaranya Khaulah binti Hakim, Ummu Syuraik, Fatimah bin Syuraih, Laila binti Hatim, Zaenab binti Khuzaemah, dan Maemunah binti Al-Harits. ( Fathul Majid , 8/525).
Kedua , melalui perantara orang lain yang amanah
Termasuk melalui perantara keluarganya, ayahnya atau ibunya atau temannya.
Ini seperti yang dilakukan Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu, ketika putrinya Hafshah selesai masa iddah karena ditinggal mati suaminnya, Umar menawarkan Hafshah ke Utsman, kemudian ke Abu Bakr radhiyallahu ‘anhum.
Umar mengatakan,
ﻓَﻠَﻘِﻴﺖُ ﺃَﺑَﺎ ﺑَﻜْﺮٍ ﺍﻟﺼِّﺪِّﻳﻖَ، ﻓَﻘُﻠْﺖُ : ﺇِﻥْ ﺷِﺌْﺖَ ﺯَﻭَّﺟْﺘُﻚَ ﺣَﻔْﺼَﺔَ ﺑِﻨْﺖَ ﻋُﻤَﺮَ، ﻓَﺼَﻤَﺖَ ﺃَﺑُﻮ ﺑَﻜْﺮٍ ﻓَﻠَﻢْ ﻳَﺮْﺟِﻊْ ﺇِﻟَﻲَّ ﺷَﻴْﺌًﺎ، ﻭَﻛُﻨْﺖُ ﺃَﻭْﺟَﺪَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻣِﻨِّﻲ ﻋَﻠَﻰ ﻋُﺜْﻤَﺎﻥَ
“Kemudian aku menemui Abu Bakar ash-Shiddiq dan berkata, ‘Jika engkau mau, aku akan nikahkan Hafshah binti ‘Umar denganmu.’ Akan tetapi Abu Bakar diam dan tidak berkomentar apa pun. Saat itu aku lebih kecewa terhadap Abu Bakar daripada kepada ‘Utsman….” (HR. Bukhari 5122 & Nasai 3272)
Semacam ini juga yang pernah dilakukan Khadijah
radhiyallahu ‘anha , beliau melamar Muhammad sebelum menjadi nabi melalui perantara temannya, Nafisah bintu Maniyah. Kemudian disetujui semua paman-pamannya dan juga paman Khadijah. Ketika akad dihadiri Bani Hasyim dan pembesar Bani Mudhar, dan ini terjadi 2 bulan sepulang Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Syam berdagang barangnya Khadijah. (ar-Rahiq al-Makhtum, hlm. 51)
Dalam salah satu fatwannya, Lajnah Daimah ditanya mengenai hukum wanita yang menawarkan diri agar dinikahi lelaki yang soleh. Jawab Lajnah,
ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺍﻷﻣﺮ ﻛﻤﺎ ﺫﻛﺮ ﺷﺮﻉ ﻟﻬﺎ ﺃﻥ ﺗﻌﺮﺽ ﻧﻔﺴﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺫﻟﻚ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺃﻭ ﻧﺤﻮﻩ، ﻭﻻ ﺣﺮﺝ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻓﻘﺪ ﻓﻌﻠﺘﻪ ﺧﺪﻳﺠﺔ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﻭﻓﻌﻠﺘﻪ ﺍﻟﻮﺍﻫﺒﺔ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭﺓ ﻓﻲ ﺳﻮﺭﺓ ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ، ﻭﻓﻌﻠﻪ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺑﻌﺮﺿﻪ ﺍﺑﻨﺘﻪ ﺣﻔﺼﺔ ﻋﻠﻰ ﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﺛﻢ ﻋﻠﻰ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ
Jika dia seorang laki-laki yang shalih sebagaimana disebutkan maka disyari’atkan bagi wanita itu untuk menawarkan diri kepadanya atau yang semisalnya untuk dinikahi. Ini dibolehkan, sebagaimana yang telah dilakukan Khadijah
radhiyallahu’anha.
Juga dilakukan oleh seorang wanita yang menawarkan dirinya (kepada Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam untuk dinikahi beliau), sebagaimana yang tersebut di surat Al-Ahzab.
Juga pernah dilakukan Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu yang menawarkan putrinya Hafshah kepada Abu Bakr kemudian kepada Utsman bin ‘Affan radhiyallahu’anhum. (Fatawa al-Lajnah ad-Daimah, 18/48 no. 6400).
Allahu a’lam.
.
SLIDE POTO
Sabtu, 29 April 2017
Hukum Qodho Sholat 5 Waktu
Mengqodho' sholat 5 waktu (Mengganti sholat 5 waktu yang pernah ditinggalkan), Ulama 4 mazhab Ahlussunnah Wal Jama'ah sepakat hukumnya adalah wajib.
Ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ;
ﻣﻦ ﻧﺴﻲ ﺻﻼﺓ ﻓﻠﻴﺼﻞ ﺇﺫﺍ ﺫﻛﺮ
"Barang siapa tidak melaksanakan sholat karena lupa maka segeralah dia sholat kalau sudah ingat." [Muttafaq alaih]
Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ juga pernah Mengqodho' empat waktu Sholat yaitu Dzhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya ketika berkecamuk perang Khandaq di tahun kelima hijriyah.
ﻋَﻦْ ﻧَﺎِﻓﻊ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻋُﺒَﻴْﺪَﺓ ﺑﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠﻪ ﻗَﺎﻝَ : ﻗﺎَﻝَ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪ : ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﺷَﻐَﻠُﻮﺍ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺭْﺑَﻊِ ﺻَﻠَﻮَﺍﺕٍ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺨَﻨْﺪَﻕِ ﺣَﺘَّﻰ ﺫَﻫَﺐَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﺄَﻣَﺮَ ﺑِﻼَﻻً ﻓَﺄَﺫَّﻥَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟﻈُّﻬْﺮَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟْﻌَﺼْﺮَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟْﻤَﻐْﺮِﺏَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀَ
Dari Nafi’ dari Abi Ubaidah bin Abdillah, telah berkata Abdullah, ”Sesungguhnya orang-orang musyrik telah menyibukkan Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ sehingga tidak bisa mengerjakan empat sholat ketika perang Khandaq hingga malam hari telah sangat gelap. Kemudian beliau ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ memerintahkan Bilal untuk melantunkan adzan diteruskan iqamah. Maka Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ mengerjakan sholat Dzuhur. Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Ashar. Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Maghrib. Dan kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Isya.” [HR. At-Tirmizy dan AnNasa’i]
Selain itu juga apa yang dilakukan oleh Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ketika tertidur dan habis waktu Subuh saat terjaga saat pulang dari perang Khaibar di tahun ketujuh hijriyah.
ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲ ﻗَﺘَﺎﺩَﺓَ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴﻪِ ﻗَﺎﻝَ : ﺳِﺮْﻧَﺎ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﻟَﻴْﻠَﺔً ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡِ ﻟَﻮْ ﻋَﺮَّﺳْﺖَ ﺑِﻨَﺎ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺧَﺎﻑُ ﺃَﻥْ ﺗَﻨَﺎﻣُﻮﺍ ﻋَﻦْ ﺍﻟﺼَّﻼﺓِ . ﻗَﺎﻝَ ﺑِﻼﻝٌ ﺃَﻧَﺎ ﺃُﻭﻗِﻈُﻜُﻢْ ﻓَﺎﺿْﻄَﺠَﻌُﻮﺍ ﻭَﺃَﺳْﻨَﺪَ ﺑِﻼﻝٌ ﻇَﻬْﺮَﻩُ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺍﺣِﻠَﺘِﻪِ ﻓَﻐَﻠَﺒَﺘْﻪُ ﻋَﻴْﻨَﺎﻩُ ﻓَﻨَﺎﻡَ ﻓَﺎﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﻭَﻗَﺪْ ﻃَﻠَﻊَ ﺣَﺎﺟِﺐُ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺑِﻼﻝُ ﺃَﻳْﻦَ ﻣَﺎ ﻗُﻠْﺖَ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﺎ ﺃُﻟْﻘِﻴَﺖْ ﻋَﻠَﻲَّ ﻧَﻮْﻣَﺔٌ ﻣِﺜْﻠُﻬَﺎ ﻗَﻂُّ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻗَﺒَﺾَ ﺃَﺭْﻭَﺍﺣَﻜُﻢْ ﺣِﻴﻦَ ﺷَﺎﺀَ ﻭَﺭَﺩَّﻫَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺣِﻴﻦَ ﺷَﺎﺀَ ﻳَﺎ ﺑِﻼﻝُ ﻗُﻢْ ﻓَﺄَﺫِّﻥْ ﺑِﺎﻟﻨَّﺎﺱِ ﺑِﺎﻟﺼَّﻼﺓِ ﻓَﺘَﻮَﺿَّﺄَ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺍﺭْﺗَﻔَﻌَﺖْ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲُ ﻭَﺍﺑْﻴَﺎﺿَّﺖْ ﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ
Dari Abdullah bin Abi Qatadah dari ayahnya berkata,”Kami pernah berjalan bersama Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ pada suatu malam. Sebagian kaum lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sekiranya anda mau istirahat sebentar bersama kami?” Beliau ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ menjawab: “Aku khawatir kalian tertidur sehingga terlewatkan sholat.” Bilal berkata, “Aku akan membangunkan kalian.” Maka mereka pun berbaring, sedangkan Bilal bersandar pada hewan tunggangannya. Namun ternyata rasa kantuk mengalahkannya dan akhirnya Bilal pun tertidur. Ketika Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ terbangun ternyata matahari sudah terbit, maka beliau pun bersabda: “Wahai Bilal, mana bukti yang kau ucapkan!” Bilal menjawab: “Aku belum pernah sekalipun merasakan kantuk seperti ini sebelumnya.” Beliau lalu bersabda: “Sesungguhnya ALLAH Azza Wa Jalla memegang ruh-ruh kalian sesuai kehendak-NYA dan mengembalikannya kepada kalian sekehendak-NYA pula. Wahai Bilal, berdiri dan adzanlah (umumkan) kepada orang-orang untuk sholat!” kemudian beliau ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ berwudhu, ketika matahari meninggi dan tampak sinar putihnya, beliau pun berdiri melaksanakan sholat.” [HR. Al-Bukhari]
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
IJMA' ULAMA ATAS WAJIBNYA QODHO' SHOLAT 5 WAKTU
Seluruh ulama dari semua mazhab fiqih yang ada telah berijjma' atas wajibnya qodho' sholat. Para ulama 4 mazhab telah bersepakat bahwa hukum mengqodho' sholat 5 waktu yang terlewat baik karena lupa ataupun karena disengaja adalah wajib.
1. MAZHAB HANAFI
Al-Marghinani (w. 593 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanafiyah menuliskan sebagai berikut :
ﻭﻣﻦ ﻓﺎﺗﺘﻪ ﺻﻼﺓ ﻗﻀﺎﻫﺎ ﺇﺫﺍ ﺫﻛﺮﻫﺎ ﻭﻗﺪﻣﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻓﺮﺽ ﺍﻟﻮﻗﺖ
"Orang yang terlewat dari mengerjakan sholat, maka dia wajib mengqodho'nya begitu dia ingat. Dan harus didahulukan pengerjaanya dari sholat fardhu pada waktunya." [Al-Hidayah fi Syarhi Bidayati Al-Mubtadi, jilid 1 hal. 73]
Ibnu Najim (w. 970 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanafiyah menuliskan sebagai berikut :
ﺃﻥ ﻛﻞ ﺻﻼﺓ ﻓﺎﺗﺖ ﻋﻦ ﺍﻟﻮﻗﺖ ﺑﻌﺪ ﺛﺒﻮﺕ ﻭﺟﻮﺑﻬﺎ ﻓﻴﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻠﺰﻡ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ ﺳﻮﺍﺀ ﺗﺮﻛﻬﺎ ﻋﻤﺪﺍ ﺃﻭ ﺳﻬﻮﺍ ﺃﻭ ﺑﺴﺒﺐ ﻧﻮﻡ ﻭﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺖ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﺃﻭ ﻗﻠﻴﻠﺔ
"Bahwa tiap sholat yang terlewat dari waktunya setelah pasti kewajibannya, maka wajib untuk diqodho', baik meninggalkannya dengan sengaja, terlupa atau tertidur. Baik jumlah sholat yang ditinggalkan itu banyak atau sedikit." [Al-Bahru Ar-Raiq Syarah Kanzu Ad-Daqaiq, jilid 2 hal. 86]
2. MAZHAB MALIKI
Ibnu Abdil Barr (w. 463 H) salah satu diantara ulama mazhab Al-Malikiyah menuliskan sebagai berikut :
ﻭﻣﻦ ﻧﺴﻲ ﺻﻼﺓ ﻣﻜﺘﻮﺑﺔ ﺃﻭ ﻧﺎﻡ ﻋﻨﻬﺎ ﻓﻠﻴﺼﻠﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﺫﻛﺮﻫﺎ ﻓﺬﻟﻚ ﻭﻗﺘﻬﺎ
"Orang yang lupa mengerjakan sholat wajib atau tertidur, maka wajib atasnya untuk mengerjakan sholat begitu dia ingat, dan itulah waktunya bagi dia." [Al-Kafi fi Fiqhi Ahlil Madinah, jilid 1 hal. 223]
Al-Qarafi (w. 684 H) salah satu tokoh ulama besar dalam mazhab Al-Malikiyah menuliskan sebagai berikut :
ﺍﻟْﻔَﺼْﻞُ ﺍﻟْﺄَﻭَّﻝُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻘَﻀَﺎﺀِ ﻭَﻫُﻮَ ﻭَﺍﺟِﺐٌ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﻣَﻔْﺮُﻭﺿَﺔٍ ﻟَﻢْ ﺗﻔﻌﻞ
"Pasal pertama tentang qodho'. Mengqodho' hukumnya wajib atas sholat yang belum dikerjakan." [Adz-Dzakhirah, jilid 2 hal. 380]
Ibnu Juzai Al-Kalbi (w. 741) salah satu ulama mazhab Al-Malikiyah menuliskan di dalam kitabnya :
ﺍﻟْﻘَﻀَﺎﺀ ﺇِﻳﻘَﺎﻉ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓ ﺑﻌﺪ ﻭَﻗﺘﻬَﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﻭَﺍﺟِﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺋِﻢ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺳِﻲ ﺇِﺟْﻤَﺎﻋًﺎ ﻭﻋَﻠﻰ ﺍﻟْﻤُﻌْﺘَﻤﺪ
"Qodho' adalah mengerjakan sholat setelah lewat waktunya dan hukumnya wajib, baik bagi orang yang tertidur, terlupa atau sengaja." [Al-Qawanin Al-Fiqhiyah, jilid 1 hal. 50]
3. MAZHAB SYAFI'I
Asy-Syairazi (w. 476 H) salah satu ulama rujukan dalam mazhab Asy-Syafi'iyah menuliskan di dalam kitabnya :
ﻭﻣﻦ ﻭﺟﺒﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﻠﻢ ﻳﺼﻞ ﺣﺘﻰ ﻓﺎﺕ ﺍﻟﻮﻗﺖ ﻟﺰﻣﻪ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ
"Orang yang wajib mengerjakan sholat namun belum mengerjakannya hingga terlewat waktunya, maka wajiblah atasnya untuk mengqodho'nya." [Al-Muhadzdzab, jilid 1 hal. 106]
Imam An-Nawawi (w. 676 H) salah satu muhaqqiq terbesar dalam mazhab Asy-Syafi'iyah menuliskan di dalam kitabnya :
ﻣﻦ ﻟﺰﻣﻪ ﺻﻼﺓ ﻓﻔﺎﺗﺘﻪ ﻟﺰﻣﻪ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ ﺳﻮﺍﺀ ﻓﺎﺗﺖ ﺑﻌﺬﺭ ﺃﻭ ﺑﻐﻴﺮﻩ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻓﻮﺍﺗﻬﺎ ﺑﻌﺬﺭ ﻛﺎﻥ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﺮﺍﺧﻲ ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﻘﻀﻴﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻔﻮﺭ
"Orang yang wajib atasnya sholat namun melewatkannya, maka wajib atasnya untuk mengqodho'nya, baik terlewat karena udzur atau tanpa udzur. Bila terlewatnya karena udzur boleh mengqadha'nya dengan ditunda namun bila dipercepat hukumnya mustahab." [Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, jilid 3 hal. 68]
4. MAZHAB HANBALI
Ibnu Qudamah (w. 620 H) salah satu ulama rujukan di dalam mazhab Al-Hanabilah menuliskan di dalam kitabnya :
ﺇﺫﺍ ﻛﺜﺮﺕ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﻳﺘﺸﺎﻏﻞ ﺑﺎﻟﻘﻀﺎﺀ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﻠﺤﻘﻪ ﻣﺸﻘﺔ ﻓﻲ ﺑﺪﻧﻪ ﺃﻭ ﻣﺎﻟﻪ
"Bila sholat yang ditinggalkan terlalu banyak maka wajib menyibukkan diri untuk menqodho'nya, selama tidak menjadi masyaqqah pada tubuh atau hartanya." [Al-Mughni, jilid 1 hal. 435]
Al-Mardawi (w. 885 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanabilah menuliskan di dalam kitabnya :
ﻭَﻣَﻦْ ﻓَﺎﺗَﺘْﻪُ ﺻَﻠَﻮَﺍﺕٌ ﻟَﺰِﻣَﻪُ ﻗَﻀَﺎﺅُﻫَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻔَﻮْﺭِ
"Orang yang terlewat dari mengerjakan sholat maka wajib atasnya untuk mengqodho' saat itu juga." [Al-Inshaf, jilid 1 hal. 442]
------------------------
Pendapat berbeda datang dari ahli fikih dari mazhab dhahiri yaitu Abu Muhammad Ali bin Hazm (w. 456 H). menuliskan di dalam kitabnya :
ﻭﺃﻣﺎ ﻣﻦ ﺗﻌﻤﺪ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺣﺘﻰ ﺧﺮﺝ ﻭﻗﺘﻬﺎ ﻓﻬﺬﺍ ﻻ ﻳﻘﺪﺭ ﻋﻠﻰ ﻗﻀﺎﺋﻬﺎ ﺃﺑﺪﺍ ﻓﻠﻴﻜﺜﺮ ﻣﻦ ﻓﻌﻞ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻭﺻﻼﺓ ﺍﻟﺘﻄﻮﻉ ﻟﻴﺜﻘﻞ ﻣﻴﺰﺍﻧﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻭﻟﻴﺘﺐ ﻭﻟﻴﺴﺘﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ
"Orang yang sengaja meninggalkan shalat hingga keluar dari waktunya, maka tidak dihitung qodho'nya selamanya. Maka dia memperbanyak amal kebaikan dan shalat sunnah untuk meringankan timbangan amal buruknya di hari kiamat, lalu dia bertaubat dan meminta ampun kepada Allah SWT." [Al-Muhalla bil Atsar , jilid 2 hal. 9]
Disamping pendapat diatas, ada juga pendapat dari Syekh Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnul Qayyim yang tidak mewajibkan qodho' sholat yang dikarenakan disengaja, dan cukup diganti dengan sholat sunnah saja.
Pendapat diatas bertentangan dengan ijma' Ulama 4 mazhab dan juga bertentangan berdasarkan dalil-dalil yang ada, sehingga tidak boleh untuk diikuti.
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
HUKUM QODHO' SHOLAT YANG SENGAJA DITINGGAL BERTAHUN-TAHUN
Tidak ada satupun ulama yang mengatakan bahwa bila sholat yang terlewat itu terlalu banyak jumlahnya, lantas kewajiban qodho'nya menjadi gugur. Bahkan Ibnu Hazm yang selama ini berbeda dengan semua ulama yang ada, juga tidak memandang gugurnya kewajiban qodho' apabila alasannya hanya karena jumlahnya terlalu banyak. Oleh karena itulah maka umumnya para ulama sepakat bahwa mau banyak atau sedikit sholat yang ditinggalkan, tetap saja wajib untuk diganti.
Bahkan Ulama yang pendapatnya sering diambil oleh kalangan Salafy, Syekh Ibnu Taimiyah, beliau juga tetap mewajibkan qodho' sholat meskipun yang ditinggalkan terlalu banyak. Dalam fatwanya beliau tegas menyebutkan :
ﻓﺈﻥ ﻛﺜﺮﺕ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺖ ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﻘﻀﻴﻬﺎ ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﺸﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻲ ﻧﻔﺴﻪ ﺃﻭ ﺃﻫﻠﻪ ﺃﻭ ﻣﺎﻟﻪ
"Bila sholat yang terlewat itu banyak jumlahnya maka wajib atasnya untuk mengqodho'nya, selama tidak memberatkannya baik bagi dirinya, keluarganya atau hartanya. [Syarah Umdatu Al-Fiqhi, jilid 1 hal. 240]
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
TATA CARA SHOLAT QODHO'
Cara mengerjakan sholat qodho' itu sama seperti dengan sholat wajib yang ditinggalkan, dalam semua hal, mulai dari syarat sah sampai rukun-rukunnya. Sedikit perbedaannya terletak pada niatnya.
Waktunya bisa kapan saja, boleh pagi, siang atau malam. Bahkan menurut jumhur Ulama boleh dilakukan pada waktu yang terlarang untuk melakukan sholat, sedang di kalangan mazhab Hanafi tidak diperbolehkan.
Jika sholat yang tertinggal hanya hitungan hari maka para Ulama menganjurkan melaksanakan secara tertib, mana yang waktunya lebih awal maka diqodho' terlebih dahulu, dan mana yang waktunya belakang, diqodho' belakangan.
Sedangkan jika yang tertinggal sampai bertahun-tahun, para ulama umumnya tidak mengharuskan qodho' sholat dilakukan dengan tertib sesuai urutannya, karena jumlah sholat yang diqodho' terlalu banyak. Sehingga yang mana saja yang dikerjakan terlebih dahulu, tidak menjadi masalah.
Umumnya para ulama sepakat bahwa menggqodho' sholat itu wajib segera dikerjakan, begitu seseorang telah terlepas dari udzur yang menghambatnya. Misalnya, ketika terlewat gara-gara tertidur atau terlupa, maka wajib segera mengerjakan sholat begitu bangun dari tidur atau teringat. Dan hal ini juga berlaku buat orang yang secara sengaja meninggalkan sholat tanpa udzur.
Namun khusus dalam pandangan mazhab Asy-syafi'iyah, bila seseorang punya udzur yang amat syar'i ketika meninggalkan sholat, dibolehkan untuk menunda qodho'nya dan tidak harus segera dilaksanakan saat itu juga. Dalam hal ini kewajiban qodho' sholat itu bersifat tarakhi ( ﺗﺮﺍﺧﻲ). Tetapi bila sebab terlewatnya tidak diterima secara syar'i, seperti karena lalai, malas, dan menunda-nunda waktu, maka diutamakan sholat qodho' untuk segera dilaksanakan secepatnya.
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa orang yang meninggalkan sholat baik dengan sengaja maupun tidak sengaja selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sampai lupa hitungan persisnya, disamping dianjurkan untuk bertaubat tidak akan mmengulanginya lagi, maka orang tersebut tetap wajib mengqodho' sholat tersebut semampunya hingga merasa tidak ada sholat wajib yang masih tertinggal.
semoga bermanfaat
Diambil dari beberapa sumber
ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢُ ﺑﺎﻟـﺼـﻮﺍﺏ
.
Ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ;
ﻣﻦ ﻧﺴﻲ ﺻﻼﺓ ﻓﻠﻴﺼﻞ ﺇﺫﺍ ﺫﻛﺮ
"Barang siapa tidak melaksanakan sholat karena lupa maka segeralah dia sholat kalau sudah ingat." [Muttafaq alaih]
Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ juga pernah Mengqodho' empat waktu Sholat yaitu Dzhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya ketika berkecamuk perang Khandaq di tahun kelima hijriyah.
ﻋَﻦْ ﻧَﺎِﻓﻊ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻋُﺒَﻴْﺪَﺓ ﺑﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠﻪ ﻗَﺎﻝَ : ﻗﺎَﻝَ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪ : ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛِﻴﻦَ ﺷَﻐَﻠُﻮﺍ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻦْ ﺃَﺭْﺑَﻊِ ﺻَﻠَﻮَﺍﺕٍ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺨَﻨْﺪَﻕِ ﺣَﺘَّﻰ ﺫَﻫَﺐَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﺄَﻣَﺮَ ﺑِﻼَﻻً ﻓَﺄَﺫَّﻥَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟﻈُّﻬْﺮَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟْﻌَﺼْﺮَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟْﻤَﻐْﺮِﺏَ ﺛُﻢَّ ﺃَﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ ﺍﻟْﻌِﺸَﺎﺀَ
Dari Nafi’ dari Abi Ubaidah bin Abdillah, telah berkata Abdullah, ”Sesungguhnya orang-orang musyrik telah menyibukkan Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ sehingga tidak bisa mengerjakan empat sholat ketika perang Khandaq hingga malam hari telah sangat gelap. Kemudian beliau ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ memerintahkan Bilal untuk melantunkan adzan diteruskan iqamah. Maka Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ mengerjakan sholat Dzuhur. Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Ashar. Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Maghrib. Dan kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Isya.” [HR. At-Tirmizy dan AnNasa’i]
Selain itu juga apa yang dilakukan oleh Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ketika tertidur dan habis waktu Subuh saat terjaga saat pulang dari perang Khaibar di tahun ketujuh hijriyah.
ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲ ﻗَﺘَﺎﺩَﺓَ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴﻪِ ﻗَﺎﻝَ : ﺳِﺮْﻧَﺎ ﻣَﻊَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﻟَﻴْﻠَﺔً ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡِ ﻟَﻮْ ﻋَﺮَّﺳْﺖَ ﺑِﻨَﺎ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﺧَﺎﻑُ ﺃَﻥْ ﺗَﻨَﺎﻣُﻮﺍ ﻋَﻦْ ﺍﻟﺼَّﻼﺓِ . ﻗَﺎﻝَ ﺑِﻼﻝٌ ﺃَﻧَﺎ ﺃُﻭﻗِﻈُﻜُﻢْ ﻓَﺎﺿْﻄَﺠَﻌُﻮﺍ ﻭَﺃَﺳْﻨَﺪَ ﺑِﻼﻝٌ ﻇَﻬْﺮَﻩُ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺍﺣِﻠَﺘِﻪِ ﻓَﻐَﻠَﺒَﺘْﻪُ ﻋَﻴْﻨَﺎﻩُ ﻓَﻨَﺎﻡَ ﻓَﺎﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﻭَﻗَﺪْ ﻃَﻠَﻊَ ﺣَﺎﺟِﺐُ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺑِﻼﻝُ ﺃَﻳْﻦَ ﻣَﺎ ﻗُﻠْﺖَ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﺎ ﺃُﻟْﻘِﻴَﺖْ ﻋَﻠَﻲَّ ﻧَﻮْﻣَﺔٌ ﻣِﺜْﻠُﻬَﺎ ﻗَﻂُّ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻗَﺒَﺾَ ﺃَﺭْﻭَﺍﺣَﻜُﻢْ ﺣِﻴﻦَ ﺷَﺎﺀَ ﻭَﺭَﺩَّﻫَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺣِﻴﻦَ ﺷَﺎﺀَ ﻳَﺎ ﺑِﻼﻝُ ﻗُﻢْ ﻓَﺄَﺫِّﻥْ ﺑِﺎﻟﻨَّﺎﺱِ ﺑِﺎﻟﺼَّﻼﺓِ ﻓَﺘَﻮَﺿَّﺄَ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺍﺭْﺗَﻔَﻌَﺖْ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲُ ﻭَﺍﺑْﻴَﺎﺿَّﺖْ ﻗَﺎﻡَ ﻓَﺼَﻠَّﻰ
Dari Abdullah bin Abi Qatadah dari ayahnya berkata,”Kami pernah berjalan bersama Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ pada suatu malam. Sebagian kaum lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sekiranya anda mau istirahat sebentar bersama kami?” Beliau ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ menjawab: “Aku khawatir kalian tertidur sehingga terlewatkan sholat.” Bilal berkata, “Aku akan membangunkan kalian.” Maka mereka pun berbaring, sedangkan Bilal bersandar pada hewan tunggangannya. Namun ternyata rasa kantuk mengalahkannya dan akhirnya Bilal pun tertidur. Ketika Nabi ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ terbangun ternyata matahari sudah terbit, maka beliau pun bersabda: “Wahai Bilal, mana bukti yang kau ucapkan!” Bilal menjawab: “Aku belum pernah sekalipun merasakan kantuk seperti ini sebelumnya.” Beliau lalu bersabda: “Sesungguhnya ALLAH Azza Wa Jalla memegang ruh-ruh kalian sesuai kehendak-NYA dan mengembalikannya kepada kalian sekehendak-NYA pula. Wahai Bilal, berdiri dan adzanlah (umumkan) kepada orang-orang untuk sholat!” kemudian beliau ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ berwudhu, ketika matahari meninggi dan tampak sinar putihnya, beliau pun berdiri melaksanakan sholat.” [HR. Al-Bukhari]
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
IJMA' ULAMA ATAS WAJIBNYA QODHO' SHOLAT 5 WAKTU
Seluruh ulama dari semua mazhab fiqih yang ada telah berijjma' atas wajibnya qodho' sholat. Para ulama 4 mazhab telah bersepakat bahwa hukum mengqodho' sholat 5 waktu yang terlewat baik karena lupa ataupun karena disengaja adalah wajib.
1. MAZHAB HANAFI
Al-Marghinani (w. 593 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanafiyah menuliskan sebagai berikut :
ﻭﻣﻦ ﻓﺎﺗﺘﻪ ﺻﻼﺓ ﻗﻀﺎﻫﺎ ﺇﺫﺍ ﺫﻛﺮﻫﺎ ﻭﻗﺪﻣﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻓﺮﺽ ﺍﻟﻮﻗﺖ
"Orang yang terlewat dari mengerjakan sholat, maka dia wajib mengqodho'nya begitu dia ingat. Dan harus didahulukan pengerjaanya dari sholat fardhu pada waktunya." [Al-Hidayah fi Syarhi Bidayati Al-Mubtadi, jilid 1 hal. 73]
Ibnu Najim (w. 970 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanafiyah menuliskan sebagai berikut :
ﺃﻥ ﻛﻞ ﺻﻼﺓ ﻓﺎﺗﺖ ﻋﻦ ﺍﻟﻮﻗﺖ ﺑﻌﺪ ﺛﺒﻮﺕ ﻭﺟﻮﺑﻬﺎ ﻓﻴﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻠﺰﻡ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ ﺳﻮﺍﺀ ﺗﺮﻛﻬﺎ ﻋﻤﺪﺍ ﺃﻭ ﺳﻬﻮﺍ ﺃﻭ ﺑﺴﺒﺐ ﻧﻮﻡ ﻭﺳﻮﺍﺀ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺖ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﺃﻭ ﻗﻠﻴﻠﺔ
"Bahwa tiap sholat yang terlewat dari waktunya setelah pasti kewajibannya, maka wajib untuk diqodho', baik meninggalkannya dengan sengaja, terlupa atau tertidur. Baik jumlah sholat yang ditinggalkan itu banyak atau sedikit." [Al-Bahru Ar-Raiq Syarah Kanzu Ad-Daqaiq, jilid 2 hal. 86]
2. MAZHAB MALIKI
Ibnu Abdil Barr (w. 463 H) salah satu diantara ulama mazhab Al-Malikiyah menuliskan sebagai berikut :
ﻭﻣﻦ ﻧﺴﻲ ﺻﻼﺓ ﻣﻜﺘﻮﺑﺔ ﺃﻭ ﻧﺎﻡ ﻋﻨﻬﺎ ﻓﻠﻴﺼﻠﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﺫﻛﺮﻫﺎ ﻓﺬﻟﻚ ﻭﻗﺘﻬﺎ
"Orang yang lupa mengerjakan sholat wajib atau tertidur, maka wajib atasnya untuk mengerjakan sholat begitu dia ingat, dan itulah waktunya bagi dia." [Al-Kafi fi Fiqhi Ahlil Madinah, jilid 1 hal. 223]
Al-Qarafi (w. 684 H) salah satu tokoh ulama besar dalam mazhab Al-Malikiyah menuliskan sebagai berikut :
ﺍﻟْﻔَﺼْﻞُ ﺍﻟْﺄَﻭَّﻝُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻘَﻀَﺎﺀِ ﻭَﻫُﻮَ ﻭَﺍﺟِﺐٌ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﻣَﻔْﺮُﻭﺿَﺔٍ ﻟَﻢْ ﺗﻔﻌﻞ
"Pasal pertama tentang qodho'. Mengqodho' hukumnya wajib atas sholat yang belum dikerjakan." [Adz-Dzakhirah, jilid 2 hal. 380]
Ibnu Juzai Al-Kalbi (w. 741) salah satu ulama mazhab Al-Malikiyah menuliskan di dalam kitabnya :
ﺍﻟْﻘَﻀَﺎﺀ ﺇِﻳﻘَﺎﻉ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓ ﺑﻌﺪ ﻭَﻗﺘﻬَﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﻭَﺍﺟِﺐ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺋِﻢ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺳِﻲ ﺇِﺟْﻤَﺎﻋًﺎ ﻭﻋَﻠﻰ ﺍﻟْﻤُﻌْﺘَﻤﺪ
"Qodho' adalah mengerjakan sholat setelah lewat waktunya dan hukumnya wajib, baik bagi orang yang tertidur, terlupa atau sengaja." [Al-Qawanin Al-Fiqhiyah, jilid 1 hal. 50]
3. MAZHAB SYAFI'I
Asy-Syairazi (w. 476 H) salah satu ulama rujukan dalam mazhab Asy-Syafi'iyah menuliskan di dalam kitabnya :
ﻭﻣﻦ ﻭﺟﺒﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﻠﻢ ﻳﺼﻞ ﺣﺘﻰ ﻓﺎﺕ ﺍﻟﻮﻗﺖ ﻟﺰﻣﻪ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ
"Orang yang wajib mengerjakan sholat namun belum mengerjakannya hingga terlewat waktunya, maka wajiblah atasnya untuk mengqodho'nya." [Al-Muhadzdzab, jilid 1 hal. 106]
Imam An-Nawawi (w. 676 H) salah satu muhaqqiq terbesar dalam mazhab Asy-Syafi'iyah menuliskan di dalam kitabnya :
ﻣﻦ ﻟﺰﻣﻪ ﺻﻼﺓ ﻓﻔﺎﺗﺘﻪ ﻟﺰﻣﻪ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ ﺳﻮﺍﺀ ﻓﺎﺗﺖ ﺑﻌﺬﺭ ﺃﻭ ﺑﻐﻴﺮﻩ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻓﻮﺍﺗﻬﺎ ﺑﻌﺬﺭ ﻛﺎﻥ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﺮﺍﺧﻲ ﻭﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﻘﻀﻴﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻔﻮﺭ
"Orang yang wajib atasnya sholat namun melewatkannya, maka wajib atasnya untuk mengqodho'nya, baik terlewat karena udzur atau tanpa udzur. Bila terlewatnya karena udzur boleh mengqadha'nya dengan ditunda namun bila dipercepat hukumnya mustahab." [Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, jilid 3 hal. 68]
4. MAZHAB HANBALI
Ibnu Qudamah (w. 620 H) salah satu ulama rujukan di dalam mazhab Al-Hanabilah menuliskan di dalam kitabnya :
ﺇﺫﺍ ﻛﺜﺮﺕ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﻳﺘﺸﺎﻏﻞ ﺑﺎﻟﻘﻀﺎﺀ ﻣﺎ ﻟﻢ ﻳﻠﺤﻘﻪ ﻣﺸﻘﺔ ﻓﻲ ﺑﺪﻧﻪ ﺃﻭ ﻣﺎﻟﻪ
"Bila sholat yang ditinggalkan terlalu banyak maka wajib menyibukkan diri untuk menqodho'nya, selama tidak menjadi masyaqqah pada tubuh atau hartanya." [Al-Mughni, jilid 1 hal. 435]
Al-Mardawi (w. 885 H) salah satu ulama mazhab Al-Hanabilah menuliskan di dalam kitabnya :
ﻭَﻣَﻦْ ﻓَﺎﺗَﺘْﻪُ ﺻَﻠَﻮَﺍﺕٌ ﻟَﺰِﻣَﻪُ ﻗَﻀَﺎﺅُﻫَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻔَﻮْﺭِ
"Orang yang terlewat dari mengerjakan sholat maka wajib atasnya untuk mengqodho' saat itu juga." [Al-Inshaf, jilid 1 hal. 442]
------------------------
Pendapat berbeda datang dari ahli fikih dari mazhab dhahiri yaitu Abu Muhammad Ali bin Hazm (w. 456 H). menuliskan di dalam kitabnya :
ﻭﺃﻣﺎ ﻣﻦ ﺗﻌﻤﺪ ﺗﺮﻙ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺣﺘﻰ ﺧﺮﺝ ﻭﻗﺘﻬﺎ ﻓﻬﺬﺍ ﻻ ﻳﻘﺪﺭ ﻋﻠﻰ ﻗﻀﺎﺋﻬﺎ ﺃﺑﺪﺍ ﻓﻠﻴﻜﺜﺮ ﻣﻦ ﻓﻌﻞ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻭﺻﻼﺓ ﺍﻟﺘﻄﻮﻉ ﻟﻴﺜﻘﻞ ﻣﻴﺰﺍﻧﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻭﻟﻴﺘﺐ ﻭﻟﻴﺴﺘﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ
"Orang yang sengaja meninggalkan shalat hingga keluar dari waktunya, maka tidak dihitung qodho'nya selamanya. Maka dia memperbanyak amal kebaikan dan shalat sunnah untuk meringankan timbangan amal buruknya di hari kiamat, lalu dia bertaubat dan meminta ampun kepada Allah SWT." [Al-Muhalla bil Atsar , jilid 2 hal. 9]
Disamping pendapat diatas, ada juga pendapat dari Syekh Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnul Qayyim yang tidak mewajibkan qodho' sholat yang dikarenakan disengaja, dan cukup diganti dengan sholat sunnah saja.
Pendapat diatas bertentangan dengan ijma' Ulama 4 mazhab dan juga bertentangan berdasarkan dalil-dalil yang ada, sehingga tidak boleh untuk diikuti.
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
HUKUM QODHO' SHOLAT YANG SENGAJA DITINGGAL BERTAHUN-TAHUN
Tidak ada satupun ulama yang mengatakan bahwa bila sholat yang terlewat itu terlalu banyak jumlahnya, lantas kewajiban qodho'nya menjadi gugur. Bahkan Ibnu Hazm yang selama ini berbeda dengan semua ulama yang ada, juga tidak memandang gugurnya kewajiban qodho' apabila alasannya hanya karena jumlahnya terlalu banyak. Oleh karena itulah maka umumnya para ulama sepakat bahwa mau banyak atau sedikit sholat yang ditinggalkan, tetap saja wajib untuk diganti.
Bahkan Ulama yang pendapatnya sering diambil oleh kalangan Salafy, Syekh Ibnu Taimiyah, beliau juga tetap mewajibkan qodho' sholat meskipun yang ditinggalkan terlalu banyak. Dalam fatwanya beliau tegas menyebutkan :
ﻓﺈﻥ ﻛﺜﺮﺕ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺖ ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﻘﻀﻴﻬﺎ ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﺸﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻲ ﻧﻔﺴﻪ ﺃﻭ ﺃﻫﻠﻪ ﺃﻭ ﻣﺎﻟﻪ
"Bila sholat yang terlewat itu banyak jumlahnya maka wajib atasnya untuk mengqodho'nya, selama tidak memberatkannya baik bagi dirinya, keluarganya atau hartanya. [Syarah Umdatu Al-Fiqhi, jilid 1 hal. 240]
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
TATA CARA SHOLAT QODHO'
Cara mengerjakan sholat qodho' itu sama seperti dengan sholat wajib yang ditinggalkan, dalam semua hal, mulai dari syarat sah sampai rukun-rukunnya. Sedikit perbedaannya terletak pada niatnya.
Waktunya bisa kapan saja, boleh pagi, siang atau malam. Bahkan menurut jumhur Ulama boleh dilakukan pada waktu yang terlarang untuk melakukan sholat, sedang di kalangan mazhab Hanafi tidak diperbolehkan.
Jika sholat yang tertinggal hanya hitungan hari maka para Ulama menganjurkan melaksanakan secara tertib, mana yang waktunya lebih awal maka diqodho' terlebih dahulu, dan mana yang waktunya belakang, diqodho' belakangan.
Sedangkan jika yang tertinggal sampai bertahun-tahun, para ulama umumnya tidak mengharuskan qodho' sholat dilakukan dengan tertib sesuai urutannya, karena jumlah sholat yang diqodho' terlalu banyak. Sehingga yang mana saja yang dikerjakan terlebih dahulu, tidak menjadi masalah.
Umumnya para ulama sepakat bahwa menggqodho' sholat itu wajib segera dikerjakan, begitu seseorang telah terlepas dari udzur yang menghambatnya. Misalnya, ketika terlewat gara-gara tertidur atau terlupa, maka wajib segera mengerjakan sholat begitu bangun dari tidur atau teringat. Dan hal ini juga berlaku buat orang yang secara sengaja meninggalkan sholat tanpa udzur.
Namun khusus dalam pandangan mazhab Asy-syafi'iyah, bila seseorang punya udzur yang amat syar'i ketika meninggalkan sholat, dibolehkan untuk menunda qodho'nya dan tidak harus segera dilaksanakan saat itu juga. Dalam hal ini kewajiban qodho' sholat itu bersifat tarakhi ( ﺗﺮﺍﺧﻲ). Tetapi bila sebab terlewatnya tidak diterima secara syar'i, seperti karena lalai, malas, dan menunda-nunda waktu, maka diutamakan sholat qodho' untuk segera dilaksanakan secepatnya.
••••••••••••••••••••••••••••••
••••••••••••••••••••••••
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa orang yang meninggalkan sholat baik dengan sengaja maupun tidak sengaja selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun sampai lupa hitungan persisnya, disamping dianjurkan untuk bertaubat tidak akan mmengulanginya lagi, maka orang tersebut tetap wajib mengqodho' sholat tersebut semampunya hingga merasa tidak ada sholat wajib yang masih tertinggal.
semoga bermanfaat
Diambil dari beberapa sumber
ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢُ ﺑﺎﻟـﺼـﻮﺍﺏ
.
Sayyidina Ali Menjawab Pertanyaan Ibnul Kawa'
IMAM ALI BIN ABI THALIB RA MENJAWAB.
Seorang Bernama Ibnul Kawa' Bertanya Kepada Imam Ali Bin Abi Thalib Ra.
Ibnul Kawa': Berapa Jarak Antara Langit dan Bumi ???
Imam Ali: Jaraknya Seperti Doa yang Dikabulkan.
Ibnul Kawa': Apa Rasanya Air?
Imam Ali : Rasa Kehidupan.
Ibnul Kawa': Berapa Jarak Timur dan Barat ???
Imam Ali : Seperti Perjalanan Matahari Dalam Satu Hari.
Ibnul Kawa': Siapakah Saudara Kembar yg Dilahirkan Dihari dan Meninggal yg Sama
Namun Umur Salah Satunya Adalah 150 th dan ygLain50 th
Imam Ali : Mereka Adalah Uzair Dan Uzrah,Karena Uzair Dimatikan dlm Usia 100 thn Lalu Dihidupkan Kembali 50 th.
Ibnul Kawa': Daratan Mana yg Terkena Sinar Matahari Hanya Sekali Saja ???
Imam Ali : Lautan yg Dibelah ALLAH , Untuk Bani Israel.
Ibnul Kawa': Siapakah Manusia yg Makan dan Minum Tetapi Tidak Membuang Kotoran ???
Imam Ali : Itu Adalah Janin yg Ada Didalam Perut Ibu.
Ibnul Kawa': Apakah Sesuatu Yang Minum Disaat Hidupnya, Dan Makan Disaat Matinya ???
Imam Ali : Itu Adalah Tongkat Nabi Musa As, Meminum Air Diwaktu Menjadi Pohon, Dan Memakan Tali-tali Kekang Tukang Sihir Ketika Menjadi Tongkat...
Ibnul Kawa': Dimanakah Daratan Yang Menyerap Air, Diwaktu Banjir Besar Dizaman Nabi Nuh As ???
Imam Ali: Tempat Itu Adalah Ka'bah,Karena Ia Daratan Tinggi...
Ibnul Kawa': Siapakah Yang Tertuduh, Tetapi Bukan Dari Golongan Jin dan Manusia ???
Imam Ali : Itu Adalah Srigala, Ketika Saudara-saudara Nabi Yusuf As Menuduhnya ( Yang Membunuh Nabi Yusuf As ).
Ibnul Kawa': Siapakah yg Diberi Wahyu, Namun Bukan Dari Golongan Jin dan Manusia ???
Imam Ali Menjawab Dengan Ayat : Dan Tuhan-mu Mewahyukan Kepada Lebah
( QS NAHL- 68 ).
Ibnul Kawa': Dimanakah Tempat Palng Suci Di Bumi Ini,Yang Tidak Diperbolehkan Sholat Diatasnya ???
Imam Ali : Tempat Itu Adalah Punggung Ka'bah.
Ibnul Kawa': Siapakah Delegasi yg Bukan Dari Jin- Manusia- Malaikat dan Setan?
Imam Ali : Itu Adalah Burung Hud- hud...Pergilalah Dengan Membawa Suratku ini.....
( QS- NAML 28 ).
Ibnul Kawa': Siapakah Utusan Yang Bukan Dari Jin-Manusia Ataupun Malaikat ???
Imam Ali : Burung Gagak.....
Kemudian ALLAH Mengutus Seekor Burung Gagak....
( QS- MA'IDAH 31 ).
Ibnul Kawa': Satu Jiwa Didalam Jiwa yg Lain, Tetapi Keduanya Tidak Memiliki Kekerabatan dan Hubungan Saudara ???
Imam Ali: Itu Adalah Nabi Yunus As , Didalam Perut Ikan Paus...
Ibnul Kawa': Kapan Kiamat Akan Tiba ???
Imam Ali : Disaat Datangnya Kematian, Dan Sampainya Ajal .
SEMOGA BERMANFAAT.
Seorang Bernama Ibnul Kawa' Bertanya Kepada Imam Ali Bin Abi Thalib Ra.
Ibnul Kawa': Berapa Jarak Antara Langit dan Bumi ???
Imam Ali: Jaraknya Seperti Doa yang Dikabulkan.
Ibnul Kawa': Apa Rasanya Air?
Imam Ali : Rasa Kehidupan.
Ibnul Kawa': Berapa Jarak Timur dan Barat ???
Imam Ali : Seperti Perjalanan Matahari Dalam Satu Hari.
Ibnul Kawa': Siapakah Saudara Kembar yg Dilahirkan Dihari dan Meninggal yg Sama
Namun Umur Salah Satunya Adalah 150 th dan ygLain50 th
Imam Ali : Mereka Adalah Uzair Dan Uzrah,Karena Uzair Dimatikan dlm Usia 100 thn Lalu Dihidupkan Kembali 50 th.
Ibnul Kawa': Daratan Mana yg Terkena Sinar Matahari Hanya Sekali Saja ???
Imam Ali : Lautan yg Dibelah ALLAH , Untuk Bani Israel.
Ibnul Kawa': Siapakah Manusia yg Makan dan Minum Tetapi Tidak Membuang Kotoran ???
Imam Ali : Itu Adalah Janin yg Ada Didalam Perut Ibu.
Ibnul Kawa': Apakah Sesuatu Yang Minum Disaat Hidupnya, Dan Makan Disaat Matinya ???
Imam Ali : Itu Adalah Tongkat Nabi Musa As, Meminum Air Diwaktu Menjadi Pohon, Dan Memakan Tali-tali Kekang Tukang Sihir Ketika Menjadi Tongkat...
Ibnul Kawa': Dimanakah Daratan Yang Menyerap Air, Diwaktu Banjir Besar Dizaman Nabi Nuh As ???
Imam Ali: Tempat Itu Adalah Ka'bah,Karena Ia Daratan Tinggi...
Ibnul Kawa': Siapakah Yang Tertuduh, Tetapi Bukan Dari Golongan Jin dan Manusia ???
Imam Ali : Itu Adalah Srigala, Ketika Saudara-saudara Nabi Yusuf As Menuduhnya ( Yang Membunuh Nabi Yusuf As ).
Ibnul Kawa': Siapakah yg Diberi Wahyu, Namun Bukan Dari Golongan Jin dan Manusia ???
Imam Ali Menjawab Dengan Ayat : Dan Tuhan-mu Mewahyukan Kepada Lebah
( QS NAHL- 68 ).
Ibnul Kawa': Dimanakah Tempat Palng Suci Di Bumi Ini,Yang Tidak Diperbolehkan Sholat Diatasnya ???
Imam Ali : Tempat Itu Adalah Punggung Ka'bah.
Ibnul Kawa': Siapakah Delegasi yg Bukan Dari Jin- Manusia- Malaikat dan Setan?
Imam Ali : Itu Adalah Burung Hud- hud...Pergilalah Dengan Membawa Suratku ini.....
( QS- NAML 28 ).
Ibnul Kawa': Siapakah Utusan Yang Bukan Dari Jin-Manusia Ataupun Malaikat ???
Imam Ali : Burung Gagak.....
Kemudian ALLAH Mengutus Seekor Burung Gagak....
( QS- MA'IDAH 31 ).
Ibnul Kawa': Satu Jiwa Didalam Jiwa yg Lain, Tetapi Keduanya Tidak Memiliki Kekerabatan dan Hubungan Saudara ???
Imam Ali: Itu Adalah Nabi Yunus As , Didalam Perut Ikan Paus...
Ibnul Kawa': Kapan Kiamat Akan Tiba ???
Imam Ali : Disaat Datangnya Kematian, Dan Sampainya Ajal .
SEMOGA BERMANFAAT.
Selasa, 25 April 2017
Cara Mengeluarkan Racun Dalam Tubuh Hanya Dengan Air Garam
Tolong Sebarkan! 1X Anda Sebarkan Berarti Anda Telah Menyelamatkan Jutaan Manusia! Cara Mengeluarkan Racun Dalam Tubuh Hanya Dengan Air Garam....
Kehidupan manusia dipenuhi racun. Setiap hari tanpa kita sadari, tubuh kt terkontaminasi oleh racun/toksin yg berasal dari: bahan kimia, rokok, makanan & minuman instant hasil olahan, obat-obatan, dan polusi udara
Akumulasi racun bertahun-tahun akan menghambat kelancaran peredaran darah dan memacu semua organ tubuh bekerja lebih keras hingga terjadi ketidakkeseimba
ngan tubuh sehingga muncul penyakit serius seperti: diabetes, darah tinggi, kanker, gangguan hati, stroke dan lainnya.
Detoksifikasi
Dalam tubuh, aliran energi (chi) mengalir melalui 12 jalur meridian, 6 diantaranya mengalir melaui organ utama di dalam tubuh dan 6 lainnya di kedua lengan. Yg menarikk yaitu keenam meridian yg melalui organ-organ utama tubuh juga mengalir melalui kaki. Ada 360 syaraf, dimana 60-nya terletak di telapak kaki dan melalui telapak kaki aliran meridian ini menuju ke seluruh tubuh.
Mengeluarkan Racun dengan Air Asin
Cara alami dan sederhana untuk mengeluarkan toxin/racun dari tubuh adalah dengan menggunakan air asin hangat. Cara yg cukup mudah dan bisa dipraktekan di rumah ini adalah metode paling sederhana yg biasa dilakukan pada metode pengobatan China.
Air garam bersifat ionik dan akan mendetoksifikasi tubuh dengan cara membuang racun dari kaki. Air garam hangat akan menghasilkan ion positif dan negatif di dalam air. Ion detoks adalah pengion air asin hangat dengan bolak polaritas.
Sebaiknya perendaman kaki dilakukan pd kondisi rilex atau menjelang tidur malam. Sediakan air panas secukupnya utk merendam telapak hingga mata kaki, larutkan garam murni hingga cukup terasa asin. Rendam kaki ketika air mulai hangat, biarkan selama lebih kurang 30 menit hingga air berangsur dingin dan lihat perubahan warna air. Pada tubuh yg memiliki kandungan toxin tinggi, warna air akan terlihat jelas mengalami perubahan warna menjadi keruh kecoklatan.
Selamat mencoba. Sayangi tubuh anda, mulailah menjalani hidup sehat, jg kesehatan keluarga.
Silakan bagikan ke saudara dan teman.
Sumber : http://
www.proklamasi.id
Kehidupan manusia dipenuhi racun. Setiap hari tanpa kita sadari, tubuh kt terkontaminasi oleh racun/toksin yg berasal dari: bahan kimia, rokok, makanan & minuman instant hasil olahan, obat-obatan, dan polusi udara
Akumulasi racun bertahun-tahun akan menghambat kelancaran peredaran darah dan memacu semua organ tubuh bekerja lebih keras hingga terjadi ketidakkeseimba
ngan tubuh sehingga muncul penyakit serius seperti: diabetes, darah tinggi, kanker, gangguan hati, stroke dan lainnya.
Detoksifikasi
Dalam tubuh, aliran energi (chi) mengalir melalui 12 jalur meridian, 6 diantaranya mengalir melaui organ utama di dalam tubuh dan 6 lainnya di kedua lengan. Yg menarikk yaitu keenam meridian yg melalui organ-organ utama tubuh juga mengalir melalui kaki. Ada 360 syaraf, dimana 60-nya terletak di telapak kaki dan melalui telapak kaki aliran meridian ini menuju ke seluruh tubuh.
Mengeluarkan Racun dengan Air Asin
Cara alami dan sederhana untuk mengeluarkan toxin/racun dari tubuh adalah dengan menggunakan air asin hangat. Cara yg cukup mudah dan bisa dipraktekan di rumah ini adalah metode paling sederhana yg biasa dilakukan pada metode pengobatan China.
Air garam bersifat ionik dan akan mendetoksifikasi tubuh dengan cara membuang racun dari kaki. Air garam hangat akan menghasilkan ion positif dan negatif di dalam air. Ion detoks adalah pengion air asin hangat dengan bolak polaritas.
Sebaiknya perendaman kaki dilakukan pd kondisi rilex atau menjelang tidur malam. Sediakan air panas secukupnya utk merendam telapak hingga mata kaki, larutkan garam murni hingga cukup terasa asin. Rendam kaki ketika air mulai hangat, biarkan selama lebih kurang 30 menit hingga air berangsur dingin dan lihat perubahan warna air. Pada tubuh yg memiliki kandungan toxin tinggi, warna air akan terlihat jelas mengalami perubahan warna menjadi keruh kecoklatan.
Selamat mencoba. Sayangi tubuh anda, mulailah menjalani hidup sehat, jg kesehatan keluarga.
Silakan bagikan ke saudara dan teman.
Sumber : http://
www.proklamasi.id
Mereka Mengaku Cinta Tapi Lupa Akan Hal
CINTA.......TETAPI.....
Barangsiapa yang mengakui tiga perkara
tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain
maka dia adalah orang yang tertipu.
1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah Ta'ala.
tetapi dia mencintai dunia.
2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal,
tetapi dia ingin mendapat sanjungan dari manusia.
3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya,
tetapi tidak berani merendahkan dirinya.
Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ telah bersabda,
" Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima lupa kepada yang lima :
1. Mereka cinta kepada dunia.
Tetapi mereka lupa kepada akhirat.
2. Mereka cinta kepada harta benda.
Tetapi mereka lupa kepada hisab.
3. Mereka cinta kepada makhluk.
Tetapi mereka lupa kepada al- Khaliq.
4. Mereka cinta kepada dosa.
Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.
5. Mereka cinta kepada mahligai-mahligai mewah.
Tetapi mereka lupa kepada kubur."
Semoga bermanfaat
Silahkan share
Sumber :
Kitab Mukasyafah Al Qulub karangan Imam Al-Ghazali ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Barangsiapa yang mengakui tiga perkara
tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain
maka dia adalah orang yang tertipu.
1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah Ta'ala.
tetapi dia mencintai dunia.
2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal,
tetapi dia ingin mendapat sanjungan dari manusia.
3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya,
tetapi tidak berani merendahkan dirinya.
Rasulullah ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ telah bersabda,
" Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima lupa kepada yang lima :
1. Mereka cinta kepada dunia.
Tetapi mereka lupa kepada akhirat.
2. Mereka cinta kepada harta benda.
Tetapi mereka lupa kepada hisab.
3. Mereka cinta kepada makhluk.
Tetapi mereka lupa kepada al- Khaliq.
4. Mereka cinta kepada dosa.
Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.
5. Mereka cinta kepada mahligai-mahligai mewah.
Tetapi mereka lupa kepada kubur."
Semoga bermanfaat
Silahkan share
Sumber :
Kitab Mukasyafah Al Qulub karangan Imam Al-Ghazali ﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ
Jumat, 21 April 2017
KISAH DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLOH
Pagi itu Rasululloh dengan suara terbata-bata berkutbah, " Wahai umat ku. kita semua dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih_Nya, maka taat dan bertaqwala kepada_Nya. Ku wariskan dua perkara kepada kalian, Al Qur'an dan Sunnahku. Siapa yang mencintai Sunnahku, berarti mencintaiku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk surga bersama-sama aku"
.
Kutbah singkat itu di akhiri dengan pandangan mata rasululloh yang tenang dan penuh minat menatap satu persatu sahabatnya. Abu bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang. Ali menundukkan kepala.
.
Isyarat telah datang, saatnya telah tiba, " Rasululloh akan meninggalkan kita semua" keluh hati sahabat. Manusia tercinta itu, hampi selesai tunaikan tugasnya. Tanda-tanda itu makin kuat. Ali dengan cekatan memeluk rasululloh yang lemah dan goyah ketika turun dari mimbar.
.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah rasululloh masih tertutup. Di dalamnya rasul terbaring lemah dengan kening berkeringat membasahi pelepah kurma alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar salam, "bolehkah saya masuk?'
tanyanya.
.
Fatimah tak mengijinkan masuk. "Maafkan ayahku sedang demam."
Ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya, "siapakah itu wahai anakku" "Tak taulah ayahku, sepertinya baru kali ini aku melihatnya" tutur Fatimah lembut.
Rasul menatap putrinya dengan pandangan yang mengetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah putrinya hendak di kenangnya.
.
" Ketahuilah. Dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara. Dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah malaikul maut" kata rasululloh. Fatimahpun menahan ledakan tangisnya.
.
Ketika malaikat maut datang mendekat, rasul menanyakan kenapa jibril tidak menyertainya. Kemudian di panggilah jibril yang sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah ini.
.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah" tanya rasul dengan suara yang teramat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka. para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Ternyata itu tidak membuat rasul lega. Matanya masih penuh gambaran kecemasan.
" Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" tanya jibril.
" Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
" Jangan khawatir ya rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepada ku, Ku haramkan surga bagi siapa saja, kecuali umat muhammad telah berada di dalamnya" kata jibril.
.
Detik-detik semakin dekat. Saatnya Izrail melakukan tugasnya. Perlahan ruh rasululloh di tarik. Nampak sekujur tubuh rasul bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini" rasululloh mengaduh lirih. Fatimah terpejam. Ali yang berada di sampingnya menunduk semakin dalam. Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" tanya rasululloh pada malaikat pengantar wahyu itu.
' Siapa yang sanggup melihat kekasih Allah di renggut ajal," kata Jibril. Kemudian terdengar rasul memekik karena sakit yang tak tertahankan. "Ya Allah, dasyat nian maut ini, timpahkan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku".
.
Badan rasul mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya, " Uushikum bis shalati, wa maa malakat aymanukum. Peliharalah sholat dan peliharalah orang-orang lemah diantara kamu"
.
Di luar pintu tangispun mulai terdengar bersahutan. Sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya. Dan Ali kembali mendekatkan telinga di bibir rasul yang mulai kebiruan, " Ummatii..., ummatii...., ummatii...,"
.
Berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi."
.
Betapa cinta rasululloh kepada kita. Betapa sayangnya beliau kepada pengikutnya yang belum pernah dilihatnya sekalipun...
.
Wallahu a'lam
.
Kutbah singkat itu di akhiri dengan pandangan mata rasululloh yang tenang dan penuh minat menatap satu persatu sahabatnya. Abu bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang. Ali menundukkan kepala.
.
Isyarat telah datang, saatnya telah tiba, " Rasululloh akan meninggalkan kita semua" keluh hati sahabat. Manusia tercinta itu, hampi selesai tunaikan tugasnya. Tanda-tanda itu makin kuat. Ali dengan cekatan memeluk rasululloh yang lemah dan goyah ketika turun dari mimbar.
.
Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah rasululloh masih tertutup. Di dalamnya rasul terbaring lemah dengan kening berkeringat membasahi pelepah kurma alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar salam, "bolehkah saya masuk?'
tanyanya.
.
Fatimah tak mengijinkan masuk. "Maafkan ayahku sedang demam."
Ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya, "siapakah itu wahai anakku" "Tak taulah ayahku, sepertinya baru kali ini aku melihatnya" tutur Fatimah lembut.
Rasul menatap putrinya dengan pandangan yang mengetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah putrinya hendak di kenangnya.
.
" Ketahuilah. Dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara. Dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. dialah malaikul maut" kata rasululloh. Fatimahpun menahan ledakan tangisnya.
.
Ketika malaikat maut datang mendekat, rasul menanyakan kenapa jibril tidak menyertainya. Kemudian di panggilah jibril yang sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah ini.
.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah" tanya rasul dengan suara yang teramat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka. para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Ternyata itu tidak membuat rasul lega. Matanya masih penuh gambaran kecemasan.
" Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" tanya jibril.
" Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
" Jangan khawatir ya rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepada ku, Ku haramkan surga bagi siapa saja, kecuali umat muhammad telah berada di dalamnya" kata jibril.
.
Detik-detik semakin dekat. Saatnya Izrail melakukan tugasnya. Perlahan ruh rasululloh di tarik. Nampak sekujur tubuh rasul bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini" rasululloh mengaduh lirih. Fatimah terpejam. Ali yang berada di sampingnya menunduk semakin dalam. Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" tanya rasululloh pada malaikat pengantar wahyu itu.
' Siapa yang sanggup melihat kekasih Allah di renggut ajal," kata Jibril. Kemudian terdengar rasul memekik karena sakit yang tak tertahankan. "Ya Allah, dasyat nian maut ini, timpahkan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku".
.
Badan rasul mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya, " Uushikum bis shalati, wa maa malakat aymanukum. Peliharalah sholat dan peliharalah orang-orang lemah diantara kamu"
.
Di luar pintu tangispun mulai terdengar bersahutan. Sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya. Dan Ali kembali mendekatkan telinga di bibir rasul yang mulai kebiruan, " Ummatii..., ummatii...., ummatii...,"
.
Berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi."
.
Betapa cinta rasululloh kepada kita. Betapa sayangnya beliau kepada pengikutnya yang belum pernah dilihatnya sekalipun...
.
Wallahu a'lam
SEORANG WALI ALLAH YANG KAYA RAYA AKAN TETAPI TIDAK DI HATI DUNIA BAGI BELIAU RODHIALLAHU WA ARDHO || Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim Nasab Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim
Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim
Nasab Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim
Habib Husein bin As-Syekh Al Kabir Al-Qutb As-Syahir Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Sayyidina Syekh Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman As-segaf bin Syekh Muhammad Maula Ad-Dawilayh bin Syekh Ali Shohibud Dark bin Sayyidina Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma’ah bin Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib Saml bin Sayyidina Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh bin Sayyidina Al-Imam Muhajir Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-Husein. Rodiyallahu ‘Anhum Ajma’in.
Diriwayatkan bahwa Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim mendapatkan gangguan dari pembesar setempat dan pasukannya; sehingga membuat beliau berhijrah ke Makkah dan Madinah. Beliau tinggal disana selama 7 tahun. Ketika dalam keadaan seperti itu, beliau didatangi oleh Nabi Khidir AS. Nabi Allah Khidir AS berkata kepada beliau :
“Sesungguhnya kakekmu Muhammad SAW mengucapkan salam atasmu dan memerintahkan dirimu agar segera pulang ke Hadhramaut.”
Nabi Khidir AS juga memberitahukan kepada beliau bahwa rasa permusuhan para penguasa itu kepadanya akan dihilangkan Allah SWT dan mereka akan berubah mencintai beliau. Dan Nabi Allah Khidir As, memberitahukan kepada beliau agar berjalan bersama satu Kabilah arab di Hadhramaut yang akan mempunyai hubungan yang dekat dengan keturunan beliau sampai hari kiamat; kenyataannya hal tersebut benar sampai sekarang.
Nabi Allah Khidir AS memberikan 3 benda kepada Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim; yang pertama bejana atau gelas yang besar. Yang kedua, tongkat, dan yang ketiga, gendang. Al-Imam Al-Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Athas, meriwayatkan :
“Kami telah melihat bejana yang diberikan Nabi Allah Khidir kepada Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim beserta tongkatnya ada di I’nat.”
Ketika Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim pulang, beliau mendapati satu kaum yang sedang merajalela dan berbuat semena-mena. Maka Al-Imam Husein memerintahkan agar menabuh gendang yang diberikan oleh Nabi Allah Khidir kepadanya di atas gunung. Lalu ketika gendang tersebut di tabuh, dengan seizing Allah SWT, orang-orang yang tadinya berlaku semena-mena tiba-tiba bertingkah dan ketakutan seperti orang gila, dan merekapun kabur tercerai berai.
Diceritakan bahwa Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim mengirim buah kurma dari kebunnya ke Bashrah. Pada saat itu di Bashrah sedang dilanda wabah penyakit. Dan ketika buah kurma tersebut tiba; para penduduk Bashrah yang mendapat kabar bahwa kurma Sayyidina Husein baru sampai di Bashrah, mereka serta merta membeli kurama beliau beramai-ramai, dengan mengharapkan barokah beliau agar selamat dari wabah tersebut. Sehingga habislah terjual seluruh kurma Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim. Semuanya dalam waktu yang singkat. Maka uang dinar dari hasil penjualan kurma itupun dikirimkan kepada beliau. Habib Husein berkata :
”Tidakkah Aku pernah berkata kepada kalian, sesungguhnya aku tidak mencintai dunia, tetapi dunia itulah yang mencintai diriku.”
Terlintas suatu perasaan di hati salah seorang yang hadir, orang ini bertanya di dalam hatinya :
”Bagaimanakah Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim ini beribadat kepada Allah SWT, sedangkan dirinya terlihat sibuk mengurus dunia?”
Tiba-tiba pada saat itu juga Habib Husein mengkasyaf orang tersebut dan berkata :
”Kalau sekiranya semua harta duniawi yang kau lihat bersamaku ini hilang, maka sungguh hatiku tidak akan rusak sedikitpun dan tidak akan bergerak badanku sedikitpun atau tidak akan bergerak sehelai rambutku untuk mencari dunia.”
Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim, telah membina murid-murid beliau yang semuanya telah menjadi Ulama terbesar di zamannya, diantaranya adalah:
• Sayyidina Al-Imam Al-Qutb Al-Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Athas.
• Sayyidina Al-Arif billah Habib Muhammad bin Alwi bin Muhammad bin Abu Bakar bin Alwi bin Ahmad bin Abu Bakar As-Sakran.
• Sayyidina Al-Imam Habib Syekh bin Ahmad bin Yahya.
• Sayyidina Al-Imam Abdurrahman bin Ibrahim bin Abdurrahman Al-Mu’allim.
• Sayyidina Al-Imam Habib Aqil bin Umar Al-Musytahir bi ‘Imran.
Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim diketahui sangat membenci tembakau ( rokok ), dalam hal ini beliau berkata:
“Barang siapa yang tidak meninggalkan kebiasaannya untuk merokok sampai 40 hari sebelum matinya, maka ditakutkan ia akan mati dalam keadaan Su’ul Khatimah.”
Diriwayatkan bahwa beliau telah membeli satu lahan tembakau seharga 40 ribu riyal yang kemudian dibakar oleh beliau. Selain membenci tembakau, beliau sangat menyukai minuman kopi dan menganjurkan kaum muslimin untuk meminumnya, dan beliau jugalah yang memprakarsai tanaman kopi yang banyak tumbuh di Duw’an sampai sekarang.
Habib Husein bin syekh Abu Bakar Bin Salim banyak dipuji oleh para wali dan Ulama-ulama terbesar di zaman itu. Beberapa diantaranya adalah Al-Muhibbusshodiq Al-‘Alim Syekh Abdurrahman at-Thobathy, Qodhi kota San’a, beliau berkata dalam Sya’irnya :
“As-Sayid As-Sanad Al-Husein yang telah diridhoi oleh Allah, Keturunan Sayyidina Al-Husein cucu Rasul Allah, beliau adalah lautan ma’rifat yang sangat dalam”
Wahai orang-orang yang menginginkan keberkahan dari seorang kekasih yang bisa diharapkan pertolongannya.
Beliau adalah Wali Ghauts yang kewilayahannya menyelimuti alam.
Maka katakanlah oleh kalian : Wahai anak Syekh Abu Bakar bin Salim, Wahai yang mempunyai matahari yang cemerlang.
Sesungguhnya aku berziarah kehadiratmu dan mempunyai keinginan yang aku yakini akan anda dengarkan.
Maka terimalah ziarahku ini dan tolonglah Bantu aku, seorang pecinta yang selalu merindukanmu.”
Dan Al-Jalil Al-Fadhil Muhammad Al-Huwty yang selalu dibantu Allah SWT dengan tawasulnya kepada Sayyidina Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim, menyambung beliau dalam satu syairnya;
“Engkau didalam hatiku, adalah kekasihku wahai Sayyidy Husein,
Engkau adalah pengobat setiap kesakitanku,
Engkau adalah ruhku dan permohonanku,
Engkau ada di setiap pendengaran dan perbincanganku,
Penguat hatiku, kekasihku adalah engkau wahai Sayyidy Husein,
Demi Allah, sungguh cinta kami kepadamu telah menguasai kami
Semua-nya.”
As-Syekh Al-Fadhil Al-Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim adalah Khalifah Ayahandanya. Beliau wafat di ‘Inat tahun 1044 H, beliau mempunyai 22 orang anak. 9 orang perempuan dan 13 orang laki-laki.
Anak beliau yang perempuan :
1. Syarifah Alwiyah.
2. Syarifah Tholhah.
3. syarifah Salwa.
4. Syarifah Fatimah Al-Kubro.
5. Syarifah Aisyah.
6. Syarifah Syekhah. .
7. Syarifah Fatimah As-Sughro
8. Syarifah Maryam.
9. Syarifah Ruqoyah
Anak beliau yang laki-laki :
1. Sayyid Salim.
2. Sayyid Abdurrahman.
3. Sayyid Abu Bakar
4. Sayyid Soleh.
5. Sayyid Ahmad
. 6. Sayyid Idrus.
7. Sayyid Syekhan.
8. Sayyid Hasan.
9. Sayyid Muhsin
10. Sayyid Umar.
11. Sayyid Muhammad.
12. Sayyid Syekh.
13. Sayyid Hamzah.
beliau hbb husin bin syech abu bakar bin salem ini guru murobbi ruh nya al gutbul anfas alhbb umar bin abdurahman al athos.........s
anad sanad yg jelas dan patas untuk menjadi ahli nur ahli allah ahli naubah ahli la ila haillallah.........ya Allah berikan ser, dan madad nya beliau beliau Rodhiallahu anhum ajmain.......buat saya dan semua para pecinta walI wali Allah swt amin ya Robb........
Nasab Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim
Habib Husein bin As-Syekh Al Kabir Al-Qutb As-Syahir Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Sayyidina Syekh Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman As-segaf bin Syekh Muhammad Maula Ad-Dawilayh bin Syekh Ali Shohibud Dark bin Sayyidina Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma’ah bin Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib Saml bin Sayyidina Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh bin Sayyidina Al-Imam Muhajir Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-Husein. Rodiyallahu ‘Anhum Ajma’in.
Diriwayatkan bahwa Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim mendapatkan gangguan dari pembesar setempat dan pasukannya; sehingga membuat beliau berhijrah ke Makkah dan Madinah. Beliau tinggal disana selama 7 tahun. Ketika dalam keadaan seperti itu, beliau didatangi oleh Nabi Khidir AS. Nabi Allah Khidir AS berkata kepada beliau :
“Sesungguhnya kakekmu Muhammad SAW mengucapkan salam atasmu dan memerintahkan dirimu agar segera pulang ke Hadhramaut.”
Nabi Khidir AS juga memberitahukan kepada beliau bahwa rasa permusuhan para penguasa itu kepadanya akan dihilangkan Allah SWT dan mereka akan berubah mencintai beliau. Dan Nabi Allah Khidir As, memberitahukan kepada beliau agar berjalan bersama satu Kabilah arab di Hadhramaut yang akan mempunyai hubungan yang dekat dengan keturunan beliau sampai hari kiamat; kenyataannya hal tersebut benar sampai sekarang.
Nabi Allah Khidir AS memberikan 3 benda kepada Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim; yang pertama bejana atau gelas yang besar. Yang kedua, tongkat, dan yang ketiga, gendang. Al-Imam Al-Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Athas, meriwayatkan :
“Kami telah melihat bejana yang diberikan Nabi Allah Khidir kepada Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim beserta tongkatnya ada di I’nat.”
Ketika Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim pulang, beliau mendapati satu kaum yang sedang merajalela dan berbuat semena-mena. Maka Al-Imam Husein memerintahkan agar menabuh gendang yang diberikan oleh Nabi Allah Khidir kepadanya di atas gunung. Lalu ketika gendang tersebut di tabuh, dengan seizing Allah SWT, orang-orang yang tadinya berlaku semena-mena tiba-tiba bertingkah dan ketakutan seperti orang gila, dan merekapun kabur tercerai berai.
Diceritakan bahwa Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim mengirim buah kurma dari kebunnya ke Bashrah. Pada saat itu di Bashrah sedang dilanda wabah penyakit. Dan ketika buah kurma tersebut tiba; para penduduk Bashrah yang mendapat kabar bahwa kurma Sayyidina Husein baru sampai di Bashrah, mereka serta merta membeli kurama beliau beramai-ramai, dengan mengharapkan barokah beliau agar selamat dari wabah tersebut. Sehingga habislah terjual seluruh kurma Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim. Semuanya dalam waktu yang singkat. Maka uang dinar dari hasil penjualan kurma itupun dikirimkan kepada beliau. Habib Husein berkata :
”Tidakkah Aku pernah berkata kepada kalian, sesungguhnya aku tidak mencintai dunia, tetapi dunia itulah yang mencintai diriku.”
Terlintas suatu perasaan di hati salah seorang yang hadir, orang ini bertanya di dalam hatinya :
”Bagaimanakah Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim ini beribadat kepada Allah SWT, sedangkan dirinya terlihat sibuk mengurus dunia?”
Tiba-tiba pada saat itu juga Habib Husein mengkasyaf orang tersebut dan berkata :
”Kalau sekiranya semua harta duniawi yang kau lihat bersamaku ini hilang, maka sungguh hatiku tidak akan rusak sedikitpun dan tidak akan bergerak badanku sedikitpun atau tidak akan bergerak sehelai rambutku untuk mencari dunia.”
Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim, telah membina murid-murid beliau yang semuanya telah menjadi Ulama terbesar di zamannya, diantaranya adalah:
• Sayyidina Al-Imam Al-Qutb Al-Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Athas.
• Sayyidina Al-Arif billah Habib Muhammad bin Alwi bin Muhammad bin Abu Bakar bin Alwi bin Ahmad bin Abu Bakar As-Sakran.
• Sayyidina Al-Imam Habib Syekh bin Ahmad bin Yahya.
• Sayyidina Al-Imam Abdurrahman bin Ibrahim bin Abdurrahman Al-Mu’allim.
• Sayyidina Al-Imam Habib Aqil bin Umar Al-Musytahir bi ‘Imran.
Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim diketahui sangat membenci tembakau ( rokok ), dalam hal ini beliau berkata:
“Barang siapa yang tidak meninggalkan kebiasaannya untuk merokok sampai 40 hari sebelum matinya, maka ditakutkan ia akan mati dalam keadaan Su’ul Khatimah.”
Diriwayatkan bahwa beliau telah membeli satu lahan tembakau seharga 40 ribu riyal yang kemudian dibakar oleh beliau. Selain membenci tembakau, beliau sangat menyukai minuman kopi dan menganjurkan kaum muslimin untuk meminumnya, dan beliau jugalah yang memprakarsai tanaman kopi yang banyak tumbuh di Duw’an sampai sekarang.
Habib Husein bin syekh Abu Bakar Bin Salim banyak dipuji oleh para wali dan Ulama-ulama terbesar di zaman itu. Beberapa diantaranya adalah Al-Muhibbusshodiq Al-‘Alim Syekh Abdurrahman at-Thobathy, Qodhi kota San’a, beliau berkata dalam Sya’irnya :
“As-Sayid As-Sanad Al-Husein yang telah diridhoi oleh Allah, Keturunan Sayyidina Al-Husein cucu Rasul Allah, beliau adalah lautan ma’rifat yang sangat dalam”
Wahai orang-orang yang menginginkan keberkahan dari seorang kekasih yang bisa diharapkan pertolongannya.
Beliau adalah Wali Ghauts yang kewilayahannya menyelimuti alam.
Maka katakanlah oleh kalian : Wahai anak Syekh Abu Bakar bin Salim, Wahai yang mempunyai matahari yang cemerlang.
Sesungguhnya aku berziarah kehadiratmu dan mempunyai keinginan yang aku yakini akan anda dengarkan.
Maka terimalah ziarahku ini dan tolonglah Bantu aku, seorang pecinta yang selalu merindukanmu.”
Dan Al-Jalil Al-Fadhil Muhammad Al-Huwty yang selalu dibantu Allah SWT dengan tawasulnya kepada Sayyidina Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim, menyambung beliau dalam satu syairnya;
“Engkau didalam hatiku, adalah kekasihku wahai Sayyidy Husein,
Engkau adalah pengobat setiap kesakitanku,
Engkau adalah ruhku dan permohonanku,
Engkau ada di setiap pendengaran dan perbincanganku,
Penguat hatiku, kekasihku adalah engkau wahai Sayyidy Husein,
Demi Allah, sungguh cinta kami kepadamu telah menguasai kami
Semua-nya.”
As-Syekh Al-Fadhil Al-Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim adalah Khalifah Ayahandanya. Beliau wafat di ‘Inat tahun 1044 H, beliau mempunyai 22 orang anak. 9 orang perempuan dan 13 orang laki-laki.
Anak beliau yang perempuan :
1. Syarifah Alwiyah.
2. Syarifah Tholhah.
3. syarifah Salwa.
4. Syarifah Fatimah Al-Kubro.
5. Syarifah Aisyah.
6. Syarifah Syekhah. .
7. Syarifah Fatimah As-Sughro
8. Syarifah Maryam.
9. Syarifah Ruqoyah
Anak beliau yang laki-laki :
1. Sayyid Salim.
2. Sayyid Abdurrahman.
3. Sayyid Abu Bakar
4. Sayyid Soleh.
5. Sayyid Ahmad
. 6. Sayyid Idrus.
7. Sayyid Syekhan.
8. Sayyid Hasan.
9. Sayyid Muhsin
10. Sayyid Umar.
11. Sayyid Muhammad.
12. Sayyid Syekh.
13. Sayyid Hamzah.
beliau hbb husin bin syech abu bakar bin salem ini guru murobbi ruh nya al gutbul anfas alhbb umar bin abdurahman al athos.........s
anad sanad yg jelas dan patas untuk menjadi ahli nur ahli allah ahli naubah ahli la ila haillallah.........ya Allah berikan ser, dan madad nya beliau beliau Rodhiallahu anhum ajmain.......buat saya dan semua para pecinta walI wali Allah swt amin ya Robb........
Ini Adalah Sebagian Manaqib Al Habib Abdullah Alhaddad
dahulu ibu dari imamul haddad bersedih skali krn melihat putranya yg ada kekurangan mata dhohiriyyah nya(buta)......
sehinggah d ajaknya imamul haddad berziarah k makam seorg wali gutb alhbb abdullah al akbar alydrus bin abu bakar assakron..........ibunya berdoa ya allah bila anak ku bermanfaat untuk umat Rosulullah maka jdkan manfaat yg besar dan bila tdk bermanfaat untuk umat Rosulullah maka ambillah nyawanya sambil menangis ibu beliau ...........subhanallah maka terdengar suara al gutb alhbb abdullah al akbar alydrus bin abu bakar asskaron dlm kuburnya ........wahai syarifah alhbsi. bahagialah engkau yg mempunyai anak kelak akan mendapatkan magom kwalian tertinggi dan terlama........
.maka gembiralah hati ibu imamul haddad dan trbukti sampai skrg ila yaumil kiamah.........
“Di masa kecilnya, al-Habib Abdullah mengerjakan shalat sunnah seratus rakaat setiap harinya setelah pulang dari rumah gurunya di waktu Dhuha. Karena itulah tidaklah mengherankan jika Allah SWT memberinya kedudukan sebagai ‘Wali Al-Quthub’ sejak usianya masih dini atau muda.........
Al-Imam Al-’Allamah Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad, di lahirkan di Syubair di salah satu ujung Kota Tarim di provinsi Hadhramaut-Yaman pada tanggal 5 Safar tahun 1044 H. Beliau di besarkan di Kota Tarim dan di saat beliau berumur 4 tahun, beliau terkena penyakit cacar sehingga menyebabkan kedua mata beliau tidak dapat melihat.
Meskipun kedua mata beliau tidak dapat melihat sejak usia dini, beliau tetap tidak memutuskan gairahnya untuk menuntut ilmu-ilmu agama dan mengisi masa kecilnya dengan berbagai macam ibadah dan bertaqarrub kepada Allah SWT, sehingga mulai dari sejak usia dini, hidupnya sangat berkah dan berguna. Ayah beliau, al-Habib Alawi bin Muhammad al-Haddad berkata: “Sebelum aku menikah, aku berkunjung kerumah al-’Arif Billah al-Habib Ahmad bin Muhammad al-Habsyi di Kota Syi’ib untuk meminta do’a. Lalu al-Habib Ahmad menjawabku: “Awlaaduka Awlaadunaa Fiihim Albarakah” Artinya: “Putera-puteramu termasuk juga putera-putera kami, pada mereka terdapat berkah.” Selanjutnya, al-Habib Alawi al-Haddad berkata: “Aku tidak mengerti arti ucapan al-Habib Ahmad itu, sampai setelah lahirnya puteraku, Abdullah dan berbagai tanda-tanda kewalian dan kejeniusannya.”
Semenjak kecil, al-Habib Abdullah al-Haddad telah termotivasi untuk menimba ilmu dan gemar beribadah. Tentang masa kecilnya, al-Habib Abdullah berkata: “Jika aku kembali dari tempat belajarku pada waktu Dhuha, maka aku mendatangi sejumlah masjid untuk melakukan shalat sunnah seratus rakaat setiap harinya.”
Kemudian untuk mengetahui betapa besar kemauan beliau untuk beribadah di masa kecilnya, al-Habib Abdullah menuturkannya sebagai berikut: “Di masa kecilku, aku sangat gemar dan bersungguh-sungguh dalam ibadah dan mujahadah, sampai nenekku seorang wanita shalihah yang bernama asy-Syarifah Salma binti al-Habib Umar bin Ahmad al-Manfar Ba’alawi berkata: ‘Wahai anak kasihanilah dirimu.’ Ia mengucapkan kalimat itu, karena merasa kasihan kepadaku ketika melihat kesungguhanku dalam ibadah dan bermujahadah.”
Seorang sahabat dekat al-Habib Abdullah al-Haddad berkata: “Ketika aku berkunjung kerumah al-Habib Abdullah bin Ahmad Bilfagih, maka ia bercerita kepada kami: ‘Sesungguhnya kami dan al-Habib Abdullah al-Haddad tumbuh bersama, namun Allah SWT memberinya kelebihan lebih dari kami. Yang sedemikian itu, kami lihat hidup al-Habib Abdullah sejak masa kecilnya telah mempunyai kelebihan tersendiri, yaitu ketika ia membaca Surat Yasiin, maka ia sangat terpengaruh dan menangis sejadi-jadinya, sehingga ia tidak dapat menyelesaikan bacaan surat yang mulia itu, maka dari kejadian itu dapat kami maklumi bahwa al-Habib Abdullah telah diberi kelebihan tersendiri sejak di masa kecilnya.”
Al-Habib Abdullah sering berziarah kubur pada Hari Jum’at sore setelah melakukan shalat Ashar di masjid al-Hujairah. Selain itu, al-Habib Abdullah al-Haddad sering berziarah kubur pada Hari Selasa sore. Setelah usianya semakin lanjut dn dan kekuatannya semaki menurun, maka al-Habib Abdullah tidak berziarah pada Hari Jum’at dan Selasa seperti biasanya, adakalanya beliau berziarah pada Hari Sabtu dan hari-hari lainnya sebelum matahari naik.
Di antara wirid al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad setiap harinya adalah kalimat “LAA ILAAHA ILLALLAH” sebanyak seribu kali. Tetapi di Bulan Ramadhan dibaca sebanyak dua ribu kali setiap harinya. Beliau menyempurnakannya sebanyak tujuh puluh ribu kali pada waktu enam hari di Bulan Syawal. Selain itu, beliau mengucapkan “LAA ILAAHA ILLALLAH AL-MALIKUL HAQQUL MUBIIN” sebanyak seratus kali setelah Shalat Dzuhur. Al-Habib Abdullah berkata: “Kami biasa melakukan shalat al-Awwabin sebanyak dua puluh rakaat.”
Al-Habib Abdullah sering berpuasa sunnah, khususnya pada hari-hari yang dianjurkan, seperti Hari Senin dan Hari Kamis, hari-hari putih (Ayyamul baidh), Hari Asyura, Hari Arafah, enam hari di Bulan Syawal dan lain sebagainya sampai di masa senjanya. Beliau selalu menyembunyikan berbagai macam ibadah dan mujahadahnya, beliau tidak ingin memperlihatkannya kepada orang lain, kecuali untuk memberikan contoh kepada orang lain.
Selain di kenal sebagai ahli ibadah dan mujahadah, al-Habib Abdullah juga dikenal seorang yang istiqomah dalam ibadah dan mujahadahnya seperti yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. al-Habib Ahmad an-Naqli berkata: “al-Habib Abdullah adalah seorang yang sangat istiqamah dalam mengikuti semua jejak kakeknya, Rasulullah SAW.” Dalam masalah ini, al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad berkata: “Kami telah mengamalkan semua jejak Nabi Muhammad SAW dan kami tidak meninggalkan sedikitpun daripadanya, kecuali hanya memanjangkan rambut sampai di bawah ujung telinga, karena Nabi SAW memanjangkan rambutnya sampai di bawah ujung kedua telinganya.”
Tentang kesabaran al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad, sejak masa kecil beliau sudah mengalami berbagai cobaan, diantaranya adalah ketika ia menderita penyakit cacar sampai kedua matanya tidak dapat melihat. Meskipun begitu, ia rajin mencari ilmu dan beribadah di masa kecilnya, hingga melakukan shalat sunnah seratus rakaat setiap paginya hingga Waktu Dzuhur tiba. Disebutkan bahwa ia selalu menyembunyikan berbagai cobaan yang dideritanya, sampai di akhir usianya. Dalam masalah ini beliau berkata kepada seorang kawan dekatnya: “Sesungguhnya penyakit demam di tubuhku sudah ada sejak lima belas tahun yang lalu dan hingga kini masih belum meninggalkan aku, meskipun demikian tidak seorangpun yang mengetahui penyakitku ini, sampaipun keluargaku sendiri.”
Tentang Tarekat al-Ba’alawi, al-Habib Abdullah mengatakan : “Tarekat kami adalah mengikuti tuntunan al-Qur’an dan as-Sunnah dan mengikuti jejak para salafunas shalihin di segala bidangnya.” Al-Habib Abdullah kembali menjelaskan : “Kami tidak mengikuti tuntunan, kecuali tuntunan Allah SWT, tuntunan Rasul-Nya dan jejak al-Faqih al-Muqaddam. Dan tarekat orang-orang yang menuju kepada Allah SWT dan kami tidak membutuhkan tarekat selain tarekat ini. Para sesepuh kami al-Ba’alawi telah menetapkan sejumlah petunjuk bagi kami, karena itu kami tidak akan mengikuti petunjuk lain yang bertentangan dengan petunjuk mereka.”
Telah kami sebutkan bahwa di masa kecil beliau, al-Habib Abdullah mengerjakan shalat sunnah seratus rakaat setiap harinya setelah pulang dari rumah gurunya di waktu Dhuha. Karena itulah tidaklah mengherankan jika Allah SWT memberinya kedudukan sebagai ‘WALI AL-QUTHUB’ sejak usianya masih remaja.
Disebutkan bahwa beliau mendapat kedudukan Wali al-Quthub lebih dari ‘Enam Puluh Tahun’. Beliau menerima libas atau pakaian kewalian dari al-’Arif Billah al-Habib Muhammad bin Alawi (Shahib Makkah). Beliau menerima libas tersebut tepat ketika al-Habib Muhammad bin Alawi wafat di kota Makkah pada tahun 1070 H. Pada waktu itu, usia al-Habib Abdullah 26 tahun. Kedudukan Wali al-Quthub itu beliau sandang hingga beliau wafat (1132 H). Jadi beliau menjadi Wali al-Quthub lebih dari ’60 Tahun’.
Beliau menuntut ilmu pada ulama’-ulama’ di zamannya, diantaranya guru-guru beliau adalah: Sayyiduna Al-Quthub Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas, Al-Habib Al-’Allamah Agil bin Abdurrahman As-Segaf, Al-Habib Al-’Allamah Abdurrahman bin Syeikh Aidid, Al-Habib Al-’Allamah Sahl bin Ahmad Bahsin Al-Hudayli Ba’alawi, dan termasuk guru-guru beliau juga adalah Al-Imam Al-’Allamah guru besar kota Makkah Al-Mukarromah, Al-Habib Muhammad bin Alwi As-Segaf, dan masih banyak lagi guru-guru beliau yang lainnya.
Beliau memiliki banyak murid, diantara murid-murid belia adalah: Al-Habib Hasan bin Abdullah Al-Haddad (putera beliau sendiri), Al-Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi, Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah Bilfaqih, Al-Habib Umar bin Zain bin Smith, Al-Habib Muhammad bin Zain bin Smith, Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Bar, Al-Habib Ali bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf, Al-Habib Muhammad bin Umar bin Thoha Ash-Shafi As-Segaf, dan masih banyak lagi murid-murid beliau.
Di antara karya-karya tulis al-Habib Abdullah adalah: ar-Risalah Adab as-Suluk al-Murid, ar-Risalatul al-Mu’awanah, an-Nafaais al-’Ulwiyah Fi al-Masailis as-Sufiyah, Sabiilul Iddikar, al-Ithaaf as-Saail, at-Tatsbiitul Fuaad, ad-Da’wah at-Taamah, an-Nasaih ad-Diiniyah, dan masih banyak lagi lainnya. Dan termasuk wirid-wirid yang beliau susun diantaranya yang sangat terkenal adalah ‘Ratib Al-Haddad’ yang beliau susun di malam Lailatul Qadr tahun 1071 H.
Beliau wafat hari Senin Malam Selasa tanggal 7 Dzulqa’dah 1132 H, dan di makamkan di pemakaman Zambal di kota Tarim-Hadhramaut – Yaman.
Semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang teramat luasnya dan meridhoinya serta memberi kita manfaat dan barokah beliau serta ilmu-ilmu beliau di dunia dan akhirat. Aamiin..
sehinggah d ajaknya imamul haddad berziarah k makam seorg wali gutb alhbb abdullah al akbar alydrus bin abu bakar assakron..........ibunya berdoa ya allah bila anak ku bermanfaat untuk umat Rosulullah maka jdkan manfaat yg besar dan bila tdk bermanfaat untuk umat Rosulullah maka ambillah nyawanya sambil menangis ibu beliau ...........subhanallah maka terdengar suara al gutb alhbb abdullah al akbar alydrus bin abu bakar asskaron dlm kuburnya ........wahai syarifah alhbsi. bahagialah engkau yg mempunyai anak kelak akan mendapatkan magom kwalian tertinggi dan terlama........
.maka gembiralah hati ibu imamul haddad dan trbukti sampai skrg ila yaumil kiamah.........
“Di masa kecilnya, al-Habib Abdullah mengerjakan shalat sunnah seratus rakaat setiap harinya setelah pulang dari rumah gurunya di waktu Dhuha. Karena itulah tidaklah mengherankan jika Allah SWT memberinya kedudukan sebagai ‘Wali Al-Quthub’ sejak usianya masih dini atau muda.........
Al-Imam Al-’Allamah Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad, di lahirkan di Syubair di salah satu ujung Kota Tarim di provinsi Hadhramaut-Yaman pada tanggal 5 Safar tahun 1044 H. Beliau di besarkan di Kota Tarim dan di saat beliau berumur 4 tahun, beliau terkena penyakit cacar sehingga menyebabkan kedua mata beliau tidak dapat melihat.
Meskipun kedua mata beliau tidak dapat melihat sejak usia dini, beliau tetap tidak memutuskan gairahnya untuk menuntut ilmu-ilmu agama dan mengisi masa kecilnya dengan berbagai macam ibadah dan bertaqarrub kepada Allah SWT, sehingga mulai dari sejak usia dini, hidupnya sangat berkah dan berguna. Ayah beliau, al-Habib Alawi bin Muhammad al-Haddad berkata: “Sebelum aku menikah, aku berkunjung kerumah al-’Arif Billah al-Habib Ahmad bin Muhammad al-Habsyi di Kota Syi’ib untuk meminta do’a. Lalu al-Habib Ahmad menjawabku: “Awlaaduka Awlaadunaa Fiihim Albarakah” Artinya: “Putera-puteramu termasuk juga putera-putera kami, pada mereka terdapat berkah.” Selanjutnya, al-Habib Alawi al-Haddad berkata: “Aku tidak mengerti arti ucapan al-Habib Ahmad itu, sampai setelah lahirnya puteraku, Abdullah dan berbagai tanda-tanda kewalian dan kejeniusannya.”
Semenjak kecil, al-Habib Abdullah al-Haddad telah termotivasi untuk menimba ilmu dan gemar beribadah. Tentang masa kecilnya, al-Habib Abdullah berkata: “Jika aku kembali dari tempat belajarku pada waktu Dhuha, maka aku mendatangi sejumlah masjid untuk melakukan shalat sunnah seratus rakaat setiap harinya.”
Kemudian untuk mengetahui betapa besar kemauan beliau untuk beribadah di masa kecilnya, al-Habib Abdullah menuturkannya sebagai berikut: “Di masa kecilku, aku sangat gemar dan bersungguh-sungguh dalam ibadah dan mujahadah, sampai nenekku seorang wanita shalihah yang bernama asy-Syarifah Salma binti al-Habib Umar bin Ahmad al-Manfar Ba’alawi berkata: ‘Wahai anak kasihanilah dirimu.’ Ia mengucapkan kalimat itu, karena merasa kasihan kepadaku ketika melihat kesungguhanku dalam ibadah dan bermujahadah.”
Seorang sahabat dekat al-Habib Abdullah al-Haddad berkata: “Ketika aku berkunjung kerumah al-Habib Abdullah bin Ahmad Bilfagih, maka ia bercerita kepada kami: ‘Sesungguhnya kami dan al-Habib Abdullah al-Haddad tumbuh bersama, namun Allah SWT memberinya kelebihan lebih dari kami. Yang sedemikian itu, kami lihat hidup al-Habib Abdullah sejak masa kecilnya telah mempunyai kelebihan tersendiri, yaitu ketika ia membaca Surat Yasiin, maka ia sangat terpengaruh dan menangis sejadi-jadinya, sehingga ia tidak dapat menyelesaikan bacaan surat yang mulia itu, maka dari kejadian itu dapat kami maklumi bahwa al-Habib Abdullah telah diberi kelebihan tersendiri sejak di masa kecilnya.”
Al-Habib Abdullah sering berziarah kubur pada Hari Jum’at sore setelah melakukan shalat Ashar di masjid al-Hujairah. Selain itu, al-Habib Abdullah al-Haddad sering berziarah kubur pada Hari Selasa sore. Setelah usianya semakin lanjut dn dan kekuatannya semaki menurun, maka al-Habib Abdullah tidak berziarah pada Hari Jum’at dan Selasa seperti biasanya, adakalanya beliau berziarah pada Hari Sabtu dan hari-hari lainnya sebelum matahari naik.
Di antara wirid al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad setiap harinya adalah kalimat “LAA ILAAHA ILLALLAH” sebanyak seribu kali. Tetapi di Bulan Ramadhan dibaca sebanyak dua ribu kali setiap harinya. Beliau menyempurnakannya sebanyak tujuh puluh ribu kali pada waktu enam hari di Bulan Syawal. Selain itu, beliau mengucapkan “LAA ILAAHA ILLALLAH AL-MALIKUL HAQQUL MUBIIN” sebanyak seratus kali setelah Shalat Dzuhur. Al-Habib Abdullah berkata: “Kami biasa melakukan shalat al-Awwabin sebanyak dua puluh rakaat.”
Al-Habib Abdullah sering berpuasa sunnah, khususnya pada hari-hari yang dianjurkan, seperti Hari Senin dan Hari Kamis, hari-hari putih (Ayyamul baidh), Hari Asyura, Hari Arafah, enam hari di Bulan Syawal dan lain sebagainya sampai di masa senjanya. Beliau selalu menyembunyikan berbagai macam ibadah dan mujahadahnya, beliau tidak ingin memperlihatkannya kepada orang lain, kecuali untuk memberikan contoh kepada orang lain.
Selain di kenal sebagai ahli ibadah dan mujahadah, al-Habib Abdullah juga dikenal seorang yang istiqomah dalam ibadah dan mujahadahnya seperti yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. al-Habib Ahmad an-Naqli berkata: “al-Habib Abdullah adalah seorang yang sangat istiqamah dalam mengikuti semua jejak kakeknya, Rasulullah SAW.” Dalam masalah ini, al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad berkata: “Kami telah mengamalkan semua jejak Nabi Muhammad SAW dan kami tidak meninggalkan sedikitpun daripadanya, kecuali hanya memanjangkan rambut sampai di bawah ujung telinga, karena Nabi SAW memanjangkan rambutnya sampai di bawah ujung kedua telinganya.”
Tentang kesabaran al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad, sejak masa kecil beliau sudah mengalami berbagai cobaan, diantaranya adalah ketika ia menderita penyakit cacar sampai kedua matanya tidak dapat melihat. Meskipun begitu, ia rajin mencari ilmu dan beribadah di masa kecilnya, hingga melakukan shalat sunnah seratus rakaat setiap paginya hingga Waktu Dzuhur tiba. Disebutkan bahwa ia selalu menyembunyikan berbagai cobaan yang dideritanya, sampai di akhir usianya. Dalam masalah ini beliau berkata kepada seorang kawan dekatnya: “Sesungguhnya penyakit demam di tubuhku sudah ada sejak lima belas tahun yang lalu dan hingga kini masih belum meninggalkan aku, meskipun demikian tidak seorangpun yang mengetahui penyakitku ini, sampaipun keluargaku sendiri.”
Tentang Tarekat al-Ba’alawi, al-Habib Abdullah mengatakan : “Tarekat kami adalah mengikuti tuntunan al-Qur’an dan as-Sunnah dan mengikuti jejak para salafunas shalihin di segala bidangnya.” Al-Habib Abdullah kembali menjelaskan : “Kami tidak mengikuti tuntunan, kecuali tuntunan Allah SWT, tuntunan Rasul-Nya dan jejak al-Faqih al-Muqaddam. Dan tarekat orang-orang yang menuju kepada Allah SWT dan kami tidak membutuhkan tarekat selain tarekat ini. Para sesepuh kami al-Ba’alawi telah menetapkan sejumlah petunjuk bagi kami, karena itu kami tidak akan mengikuti petunjuk lain yang bertentangan dengan petunjuk mereka.”
Telah kami sebutkan bahwa di masa kecil beliau, al-Habib Abdullah mengerjakan shalat sunnah seratus rakaat setiap harinya setelah pulang dari rumah gurunya di waktu Dhuha. Karena itulah tidaklah mengherankan jika Allah SWT memberinya kedudukan sebagai ‘WALI AL-QUTHUB’ sejak usianya masih remaja.
Disebutkan bahwa beliau mendapat kedudukan Wali al-Quthub lebih dari ‘Enam Puluh Tahun’. Beliau menerima libas atau pakaian kewalian dari al-’Arif Billah al-Habib Muhammad bin Alawi (Shahib Makkah). Beliau menerima libas tersebut tepat ketika al-Habib Muhammad bin Alawi wafat di kota Makkah pada tahun 1070 H. Pada waktu itu, usia al-Habib Abdullah 26 tahun. Kedudukan Wali al-Quthub itu beliau sandang hingga beliau wafat (1132 H). Jadi beliau menjadi Wali al-Quthub lebih dari ’60 Tahun’.
Beliau menuntut ilmu pada ulama’-ulama’ di zamannya, diantaranya guru-guru beliau adalah: Sayyiduna Al-Quthub Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas, Al-Habib Al-’Allamah Agil bin Abdurrahman As-Segaf, Al-Habib Al-’Allamah Abdurrahman bin Syeikh Aidid, Al-Habib Al-’Allamah Sahl bin Ahmad Bahsin Al-Hudayli Ba’alawi, dan termasuk guru-guru beliau juga adalah Al-Imam Al-’Allamah guru besar kota Makkah Al-Mukarromah, Al-Habib Muhammad bin Alwi As-Segaf, dan masih banyak lagi guru-guru beliau yang lainnya.
Beliau memiliki banyak murid, diantara murid-murid belia adalah: Al-Habib Hasan bin Abdullah Al-Haddad (putera beliau sendiri), Al-Habib Ahmad bin Zain Al-Habsyi, Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah Bilfaqih, Al-Habib Umar bin Zain bin Smith, Al-Habib Muhammad bin Zain bin Smith, Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Bar, Al-Habib Ali bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf, Al-Habib Muhammad bin Umar bin Thoha Ash-Shafi As-Segaf, dan masih banyak lagi murid-murid beliau.
Di antara karya-karya tulis al-Habib Abdullah adalah: ar-Risalah Adab as-Suluk al-Murid, ar-Risalatul al-Mu’awanah, an-Nafaais al-’Ulwiyah Fi al-Masailis as-Sufiyah, Sabiilul Iddikar, al-Ithaaf as-Saail, at-Tatsbiitul Fuaad, ad-Da’wah at-Taamah, an-Nasaih ad-Diiniyah, dan masih banyak lagi lainnya. Dan termasuk wirid-wirid yang beliau susun diantaranya yang sangat terkenal adalah ‘Ratib Al-Haddad’ yang beliau susun di malam Lailatul Qadr tahun 1071 H.
Beliau wafat hari Senin Malam Selasa tanggal 7 Dzulqa’dah 1132 H, dan di makamkan di pemakaman Zambal di kota Tarim-Hadhramaut – Yaman.
Semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang teramat luasnya dan meridhoinya serta memberi kita manfaat dan barokah beliau serta ilmu-ilmu beliau di dunia dan akhirat. Aamiin..
Kamis, 20 April 2017
TANGISAN RASULULLAH, MALAM ISRA', "SIKSA WANITA". (CERITA PENDEK MENYENTUH HATI)
Pada suatu hari Ali bin Abi Thalib r.a. bersama istri tercinta , Fatimah Az Zahra r.a menemukan rasulullah Muhammad SAW tengah menangis di rumahnya. Beliau sesunggukan, tersedu-sedu dengan tetesan airmata mengalir deras dari kedua matanya. Hal ini pertanda ada satu kesedihan yang teramat dalam dan mengusik ketenteraman batinnya, menyentuh sanubari kemanusiaannya yang jauh terpendam.
Melihat pemandangan yang mengharukan tersebut , Sayyidina Ali r.a berusaha menghibur. Ia berkata kepada Rasulullah SAW, yang juga ayah mertua, sahabat, dan kekasihnya:
“Hentikan tangismu wahai Rasulullah! Biar ayah dan bundaku menjadi tebusan atas ratap tangismu.
Wahai kekasihku , apa gerangan yang menyebabkan airmata harus menetes dari sumbernya? ceritakanlah wahai junjungan seluruh alam!”
Dengan sedikit terbata-bata dan disela tangis yang belum reda , Rasulullah menceritakan sebab tangisnya:
“Wahai Ali , aku menangis karena teringat dengan pengalaman yang aku alami pada malam isra’. Yaitu ketika Allah memperlihatkan kepadaku beberapa gambaran kaum wanita dari umatku. Pada malam isra’ tersebut aku lihat mereka tengah disiksa dalam neraka jahanam dengan bermacam-macam azab / siksa yang ditimpakan . Aku menangis karena azab itu demikian dahsyat dan pedih dan tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Aku melihat wanita yang digantung dengan rambutnya, sementara otaknya mendidih dan meleleh.
Aku juga melihat wanita digantung lidahnya dan air mendidih , dituangkan kedalam mulutnya.
Kemudian wanita yang diikat kedua kaki ke buah dadanya.
Adapula wanita diikat kedua tangan sampai tengkuk/ubun-ubunnya. Wanita tersebut diserahkan oleh Allah kepada sekawanan ular dan kalajengking untuk memangsanya. Adapula wanita yang digantung dengan kedua payudaranya.
Ada juga wanita berkepala babi, berbadan keledai dengan sejuta macam siksa neraka yang harus diterimanya.
Terakhir aku melihat wanita berwajah anjing dan serigala dengan api neraka dijejalkan dari mulut dan tembus sampai duburnya.
Sementara malaikat-malaikat penyiksa , menghantam mereka dengan kapak yang terbuat dari api neraka.
Demikian cerita sang nabi mengabarkan keadaan kaum wanita yang dilihatnya berada di dalam neraka.
Bulu kuduk sayyidah Fatimah Azzahra berdiri merinding.
Mendengar penuturan ayahandanya soal nasib kaum wanita .
Keringat dingin keluar dari sekujur tubuhnya. Tanpa sadar kedua pipinya telah basah air mata.
Dia bangkit dan bertanya:
” Wahai ayahanda tersayang, pelipur laraku, kegembiraan mata hatiku. Amal apa yang telah dilakukan wanita-wanita tersebut , sehingga demikian berat dan dahsyat siksa yang mereka terima sebagai balasan?“
Perlahan -lahan Rasulullah SAW menjelaskan penyebab dari siksa wanita yang ada di neraka jahannam itu. Katanya:” Fatimah, putriku !
Wanita yang digantung rambutnya adalah wanita yang tidak menutup aurat dan rambutnya diperlihatkan ( dengan tidak berbusana muslimah/ berjilbab) dari pria lain, yang bukan muhrimnya. Membiarkan rambutnya terurai dipermainkan angin dan merelakannya dipandang siapapun.
Wanita yang digantung lidahnya adalah wanita yang menyakiti hati suaminya dengan kata-kata kasar. Mulutnya keji dengan kata-kata yang keluar tanpa kontrol akal dan hati nurani
Wanita yang digantung payudaranya , yaitu wanita yang selingkuh, mengotori ranjang suaminya, mengkhianati kepercayaan suami, menodai noktah perjanjian Ilahi
Adapun wanita yang diikat kedua kaki dan tangannya dengan ular dan kalajengking di sekujur tubuhnya adalah wanita yang tidak mandi junub/ mandi besar dari haidnya dan meremehkan shalat
Wanita dengan wujud kepala babi dan berbadan keledai ialah wanita pendusta , perayu, pengumpat dan penggunjing.
Sementara wanita yang berbentuk anjing dengan api yang dijejelkan lewat mulut dan keluar melalui dubur adalah wanita -wanita yang suka mengungkit ungkit kebaikan maupun pemberian dan penghasut/ provokator .
Dimanapun dia hembuskan angin fitnah dan adu domba. Membuat keresahan di masyarakat dengan mencampuri urusan orang lain.
“Wahai putriku , celakalah wanita-wanita yang durhaka/ maksiat terhadap suaminya. Didunia dia akan mendapatkan laknat dari malaikat-malaikat langit , malaikat-malaikat bumi, dan juga laknat dari benda-benda yang terkena sinar matahari.
Diakhirat dia mendapat siksa neraka.
Pada akhirnya seluruh amalnya menjadi sia- sia , tidak berguna.
Naudzubillahi mindzalik…
Astaghfirullah… subhanallah… Ya Allah… Ampunilah kami kaum wanita, lindungilah kami dari azab api neraka…Dan tuntunlah langkah kami agar selalau di jalanmu…
Amin… Amin Ya Allah… amin Ya Rabb…
… Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci …aamiin
Allahumma sholli a'la sayyidina Muhammad...
Melihat pemandangan yang mengharukan tersebut , Sayyidina Ali r.a berusaha menghibur. Ia berkata kepada Rasulullah SAW, yang juga ayah mertua, sahabat, dan kekasihnya:
“Hentikan tangismu wahai Rasulullah! Biar ayah dan bundaku menjadi tebusan atas ratap tangismu.
Wahai kekasihku , apa gerangan yang menyebabkan airmata harus menetes dari sumbernya? ceritakanlah wahai junjungan seluruh alam!”
Dengan sedikit terbata-bata dan disela tangis yang belum reda , Rasulullah menceritakan sebab tangisnya:
“Wahai Ali , aku menangis karena teringat dengan pengalaman yang aku alami pada malam isra’. Yaitu ketika Allah memperlihatkan kepadaku beberapa gambaran kaum wanita dari umatku. Pada malam isra’ tersebut aku lihat mereka tengah disiksa dalam neraka jahanam dengan bermacam-macam azab / siksa yang ditimpakan . Aku menangis karena azab itu demikian dahsyat dan pedih dan tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Aku melihat wanita yang digantung dengan rambutnya, sementara otaknya mendidih dan meleleh.
Aku juga melihat wanita digantung lidahnya dan air mendidih , dituangkan kedalam mulutnya.
Kemudian wanita yang diikat kedua kaki ke buah dadanya.
Adapula wanita diikat kedua tangan sampai tengkuk/ubun-ubunnya. Wanita tersebut diserahkan oleh Allah kepada sekawanan ular dan kalajengking untuk memangsanya. Adapula wanita yang digantung dengan kedua payudaranya.
Ada juga wanita berkepala babi, berbadan keledai dengan sejuta macam siksa neraka yang harus diterimanya.
Terakhir aku melihat wanita berwajah anjing dan serigala dengan api neraka dijejalkan dari mulut dan tembus sampai duburnya.
Sementara malaikat-malaikat penyiksa , menghantam mereka dengan kapak yang terbuat dari api neraka.
Demikian cerita sang nabi mengabarkan keadaan kaum wanita yang dilihatnya berada di dalam neraka.
Bulu kuduk sayyidah Fatimah Azzahra berdiri merinding.
Mendengar penuturan ayahandanya soal nasib kaum wanita .
Keringat dingin keluar dari sekujur tubuhnya. Tanpa sadar kedua pipinya telah basah air mata.
Dia bangkit dan bertanya:
” Wahai ayahanda tersayang, pelipur laraku, kegembiraan mata hatiku. Amal apa yang telah dilakukan wanita-wanita tersebut , sehingga demikian berat dan dahsyat siksa yang mereka terima sebagai balasan?“
Perlahan -lahan Rasulullah SAW menjelaskan penyebab dari siksa wanita yang ada di neraka jahannam itu. Katanya:” Fatimah, putriku !
Wanita yang digantung rambutnya adalah wanita yang tidak menutup aurat dan rambutnya diperlihatkan ( dengan tidak berbusana muslimah/ berjilbab) dari pria lain, yang bukan muhrimnya. Membiarkan rambutnya terurai dipermainkan angin dan merelakannya dipandang siapapun.
Wanita yang digantung lidahnya adalah wanita yang menyakiti hati suaminya dengan kata-kata kasar. Mulutnya keji dengan kata-kata yang keluar tanpa kontrol akal dan hati nurani
Wanita yang digantung payudaranya , yaitu wanita yang selingkuh, mengotori ranjang suaminya, mengkhianati kepercayaan suami, menodai noktah perjanjian Ilahi
Adapun wanita yang diikat kedua kaki dan tangannya dengan ular dan kalajengking di sekujur tubuhnya adalah wanita yang tidak mandi junub/ mandi besar dari haidnya dan meremehkan shalat
Wanita dengan wujud kepala babi dan berbadan keledai ialah wanita pendusta , perayu, pengumpat dan penggunjing.
Sementara wanita yang berbentuk anjing dengan api yang dijejelkan lewat mulut dan keluar melalui dubur adalah wanita -wanita yang suka mengungkit ungkit kebaikan maupun pemberian dan penghasut/ provokator .
Dimanapun dia hembuskan angin fitnah dan adu domba. Membuat keresahan di masyarakat dengan mencampuri urusan orang lain.
“Wahai putriku , celakalah wanita-wanita yang durhaka/ maksiat terhadap suaminya. Didunia dia akan mendapatkan laknat dari malaikat-malaikat langit , malaikat-malaikat bumi, dan juga laknat dari benda-benda yang terkena sinar matahari.
Diakhirat dia mendapat siksa neraka.
Pada akhirnya seluruh amalnya menjadi sia- sia , tidak berguna.
Naudzubillahi mindzalik…
Astaghfirullah… subhanallah… Ya Allah… Ampunilah kami kaum wanita, lindungilah kami dari azab api neraka…Dan tuntunlah langkah kami agar selalau di jalanmu…
Amin… Amin Ya Allah… amin Ya Rabb…
… Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci …aamiin
Allahumma sholli a'la sayyidina Muhammad...
KISAH WALI ALLAH YANG SOLAT DI ATAS AIR
beliau tdk d kenal d bumi akan tetapi penduduk langit sangat mengenalnya......bila ada d anggap tdk ada bila g ada tdk d cari.......itulah UWAIS AL QORONI......sayyidud tabi in
Sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan bersama 200 orang temasuk ahli perniagaan berlepas dari sebuah pelabuhan di Mesir. Apabila kapal itu berada di tengah lautan maka datanglah ribut petir dengan ombak yang kuat membuat kapal itu terumbang-ambing dan hampir tenggelam. Berbagai usaha dibuat untuk mengelakkan kapal itu dipukul ombak ribut, namun semua usaha mereka sia-sia saja. Kesemua orang yang berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka.
Ketika semua orang berada dalam keadaan cemas, terdapat seorang lelaki yang sedikitpun tidak merasa cemas. Dia kelihatan tenang sambil berzikir kepada Allah S.W.T. Kemudian lelaki itu turun dari kapal yang sedang terunbang-ambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan solat di atas air.
Beberapa orang peniaga yang bersama-sama dia dalam kapal itu melihat lelaki yang berjalan di atas air dan dia berkata, “Wahai wali Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!” Lelaki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya. Para peniaga itu memanggil lagi, “Wahai wali Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!”
Kemudian lelaki itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya dengan berkata, “Apa hal?” Seolah-olah lelaki itu tidak mengetahui apa-apa. Peniaga itu berkata, “Wahai wali Allah, tidakkah kamu hendak mengambil berat tentang kapal yang hampir tenggelam ini?”
Wali itu berkata, “Dekatkan dirimu kepada Allah.”
Para penumpang itu berkata, “Apa yang mesti kami buat?”
Wali Allah itu berkata, “Tinggalkan semua hartamu, jiwamu akan selamat.”
Kesemua mereka sanggup meninggalkan harta mereka. Asalkan jiwa mereka selamat. Kemudian mereka berkata, “Wahai wali Allah, kami akan membuang semua harta kami asalkan jiwa kami semua selamat.”
Wali Allah itu berkata lagi, “Turunlah kamu semua ke atas air dengan membaca Bismillah.”
Dengan membaca Bismillah, maka turunlah seorang demi seorang ke atas air dan berjalan meng hampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berzikir. Tidak berapa lama kemudian, kapal yang mengandungi muatan beratus ribu ringgit itu pun tenggelam ke dasar laut.
Habislah kesemua barang-barang perniagaan yang mahal-mahal terbenam ke laut. Para penumpang tidak tahu apa yang hendak dibuat, mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu.
Salah seorang daripada peniaga itu berkata lagi, “Siapakah kamu wahai wali Allah?”
Wali Allah itu berkata, “Saya ialah Awais Al-Qarni.”
Peniaga itu berkata lagi, “Wahai wali Allah, sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta fakir-miskin Madinah yang dihantar oleh seorang jutawan Mesir.”
WaliAllah berkata, “Sekiranya Allah kembalikan semua harta kamu, adakah kamu betul-betul akan membahagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?”
Peniaga itu berkata, “Betul, saya tidak akan menipu, ya wali Allah.”
Setelah wali itu mendengar pengakuan dari peniaga itu, maka dia pun mengerjakan solat dua rakaat di atas air, kemudian dia memohon kepada Allah S.W>T agar kapal itu ditimbulkan semula bersama-sama hartanya.
Tidak berapa lama kemudian, kapal itu timbul sedikit demi sedikit sehingga terapung di atas air. Kesemua barang perniagaan dan lain-lain tetap seperti asal. Tiada yang kurang.
Setelah itu dinaikkan kesemua penumpang ke atas kapal itu dan meneruskan pelayaran ke tempat yang dituju. Apabila sampai di Madinah, peniaga yang berjanji dengan wali Allah itu terus menunaikan janjinya dengan membahagi-bahagikan harta kepada semua fakir miskin di Madinah sehingga tiada seorang pun yang tertinggal. Wallahu a’alam.
Sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan bersama 200 orang temasuk ahli perniagaan berlepas dari sebuah pelabuhan di Mesir. Apabila kapal itu berada di tengah lautan maka datanglah ribut petir dengan ombak yang kuat membuat kapal itu terumbang-ambing dan hampir tenggelam. Berbagai usaha dibuat untuk mengelakkan kapal itu dipukul ombak ribut, namun semua usaha mereka sia-sia saja. Kesemua orang yang berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka.
Ketika semua orang berada dalam keadaan cemas, terdapat seorang lelaki yang sedikitpun tidak merasa cemas. Dia kelihatan tenang sambil berzikir kepada Allah S.W.T. Kemudian lelaki itu turun dari kapal yang sedang terunbang-ambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan solat di atas air.
Beberapa orang peniaga yang bersama-sama dia dalam kapal itu melihat lelaki yang berjalan di atas air dan dia berkata, “Wahai wali Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!” Lelaki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya. Para peniaga itu memanggil lagi, “Wahai wali Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!”
Kemudian lelaki itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya dengan berkata, “Apa hal?” Seolah-olah lelaki itu tidak mengetahui apa-apa. Peniaga itu berkata, “Wahai wali Allah, tidakkah kamu hendak mengambil berat tentang kapal yang hampir tenggelam ini?”
Wali itu berkata, “Dekatkan dirimu kepada Allah.”
Para penumpang itu berkata, “Apa yang mesti kami buat?”
Wali Allah itu berkata, “Tinggalkan semua hartamu, jiwamu akan selamat.”
Kesemua mereka sanggup meninggalkan harta mereka. Asalkan jiwa mereka selamat. Kemudian mereka berkata, “Wahai wali Allah, kami akan membuang semua harta kami asalkan jiwa kami semua selamat.”
Wali Allah itu berkata lagi, “Turunlah kamu semua ke atas air dengan membaca Bismillah.”
Dengan membaca Bismillah, maka turunlah seorang demi seorang ke atas air dan berjalan meng hampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berzikir. Tidak berapa lama kemudian, kapal yang mengandungi muatan beratus ribu ringgit itu pun tenggelam ke dasar laut.
Habislah kesemua barang-barang perniagaan yang mahal-mahal terbenam ke laut. Para penumpang tidak tahu apa yang hendak dibuat, mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu.
Salah seorang daripada peniaga itu berkata lagi, “Siapakah kamu wahai wali Allah?”
Wali Allah itu berkata, “Saya ialah Awais Al-Qarni.”
Peniaga itu berkata lagi, “Wahai wali Allah, sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta fakir-miskin Madinah yang dihantar oleh seorang jutawan Mesir.”
WaliAllah berkata, “Sekiranya Allah kembalikan semua harta kamu, adakah kamu betul-betul akan membahagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?”
Peniaga itu berkata, “Betul, saya tidak akan menipu, ya wali Allah.”
Setelah wali itu mendengar pengakuan dari peniaga itu, maka dia pun mengerjakan solat dua rakaat di atas air, kemudian dia memohon kepada Allah S.W>T agar kapal itu ditimbulkan semula bersama-sama hartanya.
Tidak berapa lama kemudian, kapal itu timbul sedikit demi sedikit sehingga terapung di atas air. Kesemua barang perniagaan dan lain-lain tetap seperti asal. Tiada yang kurang.
Setelah itu dinaikkan kesemua penumpang ke atas kapal itu dan meneruskan pelayaran ke tempat yang dituju. Apabila sampai di Madinah, peniaga yang berjanji dengan wali Allah itu terus menunaikan janjinya dengan membahagi-bahagikan harta kepada semua fakir miskin di Madinah sehingga tiada seorang pun yang tertinggal. Wallahu a’alam.
Minggu, 16 April 2017
MENGUKUS MAKANAN HARUS DILAKUKAN KETIKA AIR SUDAH MENDIDIH
Informasi dari Rumah Sakit Xuanwu Beijing, Profesor Qi,
*Jika Anda hendak mengukus makanan, pastikan untuk memasukkan makanan beberapa saat setelah airnya mendidih.*
*Didihkan air tanpa menutup panci terlebih dahulu. Setelah air mendidih letakkan makanan yg akan dikukus ke dalam panci, baru kemudian tutuplah panci Anda...*
Tidak heran banyak orang yg menderita kanker. Mengapa? Salah satu faktornya adalah ketika mereka mengukus makanan menggunakan panci, mereka tidak menunggu airnya mendidih dulu.
Jika Anda menggunakan air dari kran, perlu diketahui air kran mengandung Klorin. Air mengandung Klorin tersebut saat dipanaskan, apabila pancinya tertutup maka Klorin akan tetap berada di dalam panci dan menyelimuti makanan yg dikukus.
Jadi pastikan untuk menggunakan air matang untuk mengukus ATAU Anda dapat menghilangkan Klorin dengan mendidihkan air terlebih dahulu beberapa saat.
*_Klorin memiliki risiko menyebabkan kanker_*
Hal ini benar-benar penting!
Bahkan jika hanya mengukus roti pun juga sama. Didihkan airnya dengan membuka tutup panci supaya Klorinnya menguap dan hilang.
Sederhana bukan?
Hal yg sederhana tapi jika diabaikan bisa berakibat fatal.
*_Lebih baik mencegah daripada mengobati_*
*semoga bermanfaat*
*Jika Anda hendak mengukus makanan, pastikan untuk memasukkan makanan beberapa saat setelah airnya mendidih.*
*Didihkan air tanpa menutup panci terlebih dahulu. Setelah air mendidih letakkan makanan yg akan dikukus ke dalam panci, baru kemudian tutuplah panci Anda...*
Tidak heran banyak orang yg menderita kanker. Mengapa? Salah satu faktornya adalah ketika mereka mengukus makanan menggunakan panci, mereka tidak menunggu airnya mendidih dulu.
Jika Anda menggunakan air dari kran, perlu diketahui air kran mengandung Klorin. Air mengandung Klorin tersebut saat dipanaskan, apabila pancinya tertutup maka Klorin akan tetap berada di dalam panci dan menyelimuti makanan yg dikukus.
Jadi pastikan untuk menggunakan air matang untuk mengukus ATAU Anda dapat menghilangkan Klorin dengan mendidihkan air terlebih dahulu beberapa saat.
*_Klorin memiliki risiko menyebabkan kanker_*
Hal ini benar-benar penting!
Bahkan jika hanya mengukus roti pun juga sama. Didihkan airnya dengan membuka tutup panci supaya Klorinnya menguap dan hilang.
Sederhana bukan?
Hal yg sederhana tapi jika diabaikan bisa berakibat fatal.
*_Lebih baik mencegah daripada mengobati_*
*semoga bermanfaat*
Langganan:
Postingan (Atom)