SLIDE POTO

Jumat, 23 Juni 2017

Kedekatan Habib Zein Bin Muhammad al-Habsy Dengan Abah Guru Sekumpul

Diantara Habaib yang selalu membela dan mendukung Guru Zaini adalah Habib Zein Bin Muhammad al-Habsyi. Beliau adalah seorang habib kelahiran Hadhramaut, termasuk salah seorang murid dari Al-Arif billah Al-Habib ‘Ali Bin Muhammad Bin Husein al-Habsyi (Pengarang Maulid Simthud Duror/Maulid Al-Habsyi) di Hadramaut.
Pada usia 40 tahun Habib Zein hijrah dari Hadramaut ke Kalimantan Selatan bersama keluarga beliau, dan beliau memilih Martapura sebagai tempat bermukim. Sedangkan saudara beliau lainnya yaitu Habib Ahmad al-Habsyi, Habib Umar, Habib Salim al-Habsyi memilih tinggal di Banjarmasin.
Ayah beliau Habib Muhammad al-Habsyi sudah lebih dahulu tinggal dan wafat di Banjarmasin serta dimakamkan di Alkah Turbah Sungai Jingah. Begitu juga dengan sepupu beliau yang bernama Habib Ibrahim al-Habsyi yang telah bermukim dan wafat di Kota Negara Hulu Sungai Selatan.
Kedatangan Habib Zein dan keluarga beliau lainnya ke Kalimantan Selatan adalah suatu berkah tersendiri bagi masyarakat Kalimantan Selatan, karena mereka semua datang dari negeri yang penuh dengan ilmu agama yang murni berdasarkan Ahlussunnah wal Jamaah yaitu negeri Tarim Hadhramaut.
Pada usia 45 tahun Habib Zein menikah dengan Syarifah Tholhah anak dari Habib Abdullah As-Seggaf Kampung Melayu Martapura. Dan sebelumnya Habib Zein juga mempunyai isteri di Mekkah dan mempunyai beberapa orang anak disana.
Beliau adalah seorang yang pemurah dan kasih sayang. Suatu ketika beliau melihat gerobak sapi yang sarat dengan muatan kayu bakar untuk dijual, sedangkan si penjual kayu terus menerus memukulkan cambuk kepada sapi yang sudah terlihat sangat letih dan lapar. Maka Habib Zein memanggil si penjual kayu dan membeli kayu tersebut, disebabkan rasa kasihan dengan sapi itu, padahal masih banyak persedian kayu bakar di rumah beliau. Begitu pula sifat kasih sayang beliau yang tidak pernah memarahi anak-anaknya. Bahkan apabila seorang anaknya menangis, beliau selalu membelikan makanan kecil untuknya. Seringkali beliau menasehati anak-anaknya apabila waktu senja tiba agar jangan ada lagi yang masih di luar rumah, untuk bersiap-siap menyambut malam dengan diawali shalat Magrib berjamaah. Beliau sendiri sebelum tiba waktu shalat Dzuhur dan Ashar bersegera menutup jualan dan ikut shalat berjamaah di Masjid Jami’ Martapura.
Pada suatu kejadian pernah seorang yang kebingungan dan bersedih karena dagangannya baru ditipu orang. Orang itu lewat di depan Habib Zein yang sedang berjualan minyak wangi, kitab, tasbih dan sebagainya di Pasar Martapura. Maka beliau memanggilnya dan mengusap kepala pedagang tadi seraya berkata : “Insya Allah nanti kamu akan dapat rizqi yang lebih dari itu” serta mendo’akannya. Padahal si pedagang itu tidak pernah bercerita kepada siapapun tentang musibah yang ia alami, namun Habib telah mengetahui kegundahan hatinya. Tidak beberapa lama setelah musibah itu, pedagang tadi mendapat rizqi yang banyak dan usahanya lebih baik dari sebelumnya.
Habib Zein al-Habsyi adalah seorang yang ‘Alim dan sangat cinta kepada ulama dan para penuntut ilmu, beliau lebih banyak melakukan Dakwah Bil Haal (memberi contoh dengan keperibadian yang mulia) serta mendorong Ahli Qaryah (Masyarakat) untuk bersama-sama menimba ilmu, warisan dari Baginda Rasulullah SAW kepada guru-guru yang ada di masa itu.
Walaupun beliau seorang yang kaya akan ilmu agama, namun beliau sangat Tawadhu’ dan hanya ikut di tengah-tengah majelis ilmu berbaur bersama para penuntut ilmu lainnya. Diantara Ulama yang selalu beliau ikuti yaitu al-‘Alimul ‘Allamah Tuan Guru H. Abdurrahman atau yang lebih dikenal dengan Tunji Adu, al-‘Alimul ‘Allamah Mufti H. Ahmad Zaini, al-‘Alimul Fadhil Tuan Guru H. Husin Qadri, al-‘Alimul Fadhil Tuan Guru H. Semman Mulia secara turun temurun, hingga sampai saat Guru Zaini mulai membuka majelis, beliau juga selalu hadir di sana.
Sejak kedatangan Habib Zein al-Habsyi ke Martapura, majelis-majelis ilmu agama menjadi lebih hidup dengan keberadaan beliau di tengah-tengah penuntut ilmu. Lebih lagi pada majelis pengajian Guru Zaini di Keraton, beliau selalu mendampingi kemanapun Guru Zaini diundang, baik untuk membacakan Maulid maupun pengajian agama, beliau selalu ikut hadir.
Habib Zein adalah seorang yang lembut hatinya, apabila beliau mendengar nasehat agama maupun maulid atau qashidah yang dibacakan oleh Guru Zaini beliau sering meneteskan air mata, lebih-lebih apabila Guru Zaini menceritakan tentang sejarah perjalanan hidupnya Rasulullah SAW, beliau terlihat mengusap air matanya seraya berseru: “Allahumma Sholli ‘Alaih”… “Allahumma Sholli ‘Alaih…” hingga dijawab diikuti oleh para hadirin, “Shalallahu ‘alaih..” sehingga suasana majelis menjadi lebih berkesan dengan kehadiran beliau.
Hubungan Habib Zein dengan Guru Zaini sangatlah erat, beliau menganggap Guru Zaini adalah seperti anak kandungnya sendiri. Kedekatan Habib Zein dengan Guru Zaini ini sangat terlihat pada waktu Guru Zaini menikah.
Sebagaimana anak dan ayah kandung pada umumnya mereka selalu bertukar pikiran membicarakan masalah ilmu dan kemaslahatan umat. Apabila ada masalah, Guru Zaini selalu minta nasehat dan do’a kepada beliau maka tangan Habib Zein disentuhkannya ke telinga Guru Zaini dan dari lidah Habib selalu keluar kalimat “jangan dilawani pun”, dan dengan penuh hikmat yang menunjukkan kasih sayangnya yang mendalam membacakan ayat Al-Qur’an :
ﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻊ ﺍﻟﺼﺎﺑﺮﻳﻦ ﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻊ ﺍﻟﺼﺎﺑﺮﻳﻦ
Demikianlah kecintaan serta dukungan Habib Zein kepada Guru Zaini, beliau selalu mendo’akan dan menjaga lahir bathin Guru Zaini dengan mewasiatkan kepada para habaib sepeninggal beliau, karena beliau melihat dengan jelas zhohir, bathin, akhlaq dan niat Guru Zaini yang semata-mata Ittiba’ kepada Rasulullah SAW.
Kecintaan Habib Zein kepada Guru Zaini jelas terlihat, menjelang hari wafatnya, beliau berwasiat kepada saudara sepupunya Habib Ali bin Hasan al-Habsyi yang juga berasal dari Hadramaut, beliau berkata:
“Hai Ali, aku mungkin kada lawas lagi akan Tawajjuh meninggal dunia, maka anak kita ‘Guru Zaini’ banyak musuhnya, jadi ikam hai Ali, menemani Zaini ini, itu aja pesanku”,
Dijawab oleh Habib Ali: “Insya Allah”.
Maka setelah mendapat wasiat itu Habib Ali bin Hasan al-Habsyi selalu mengikuti majelis Guru Zaini, demikian pula di bulan Ramadhan Habib Ali bin Hasan ikut shalat Tarawih satu bulan penuh baik di langgar Darul Aman Keraton maupun di langgar Ar-Raudhah Sekumpul dan beliau yang membacakan do’anya. Kemudian Habib Ahmad Bin Abdurrahman As-seggaf Seiwun Hadhramaut datang ziarah ke Sekumpul atas perintah Sayidina Faqih Muqaddam di dalam Ijtima’ beliau dan bertemu Habib Ali maka Habib Ali berpesan kepada Habib Ahmad untuk tinggal di Sekumpul menemani Guru Zaini.
Kata Habib Ali bin Hasan al-Habsyi : “Ahmad.. Aku sudah hampir masanya Tawajjuh menghadap Allah, ini Guru Zaini banyak musuhnya banyak nang mehiri’i inya, aku mengharap.. Ahmad.. ikam tinggal di Martapura mendampingi akan Zaini, kasian Zaini kalau kada didampingi, inya banyak nang mehiri’ i dan memusuhi. Dan sedikit sekali nang membela dan membantu inya” maka setelah mendapat wasiat itu Habib Ahmad lama tinggal di Sekumpul.
Habib Zein Bin Muhammad al-Habsyi berpulang ke Rahmatullah pada hari Sabtu, tanggal 27 Sya’ban 1402 H / 19 Juni 1982 M, dalam usia 100 tahun lebih. Dimakamkan di belakang rumah beliau di jalan A.Yani KM. 39 Kelurahan Kampung Jawa, Martapura.

Sabtu, 10 Juni 2017

HABIB MUHAMMAD BIN HUSEIN AL AYDRUS ( Habib Neon ) Pewaris Rahasia Imam Ali Zainal Abidin Ra

Al-Habib Muhammad bin Husein al-Aydrus lahir di kota Tarim Hadramaut. Kewalian dan sir beliau tidak begitu tampak di kalangan orang awam. Namun di kalangan kaum ‘arifin billah derajat dan karomah beliau sudah bukan hal yang asing lagi, karena memang beliau sendiri lebih sering bermuamalah dan berinteraksi dengan mereka.
Sejak kecil habib Muhammad dididik dan diasuh secara langsung oleh ayah beliau sendiri al-’Arifbillah Habib Husein bin Zainal Abidin al-Aydrus. Setelah usianya dianggap cukup matang oleh ayahnya, beliau al-Habib Muhammad dengan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT merantau ke Singapura.

ﺃَََﻟَﻢْ َﺗﻜُﻦْ ﺃَﺭْﺽُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺍﺳِﻌَﺔً ﻓﺘَََﻬَﺎﺟَﺮُﻭْﺍ ﻓِﻴْﻬَﺎ

Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu? (Q.S an-Nisa’:97)
Setelah merantau ke Singapura, beliau pindah ke Palembang, Sumatera Selatan. Di kota ini beliau menikah dan seorang putri. Dari Palembang, beliau melanjutkan perantauannya ke Pekalongan, Jawa Tengah, sebuah kota yang menjadi saksi bisu pertemuan beliau untuk pertama kalinya dengan al-Imam Quthb al-Habib Abu Bakar bin Muhammad as-Seggaf, Gresik. Di Pekalongan jugalah beliau seringkali mendampingi Habib Ahmad bin Tholib al-Atthos.
Dari Pekalongan beliau pidah ke Surabaya tempat Habib Musthafa al-Aydrus yang tidak lain adalah pamannya tinggal. Seorang penyair, al-Hariri pernah mengatakan:

ﻭَﺣُﺐِّ ﺍﻟﺒِﻠَﺎﺩَ ﻓَﺄَﻳُّﻬَﺎ ﺃَﺭْﺿَﺎﻙَ ﻓَﺎﺧْﺘَﺮْﻩُ ﻭَﻃَﻦْ

Cintailah negeri-negeri mana saja yang menyenangkan bagimu dan jadikanlah (negeri itu) tempat tinggalmu
Akhirnya beliau memutuskan untuk tinggal bersama pamannya di Surabaya, yang waktu itu terkenal di kalangan masyarakat Hadramaut sebagai tempat berkumpulnya para auliaillah. Di antaranya adalah Habib Muhammad bin Ahmad al-Muhdor, Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi, Habib Abu Bakar bin Umar bin Yahya dan masih banyak lagi para habaib yang mengharumkan nama kota Surabaya waktu itu. Selama menetap di Surabaya pun Habib Muhammad al-Aydrus masih suka berziarah, terutama ke kota Tuban dan Kudus selama 1-2 bulan.
Dikatakan bahwa para sayyid dari keluarga Zainal Abidin (keluarga ayah Habib Muhammad) adalah para sayyid dari Bani ‘Alawy yang terpilih dan terbaik karena mereka mewarisi asrar (rahasia-rahasi
a). Mulai dari ayah, kakek sampai kakek-kakek buyut beliau tampak jelas bahwa mereka mempunyai maqam di sisi Allah SWT. Mereka adalah pakar-pakar ilmu tashawuf dan adab yang telah menyelami ilmu ma’rifatullah, sehingga patut bagi kita untuk menjadikan beliau-beliau sebagai figur teladan.

Diriwayatkan dari sebuah kitab manaqib keluarga al-Habib Zainal Abidin mempunyai beberapa karangan yang kandungan isinya mampu memenuhi 10 gudang kitab-kitab ilmu ma’qul/manqul sekaligus ilmu-ilmu furu’ (cabang) maupun ushul (inti) yang ditulis berdasarkan dalil-dalil jelas yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh para pakar dan ahli (para ashlafuna ash-sholihin).

Habib Muhammad al-Aydrus adalah tipe orang yang pendiam, sedikit makan dan tidur. Setiap orang yang berziarah kepada beliau pasti merasa nyaman dan senang karena memandang wajah beliau yang ceria dengan pancaran nur (cahaya). Setiap waktu beliau gunakan untuk selalu berdzikir dan bersholawat kepada datuk beliau Rasulullah SAW. Beliau juga gemar memenuhi undangan kaum fakir miskin. Setiap pembicaraan yang keluar dari mulut beliau selalu bernilai kebenaran-kebenaran sekalipun pahit akibatnya. Tak seorangpun dari kaum muslimin yang beliau khianati, apalagi dianiaya.
Setiap hari jam 10 pagi hingga dzuhur beliau selalu menyempatkan untuk open house menjamu para tamu yang datang dari segala penjuru kota, bahkan ada sebagian dari mancanegara. Sedangkan waktu antara maghrib sampai isya’ beliau pergunakan untuk menelaah kitab-kitab yang menceritakan perjalanan kaum salaf. Setiap malam Jum’at beliau mengadakan pembacaan Burdah bersama para jamaahnya.
Beliau al-Habib Muhammad al-Aydrus adalah pewaris karateristik Imam Ali Zainal Abidin yang haliyah-nya agung dan sangat mulia. Beliau juga memiliki maqam tinggi yang jarang diwariskan kepada generasi-generasi penerusnya. Dalam hal ini al-Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad telah menyifati mereka dalam untaian syairnya:

ﺛﺒﺘﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﻗـﺪﻡ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﻭﺍﻟﺼﺤﺐ # ﻭﺍﻟﺘـﺎﺑﻌﻴﻦ ﻟﻬﻢ ﻓﺴﻞ ﻭﺗﺘﺒﻊ
ﻭﻣﻀﻮ ﻋﻠﻰ ﻗﺼﺪ ﺍﻟﺴﺒﻴﻞ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻌﻠﻰ # ﻗﺪﻣﺎ ﻋﻠﻰ ﻗﺪﻡ ﺑﺠﺪ ﺃﻭﺯﻉ

_Mereka tetap dalam jejak Nabi dan sahabat-sahabatnya
Juga para tabi’in. Maka tanyakan kepadanya dan ikutilah jejaknya_
_Mereka menelusuri jalan menuju kemulyaan dan ketinggian
Setapak demi setapak (mereka telusuri) dengan kegigihan dan kesungguhan_
Diantara mujahadah beliau r.a, selama 7 tahun berpuasa dan tidak berbuka kecuali hanya dengan 7 butir kurma. Pernah juga beliau selama 1 tahun tidak makan kecuali 5 mud saja. Beliau pernah berkata, “Di masa permulaan aku gemar menelaah kitab-kitab tasawuf. Aku juga senantiasa menguji nafsuku ini dengan meniru perjuangan mereka (kaum salaf) yang tersurat dalam kitab-kitab itu”.
.

Jumat, 09 Juni 2017

Ceramah Rasulullah SAW Menjelang Bulan Ramadhan

ﻭَﻋَﻦْ ﺳَﻠْﻤَﺎﻥَ ﺍﻟْﻔَﺎﺭِﺳِﻲِّ ، ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ , ﻗَﺎﻝَ : ﺧَﻄَﺒَﻨَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺁﺧِﺮَ ﻳَﻮْﻡٍ ﻣِﻦْ ﺷَﻌْﺒَﺎﻥَ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻳَﺂ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ، ﺇِﻧَّﻪُ ﻗَﺪْ ﺃَﻇَﻠَّﻜُﻢْ ﺷَﻬْﺮٌ ﻋَﻈِﻴْﻢٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ ، ﻓِﻴْﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ ، ﻓَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ ، ﻭَﺟَﻌَﻞَ ﻗِﻴَﺎﻡَ ﻟَﻴْﻠِﻪِ ﺗَﻄَﻮُّﻋًﺎ ، ﻓَﻤَﻦْ ﺗَﻄَﻮَّﻉَ ﻓِﻴْﻪِ ﺑِﺨَﺼْﻠَﺔٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻛَﺎﻥَ ﻛَﻤَﻦْ ﺃَﺩَّﻯ ﻓَﺮِﻳْﻀَﺔً ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺳِﻮَﺍﻩُ ، ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺩَّﻯ ﻓِﻴْﻪِ ﻓَﺮِﻳْﻀَﺔً ﻛَﺎﻥَ ﻛَﻤَﻦْ ﺃَﺩَّﻯ ﺳَﺒْﻌِﻴْﻦَ ﻓَﺮِﻳْﻀَﺔً ، ﻓَﻬُﻮَ ﺷَﻬْﺮُ ﺍﻟﺼَّﺒْﺮِ ، ﻭَﺍﻟﺼَّﺒْﺮُ ﺛَﻮَﺍﺑُﻪُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔُ ، ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﻬْﺮُ ﺍﻟْﻤُﻮَﺍﺳَﺎﺓِ ، ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﻬْﺮٌ ﻳُﺰَﺍﺩُ ﺭِﺯْﻕُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦِ ﻓِﻴْﻪِ ، ﻣَﻦْ ﻓَﻄَّﺮَ ﺻَﺎﺋِﻤًﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﻋِﺘْﻖَ ﺭَﻗَﺒَﺔٍ ، ﻭَﻣَﻐْﻔِﺮَﺓً ﻟِﺬُﻧُﻮْﺑِﻪِ ﻗِﻴْﻞَ : ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪ ، ﻟَﻴْﺲَ ﻛُﻠُّﻨَﺎ ﻳَﺠِﺪُ ﻣَﺎ ﻳُﻔَﻄِّﺮُ ﺍﻟﺼَّﺎﺋِﻢَ ! ﻗَﺎﻝَ : ﻳُﻌْﻄِﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻩ
ﺍَﺫٰ ﺍﻟﺜَّﻮَﺍﺏَ ﻣَﻦْ ﻓَﻄَّﺮَ ﺻَﺎﺋِﻤًﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺗَﻤْﺮَﺓٍ ، ﺃَﻭْ ﺷَﺮْﺑَﺔِ ﻣَﺂﺀٍ ، ﺃَﻭْ ﻣَﺬْﻗَﺔِ ﻟَﺒَﻦٍ . ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺷْﺒَﻊَ ﺻَﺎﺋِﻤًﺎ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓً ﻟِﺬُﻧُﻮْﺑِﻪِ ، ﻭَﺳَﻘَﺎﻩُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻦْ ﺣَﻮْﺿِﻲْ ﺷَﺮْﺑَﺔً ﻻَ ﻳَﻈْﻤَﺄُ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺪْﺧُﻞَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ، ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﻣِﺜْﻞُ ﺃَﺟْﺮِﻩِ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺃَﻥْ ﻳَﻨْﻘُﺺَ ﻣِﻦْ ﺃَﺟْﺮِﻩِ ﺷَﻴْﺌًﺎ ، ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﻬْﺮٌ ﺃَﻭَّﻟُﻪُ ﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻭَﺃَﻭْﺳَﻄُﻪُ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓٌ ﻭَﺁﺧِﺮُﻩُ ﻋِﺘْﻖٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ، ﻭَﻣَﻦْ ﺧَﻔَّﻒَ ﻋَﻦْ ﻣَﻤْﻠُﻮْﻛِﻪِ ﻓِﻴْﻪِ ﺃَﻋْﺘَﻘَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ . ﻭَ ﺍﺳْﺘَﻜْﺜِﺮُﻭْﺍ ﻓِﻴْﻪِ ﻣِﻦْ ﺃَﺭْﺑَﻊِ ﺧِﺼَﺎﻝٍ : ﺧَﺼْﻠَﺘَﻴْﻦِ ﺗَﺮْﺿَﻮْﻥَ ﺑِﻬِﻤَﺎ ﺭَﺑُّﻜُﻢْ ﻭَﺧَﺼْﻠَﺘَﻴْﻦِ ﻟَﺎ ﻏِﻨَﻰ ﺑِﻜُﻢْ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻓَﺄَﻣَّﺎ ﺍﻟْﺨَﺼْﻠَﺘَﺎﻥِ ﺍﻟﻠَّﺘَﺎﻥِ ﺗَﺮْﺿَﻮْﻥَ ﺑِﻬِﻤَﺎ ﺭَﺑُّﻜُﻢْ ﻓَﺸَﻬَﺎﺩَﺓُ ﺃَﻥْ ﻟَﺂ ﺇِﻝٰﻩَ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَ ﺗَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭْﻧَﻪُ ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﺍﻟﻠَّﺘَﺎﻥِ ﻟَﺎ ﻏِﻨَﻰ ﺑِﻜُﻢْ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻓَﺘَﺴْﺄَﻟُﻮْﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻭَ ﺗَﻌُﻮْﺫُﻭْﻥَ ﺑِﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ .
‏( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻰ )
Dari Salman al-Farisi ra., dia berkata, bahwa Rasulullah saw. berceramah kepada kami pada akhir bulan Sya’ban :
“Wahai manusia, sungguh telah dekat kepada kalian. Bulan yang agung lagi penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, bulan yang Allah telah menjadikan puasa di dalamnya sebagai kewajiban dan bangun malam sebagai sunnah. Barangsiapa yang mendekatkan diri di dalamnya dengan melakukan amalan sunnah, maka seperti orang yang melakukan amalan wajib pada bulan lainnya. Dan barangsiapa yang melakukan amalan wajib di dalamnya, maka seperti orang yang melakukan tujuh puluh amalan wajib di dalamnya pada bulan lainnya. Ia merupakan bulan kesabaran, sedangkan pahala sabar adalah surga. Ia adalah bulan kedermawanan. Dan bulan saat rezeki orang mukmin akan ditambahkan. Barangsiapa pada bulan tersebut memberi (makanan/minuman) untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, maka itu menjadi ampunan bagi dosa-dosanya dan pembebasan bagi dirinya dari api neraka serta baginya pahala yang sama dengan pahala orang yang diberi (makanan/minuman) tersebut dengan tanpa mengurangi pahala orang itu sedikit pun." Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah setiap orang dari kami mempunyai makanan berbuka untuk diberikan kepada orang yang berpuasa?.” Beliau menjawab: “Allah akan memberikan pahala kepada orang yang memberi (makanan/minuman) berbuka puasa walaupun hanya dengan sebutir kurma, seteguk air, ataupun sesisip susu. Barangsiapa memberi minum orang yang berpuasa maka Allah akan memberi ampunan bagi dosa-dosanya, dan Allah akan memberi seteguk air minum dari telagaku, dimana dia tidak akan merasakan haus (selamanya) sampai dia masuk surga serta baginya pahala yang sama dengan pahala orang yang diberi minuman tersebut dengan tanpa mengurangi pahala orang itu sedikit pun.” Ia adalah bulan yang permulaannya (10 hari pertama) penuh dengan rahmat, pertengahannya (10 hari kedua) penuh dengan ampunan, dan akhirnya (10 hari terakhir) penuh dengan kebebasan dari api neraka. Barangsiapa meringankan beban hamba sahayanya pada bulan itu, maka Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka. Perbanyaklah pada bulan itu untuk melakukan empat hal; dua di antaranya akan mendapat ridha Tuhan kalian, dan dua hal lainnya kalian sangat membutuhkannya. Adapun dua hal yang bisa mendapatkan ridha Tuhan kalian adalah: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan memohon ampunan kepada-Nya. Adapun dua hal yang sangat kalian butuhkan adalah: memohon surga kepada Allah dan berlindung kepada-Nya dari api neraka. ” (HR. Baihaqi)
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻤَّﺎ ﺣَﻀَﺮَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺪْ ﺟَﺂﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ ﺍِﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴْﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴْﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴْﻢِ ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴْﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴْﻦُ ﻓِﻴْﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ ‏( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻰ ﻭﺃﺣﻤﺪ )
Dari Abu Hurairah, dia berkata; Ketika bulan Ramadhan tiba, Rasulullah saw. bersabda: " Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, di dalamnya Allah mewajibkan kalian berpuasa, di dalamnya pintu-pintu surga dibuka lebar-lebar dan pintu-pintu neraka ditutup rapat-rapat serta setan-setan dibelenggu. Pada bulan Ramadhan, ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, dan barangsiapa tidak mendapati malam itu maka dia telah kehilangan pahala seribu bulan. " (HR. Nasa’i dan Ahmad)
Wallahu A’lam
Oleh : Saifurroyya
Sumber : Lidwa Pustaka

Kamis, 08 Juni 2017

Mencintai Habaib / Dzuriyah Rasulullah SAW Maka Akan Dicintai Oleh Rasulullah SAW


Dikisahkan dizaman Al Imam Al Qutub Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husein Al Habsyi (Shohibul Simtud Dhuror), Beliau hendak akan berziarah kemakam Zambal (Tarim Hadromaut), ketika beliau Habib Ali Al Habsyi berziarah, beliau melihat dimakam tersebut telah kosong (Ruh para Auliya) yang biasa pada hadir setiap yang hendak akan berziarah, beliau Habib Ali Al Habsyi pun balik kerumah.Keesokan harinya beliau berziarah kembali, dan beliau bertemu dengan Sayyidina Al Faqihil Muqoddam Muhammad Bin Ali Ba’alawi, dan Habib Ali Al Habsyi bertanya kepadanya:"Wahai Imam Faqihil Muqoddam, kemana engkau, dan para auliya lainnya ketika kemarin aku berziarah ?, Engkau dan yang lainnya tidak ada ?"Imam Faqihil Muqoddam pun menjawab:"Ya Habib kemarin aku & para wali yang lain, diperintah Rasulullah SAW untuk mensholati jenazah ditanah Jawa".Habib Ali pun bertanya:"Ya Faqih jenazah siapa yang engkau dan wali yang lain mensholatinya ditanah Jawa tersebut, apakah beliau seorang Habaib atau Ahlul Bait?".Imam Faqihil Muqoddam pun menjawab:"Bukan !!! beliau bukan Habaib atau Ahlu Bait Rasulullah SAW beliau adalah seorang pedagang yang setiap berdagang membantu Habaib (Dzuriyyah Rasul SAW) dengan membawakan dagangannya Habaib dan menata dagangan Habib tersebut dll sebelum orang itu menata daganganya sendiri (setiap hari). Oleh karena itulah Rasulullah SAW mencintainya, hingga aku & wali yang lain diperintahkan untuk mensholati jenazahnya". Allahumma Sholli Wassalim Wabaarik ‘Alaih wa aala alihi.
Inilah yang disebut mencintai orang yang dicintai. Dengan kita mencintai para Dzuriyah Rasul SAW maka akan dicintai RASULULLAH SAW
Semoga bermanfaat
Masya allah ..
sholu'ala syaidina muhammad :)
allahummasholiwasalim wa barik 'alaih.. 😍😍😍…

Minggu, 04 Juni 2017

Jauhi Pacaran : 3 Syarat Taubat dari Pacaran

Tidak diragukan lagi bahwa taubat sesuatu yang harus bagi pelaku dosa, apalagi dosa tersebut adalah dosa besar. Di antara hal yang membuat dosa bisa menjadi besar adalah jika maksiat di lakukan terus menerus. Contoh di antaranya yang menyebar di kaula muda adalah pacaran. Berpacaran sudah jelas terlarang karena merupakan jalan menuju zina. Karena tidak ada pacaran yang bisa lepas dari jalan yang haram.
Berbagai Sisi Pacaran itu Terlarang
Allah Ta’ala berfirman,
ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻘْﺮَﺑُﻮﺍ ﺍﻟﺰِّﻧَﺎ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻓَﺎﺣِﺸَﺔً ﻭَﺳَﺎﺀَ ﺳَﺒِﻴﻠًﺎ
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”
(QS. Al Isro’: 32).
Ibnu Katsir berkata mengenai ayat di atas,
“Dalam ayat ini Allah melarang hamba-Nya dari zina dan dari hal-hal yang mendekati zina, yaitu segala hal yang menjadi sebab yang bisa mengantarkan pada zina.”
Dan sudah tidak diragukan lagi bahwa pacaran adalah jalan menuju zina. Karena hati bisa tegoda dengan kata-kata cinta. Tangan bisa berbuat nakal dengan menyentuh pasangan yang bukan miliknya yang halal. Pandangan pun tidak bisa ditundukkan. Dan tidak sedikit yang menempuh jalan pacaran yang terjerumus dalam zina. Makanya dapat kita katakan, pacaran itu terlarang karena alasan-alasan ini yang tidak bisa terbantahkan.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻛُﺘِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﺑْﻦِ ﺁﺩَﻡَ ﻧَﺼِﻴﺒُﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺰِّﻧَﻰ ﻣُﺪْﺭِﻙٌ ﺫَﻟِﻚَ ﻻَ ﻣَﺤَﺎﻟَﺔَ ﻓَﺎﻟْﻌَﻴْﻨَﺎﻥِ ﺯِﻧَﺎﻫُﻤَﺎ ﺍﻟﻨَّﻈَﺮُ ﻭَﺍﻷُﺫُﻧَﺎﻥِ ﺯِﻧَﺎﻫُﻤَﺎ ﺍﻻِﺳْﺘِﻤَﺎﻉُ ﻭَﺍﻟﻠِّﺴَﺎﻥُ ﺯِﻧَﺎﻩُ ﺍﻟْﻜَﻼَﻡُ ﻭَﺍﻟْﻴَﺪُ ﺯِﻧَﺎﻫَﺎ ﺍﻟْﺒَﻄْﺶُ ﻭَﺍﻟﺮِّﺟْﻞُ ﺯِﻧَﺎﻫَﺎ ﺍﻟْﺨُﻄَﺎ ﻭَﺍﻟْﻘَﻠْﺐُ ﻳَﻬْﻮَﻯ ﻭَﻳَﺘَﻤَﻨَّﻰ ﻭَﻳُﺼَﺪِّﻕُ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻔَﺮْﺝُ ﻭَﻳُﻜَﺬِّﺑُﻪُ
“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.”
(HR. Muslim no. 6925)
Dosa Mengharuskan Taubat
Allah Ta’ala berfirman,
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻮْﺑَﺔً ﻧَﺼُﻮﺣًﺎ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murniny
a).”
(QS. At Tahrim: 8)
Dijelaskan oleh Ibnu Katsir rahimahullah bahwa makna taubat yang tulus (taubatan nashuhah) sebagaimana kata para ulama adalah,
“Menghindari dosa untuk saat ini. Menyesali dosa yang telah lalu. Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang.”
Jika taubat harus memenuhi tiga syarat tersebut, maka tiga syarat orang yang taubat dari pacaran adalah:
1. Menyesal dan sedih telah berpacaran
2. Putuskan pacar sekarang juga
3. Bertekad tidak mau pacaran lagi dan menempuh jalan yang halal dengan nikah
Ujung Zina adalah Penyesalan
Luqman pernah berkata kepada anaknya,
ﻳﺎ ﺑﻨﻲ، ﺇﻳﺎﻙ ﻭﺍﻟﺰﻧﻰ، ﻓﺈﻥ ﺃﻭﻟﻪ ﻣﺨﺎﻓﺔ، ﻭﺁﺧﺮﻩ ﻧﺪﺍﻣﺔ
“Wahai anakku. Hati-hatilah dengan zina. Di awal zina, selalu penuh rasa khawatir. Ujung-ujungnya akan penuh penyesalan.
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10: 326)
Memang betul apa yang diutarakan oleh Luqman, seorang yang sholeh. Dan itu sesuai realita. Awal zina dipenuhi rasa khawatir. Coba lihat saja apa yang dilakukan oleh orang yang hendak berzina. Awalnya mereka berusaha tidak terlihat orang lain. Khawatir ada yang melihat perbuatan dosa mereka. Ujung-ujungnya dipenuhi rasa penyesalan. Karena bisa jadi si wanita hamil. Si laki dituntut tanggung jawab.
Akhirnya pusing kepayang karena perut si wanita yang makin besar dan sulit ditutupi.
Akhirnya yang ada adalah rasa malu. Naik ke pelaminan pun sudah dicap “jelek” karena terpaksa “Married because an accident”.
Semoga Allah mudahkan kita untuk senantiasa berada dalam kebaikan dan menjauhkan kita dari berbagai maksiat.
.

Sabtu, 03 Juni 2017

Amalan Untuk Ibu Hamil

Agar kehamilan kuat dan tidak keguguran ijazah dari Guru Mulia Al Alim Al Allamah Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafidz :
Disarankan membaca "Yaa Hasiib" 7 kali, setiap selesai sholat wajib (sambil mengelus perut).
Adab dan do'a bagi wanita hamil hingga proses melahirkan
Para salafus sholeh mendidik anak-anak mereka semenjak dari kandungan dengan cara mengajak istrinya diwaktu hamil untuk selalu melakukan amalan-amalan baik seperti membaca al-Qur'an hingga hattam berkali-kali, bersholawat, dzikir dan selalu mendo'akan anak yang dikandung dengan harapan supaya menjadi anak yang sholeh, qurrotul 'ain Rasulullah SAW, berbakti kepada orang tuanya, mengikuti jejak para salafus sholeh, menjadi orang yang bermanfaat dalam agama untuk dirinya dan umat islam dll.
Adapun do'a buat wanita hamil banyak dan diantarannya :
Do'a untuk wanita hamil ( dari Al Imam Al Quthb Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf )
Dibaca setiap habis sholat lima waktu
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮّﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮّﺣﻴﻢ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَ ﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺣْﻔَﻆْ ﻭَﻟَﺪِﻱْ ﻣَﺎ ﺩَﺍﻡَ ﻓِﻲْ ﺑَﻄْﻨِﻲ ﻭَﺍﺷْﻔِﻪِ ﻣَﻊَ ﺃُﻣَﺔِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَ ﺳَﻠَّﻢَ ﻧَﺒِﻴِّﻚَ ﻭَ ﺭَﺳُﻮْﻟِﻚَ، ﺃَﻧْﺖَ ﺷَﺎﻑٍ ﻻَ ﺷِﻔَﺎﺀَ ﺇِﻻَّ ﺷِﻔَﺎﺀُﻙَ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻋَﺎﺟِﻼً ﻻَﻳُﻐَﺎﺩِﺭُ ﺳَﻘَﻤًﺎ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻮِّﺭْﻩُ ﻓِﻲْ ﺑَﻄْﻨِﻲْ ﺻُﻮْﺭَﺓً ﺣَﺴَﻨَﺔً، ﻭَﺛَﺒِّﺖْ ﻗَﻠْﺒَﻪُ ﺇِﻳْﻤَﺎﻧًﺎ ﺑِﻚَ ﻭَ ﺑِﺮَﺳُﻮْﻟِﻚَ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺃَﺧْﺮِﺟْﻪُ ﻣِﻦْ ﺑَﻄْﻨِﻲْ ﻭَﻗْﺖَ ﻭِﻻَﺩَﺗِﻲْ ﺳَﻬْﻼً ﻭَ ﺳَﻠِﻴْﻤًﺎ ﻓِﻲْ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴﺎ ﻭ ﺍﻵﺧﺮﺓ، ﻭ ﺗﻘﺒﻞ ﺩﻋﺎﺀﻧﺎ ﻛﻤﺎ ﺗﻘﺒﻠﺖ ﺩﻋﺎﺀ ﻧﺒﻴﻚ ﻭ ﺭﺳﻮﻟﻚ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺁﻟﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ، ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﺣﻔﻆ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﺃَﺧْﺮَﺟَﻚَ ﻣِﻦْ ﻋَﺎﻟَﻢِ ﺍﻟﻈَّﻼَﻡِ ﺇِﻟَﻰ ﻋَﺎﻟَﻢِ ﺍﻟﻨُّﻮْﺭِ ﻭَ ﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﺻَﺤِﻴْﺤًﺎ ﻛَﺎﻣِﻼً ﻋَﺎﻗِﻼً ﻟَﻄِﻴْﻔَﺎ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﺷَﻬِﻴْﺪًﺍ ﻭَ ﻣُﺒَﺎﺭَﻛًﺎ ﻭ َﻋَﺎﻟِﻤًﺎ ﻭَ ﺣَﺎﻓِﻈًﺎ ﻣِﻦْ ﻛَﻼَﻣِﻚَ ﺍْﻟﻤَﻜْﻨُﻮْﻥِ ﻭَﻛِﺘَﺎﺑِﻚَ ﺍﻟْﻤَﺤْﻔُﻮْﻅِ، ﺍﻟﻠّﻬُﻢَّ ﻃَﻮِّﻝْ ﻋُﻤْﺮَﻩُ ﻭَ ﺻَﺤِّﺢْ ﺟَﺴَﺪَﻩُ ﻭَﺃَﻓْﺼِﺤْﻪُ ﻟِﻘِﺮَﺍﺀَﺓِ ﺍْﻟﻘُﺮْﺁﻥِ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﺻَﺒْﺮًﺍ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﻤَﺮَﺽِ ﻭَ ﺍْﻷَﺳْﻘَﺎﻡِ ﻭَﺍﻟْﻌَﻄَﺶِ ﺑِﺒَﺮْﻛَﺔِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺁﻟﻪِ ﻭَ ﺳَﻠَّﻢَ ﻭَ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﺍْﻷَﻧْﺒِﻴَﺎﺀِ ﻭَ ﺍْﻟﻤُﺮْﺳَﻠِﻴْﻦَ ﻭَ ﺍْﻟﻤَﻼَﺋِﻜَﺔِ ﺍْﻟﻤُﻘَﺮَّﺑِﻴْﻦ،َ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻭَ ﻣَﻼَﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲْ ﻳَﺂ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮْﺍ ﺻَﻠُّﻮْﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮْﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤَﺎ، ﻭَﺁﺧِﺮُ ﺩَﻋْﻮَﺍﻧَﺎ ﺃَﻥِ ﺍْﻟﺤَﻤْﺪُ ﻟِﻠّﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍْﻟﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ . ﺁﻣﻴﻦ
Do'a dari Al Imam Al Habib Ahmad bin Hasan Al Athos di dalam kitab tadzkirun nas agar tidak keguguran insya Allah.
Maka dianjurkan bagi wanita hamil untuk meletakkan tangannya diatas perutnya sambil membaca ya hasiib 7 kali disetiap habis sholat 5 waktu :
ﻳﺎ ﺣﺴﻴﺐ x ٧
"Dan adapun do'a untuk memudahkan proses melahirkan sebagaimana yang disebutkan dalam kitab al-adzkar dari hadist Rasulullah SAW dan diamalkan salafus sholeh"
Yaitu terlebih dahulu membaca ayat kursi :
ﺍﻟﻠﻪُ ﻵَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﺤَﻲُّ ﺍﻟْﻘَﻴُّﻮﻡُ، ﻻَ ﺗَﺄْﺧُﺬُﻩُ ﺳِﻨَﺔٌ ﻭ َﻻَ ﻧَﻮْﻡُُ، ﻟَّﻪُ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﺍْﻷَﺭْﺽِ، ﻣَﻦ ﺫَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺸْﻔَﻊُ ﻋِﻨﺪَﻩُ ﺇِﻻَّ ﺑِﺈِﺫْﻧِﻪِ، ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﻳْﺪِﻳﻬِﻢْ ﻭَ ﻣَﺎﺧَﻠْﻔَﻬُﻢْ ﻭ َﻻَ ﻳُﺤِﻴﻄُﻮﻥَ ﺑِﺸَﻲْﺀٍ ﻣِّﻦْ ﻋِﻠْﻤِﻪِ ﺇِﻻَّ ﺑِﻤَﺎ ﺷَﺂﺀَ، ﻭَﺳِﻊَ ﻛُﺮْﺳِﻴُّﻪُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَ ﺍْﻷَﺭْﺽَ، ﻭ َﻻَ ﻳَﺌُﻮﺩُﻩُ ﺣِﻔْﻈُﻬُﻤَﺎ ﻭ َﻫُﻮَ ﺍﻟْﻌَﻠِﻲُّ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢ .
Lalu bacalah ayat dibawah ini 3 kali :
ﺇِﻥَّ ﺭَﺑَّﻜُﻢُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭ ﺍﻷﺭﺽ ﻓﻲ ﺳﺘﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﺛﻢ ﺍﺳﺘﻮﻯ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺮﺵ . ﻳﻐﺸﻲ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻭ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ ﻳﻄﻠﺒﻪ ﺣﺜﻴﺜﺎ ﻭ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻭ ﺍﻟﻘﻤﺮ ﻭ ﺍﻟﻨﺠﻮﻡ ﻣﺴﺨﺮﺍﺕ ﺑﺄﻣﺮﻩ . ﺍﻻ ﻟﻪ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻭ ﺍﻷﻣﺮ . ﺗﺒﺎﺭﻙ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ x٣
Kemudian baca surat al ikhlas dan mu'awwidzatain dan al fatehah :
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﻗﻞ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺣﺪ، ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺼﻤﺪ، ﻟﻢ ﻳﻠﺪ ﻭ ﻟﻢ ﻳﻮﻟﺪ، ﻭ ﻟﻢ ﻳَﻜُـﻦْ ﻟَﻪُ ﻛُﻔُـﻮًﺍ ﺃَﺣَـﺪٌ .
ﺑِﺴْﻢ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ
ﻗُﻞْ ﺃَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﺮَﺏِّ ﺍﻟْﻔَﻠَﻖِ، ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻣﺎَ ﺧَﻠَﻖَ، ﻭ َﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻏَﺎﺳِﻖٍ ﺇِﺫَﺍ ﻭَﻗَﺐَ، ﻭ َﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺍﻟﻨَّﻔَّﺎﺛَﺎﺕِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻌُﻘَﺪِ، ﻭ َﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺣَﺎﺳِﺪٍ ﺇِﺫَﺍ ﺣَﺴَﺪ .
ﺑِﺴْﻢ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ
ﻗُﻞْ ﺃَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﺮَﺏِّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ، ﻣَﻠِﻚِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ، ﺇِﻟَﻪِ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ، ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﺍﻟْﻮَﺳْﻮَﺍﺱِ ﺍﻟْﺨَﻨَّﺎﺱِ، ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻮﺳﻮﺱ ﻓﻲ ﺻﺪﻭﺭ ﺍﻟﻨﺎﺱ، ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻭ ﺍﻟﻨﺎﺱ .
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ، ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ، ﻣﺎﻟﻚ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺪﻳﻦ، ﺇﻳﺎﻙ ﻧﻌﺒﺪ ﻭ ﺇﻳﺎﻙ ﻧﺴﺘﻌﻴﻦ، ﺍﻫﺪﻧﺎ ﺍﻟﺼﺮﺍﻁ ﺍﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ، ﺻﺮﺍﻁ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺃﻧﻌﻤﺖ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻏﻴﺮ ﺍﻟﻤﻐﻀﻮﺏ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻭ ﻻ ﺍﻟﻀﺂﻟﻴﻦ . ﺁﻣﻴﻦ
Kemudian perbanyaklah do'a alkarb :
ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﺍْﻟﻌَﻈَﻴﻢ ﺍﻟﺤﻠﻴﻢِْ، ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ، ﻻَﺍِﻟَﻪَ ﺍِﻻَّﺍﻟﻠﻪُ ﺭَﺏُّ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﺍﻟﺴَّﺒْﻊِ ﻭَ ﺍﻷَﺭَﺿِﻴْﻦَ ﺍﻟﺴَّﺒْﻊِ ﻭَ ﺭَﺏُّ ﺍْﻟﻌَﺮْﺵِ ﺍْﻟﻜَﺮِﻳْﻢِ .
Kemudian bagi suami dianjurkan untuk memperbanyak bacaan do'a dibawah ini ketika istrinya sudah ada tanda-tanda melahirkan :
ﺣﻨﺎ ﻭﻟﺪﺕ ﻣﺮﻳﻢ، ﻣﺮﻳﻢ ﻭﻟﺪﺕ ﻋﻴﺴﻰ ﺃﺧﺮﺝ ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻤﻮﻟﻮﺩ ﺑﺈﺫﻥ ﺍﻟﻤﻠﻚ ﺍﻟﻤﻌﺒﻮﺩ .
1